CHAPTER 2 |• KEMARAHAN AURIGA

4 1 0
                                    

 HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

... HAPPY READING...

Tubuh Arutala dihempas begitu saja oleh Auriga hingga membuat tubuh itu membentur sebuah tumpukan membuat bangku yang tak lagi di gunakan, hingga beberapa bangku jatuh. Belum cukup disitu Auriga melayangkan pukulannya tapi pukulan itu sama sekali tidak mengenai Arutala.

" Gue yakin seratus persen Lo nggak suka Zaru kan?" Tanya yang hanya dijawab oleh kesunyian karena bibir Arutala masih senantiasa mengatup, tak minat menjawab pertanyaan Auriga yang jelas jelas jawabannya sudah diketahui oleh laki laki itu.

" Kalau Lo nggak suka dia, kenapa Lo ajak pacaran Tala?" Amuk Auriga yang sudah frustasi dengan pola pikir Arutala yang slalu membuat dirinya mengelus dada.

" Emangnya kenapa? Nggak boleh? Bukannya orang itu ngelakuin hubungan bejat tanpa didasari perasaan suka." Tanya Arutala dengan nada seperti menantang. Laki laki itu lantas mendorong tubuh Auriga agar menjauh darinya, lalu bangkit sembari mengibaskan debu yang menempel di seragam putihnya.

Rahang Auriga lantas mengeras. " ARUTALA." Bentak Auriga yang sudah tersulut emosinya. Tangannya lantas menarik kuat kerah baju seragam Arutala hingga salah satu kancingnya lepas.

" Jangan pernah Lo tiru sikap bejat itu." Ketus Auriga dengan sorot mata nyalang penuh dengan gejolak api kemarahan.

Sungguh tak ada kata lelah dikamus Auriga perihal mengingatkan kepada adiknya ini untuk tidak mencontoh sikap jelek seseorang terutama seseorang yang begitu mereka benci.

" Ya." Jawab Arutala singkat sebagai bentuk akhir dari pertengkaran ini.

Karena jika mereka sudah bertengkar dan salah satu dari mereka mulai mengungkit seseorang yang membuat hidup mereka selayaknya setumpuk sampah yang pantas disisihkan dan dianggap menjijikkan oleh orang lain tanpa memedulikan perasaan mereka bagaimana, pertengkaran diantara mereka tak akan pernah berakhir hingga salah satu dari mereka memilih mengalah untuk mengakhirinya. Bagaimanapun juga mereka selayaknya air dan api yang sulit bersatu dan slalu bentrok satu sama lain, walaupun begitu mereka saling melengkapi satu sama lain.

Auriga langsung melepas cengkeramannya sembari mengalihkan pandangannya kearah lain untuk meredakan emosinya. Sedangkan Arutala mengusap wajahnya kasar, ia akui disini dirinya salah, tak seharusnya dirinya bermain main dengan namanya perasaan apalagi itu tentang perasaan suka yang terlihat begitu tulus. Tapi apakah cinta itu tulus itu benar benar ada? Sampai sekarang Arutala masih belum percaya bahwa cinta tulus itu ada, nyatanya di dunia ini masih banyak namanya perselingkuhan dan kata kata manis yang berjanji akan setia tapi nyatanya hanyalah bualan semata. Lantas ketulusan sebenarnya itu seperti apa?

" La, gue yakin Lo lakuin ini semua ada alasannya kan?" Tanya Auriga, nada suara laki laki itu sudah berubah seperti biasanya tanpa ada gemuruh amarah terselip disetiap untaian kalimat yang keluar dari mulut laki laki itu.

Bukan tanpa alasan Auriga menanyakan ini, mengenal Arutala selama 8 tahun, Auriga kenal betul gelagat Arutala bagaimana jika sudah melakukan sesuatu yang terbilang menyimpang dan tak pantas pasti menyimpan alasan kuat kenapa laki laki itu melakukannya, hanya saja Arutala slalu saja memilih diam seolah meminta orang terdekatnya untuk melihat nanti hasilnya bagaimana dan tidak diizinkan untuk ikut campur.

Arutala tak menjawab pertanyaan itu, malah pergi meninggalkan Auriga dengan perasaan yang berkecamuk.

Entah mengapa setelah Arutala pergi suasana di gudang berubah menjadi begitu sunyi hingga membuat bulu kuduk Auriga berdiri, sial ini kenapa? Apa mungkin penghuni sekolahan ini marah atas perbuatannya tadi? Jika iya, waduh ini bahaya dan Auriga benci suasana yang berbau horor.

" Mbah kula nyuwun pangapunten atas kelepatan kula kaleh sederek kula meniko wau." Ucap Auriga ketakutan dengan logat Jawa yang begitu kental. Kedua tangan laki laki itu saling merapat sebagai bentuk ia benar benar minta maaf.

[ Mbah saya minta maaf atas kesalahan saya dan saudara saya tadi.]

Tak ingin berlama lama disini, Auriga lantas berlari menyusul Arutala. " OI TALA TUNGGUIN GUE, GUE TAKUT."

******

Gaza dan Nantha benar benar dibuat jengkel oleh dua saudara itu yang tak lempar tapi terlihat kembar, bisa bisa mereka pergi tanpa meninggalkan uang sepeser pun untuk membayar makanan dan minuman yang mereka pesan.

" Hidup memang kadang kidding, kadang anjing." Umpat Nantha kesal.

Kekesalan Nantha semakin bertambah saat kepalanya tiba tiba dijitak oleh seorang gadis yang sikapnya sebelas duabelas dengan Zaru hanya saja yang membedakan dengan keduanya adalah gadis ini masih memiliki malu selebihnya sama yaitu biang onar langganan bk.

" Serius Arutala sama Zaru pacaran?" Tanyanya lagi yang masih belum percaya dengan berita tersebut.

" Iya Zerrin, Arutala sama Zaru resmi pacaran." Kesal Gaza, entah ini sudah keberapa kali mengulangi kalimat yang sama karena setiap kali berpapasan dengan siswa atau siswi SMA Garuda mereka akan mempertanyakan pertanyaan yang sama mengenai kebenaran berita yang booming tersebut.

Sontak Zerrin menutup mulutnya, syok dengan berita tersebut yang benar benar gila. Tapi dalam hitungan detik ekspresi gadis itu berubah kala matanya menangkap sosok yang slalu memenuhi pikiran serta hatinya saat ini.

" BUBUB." Pekiknya yang langsung berlari kearah Auriga dengan senyuman yang mengembang indah. Hal itu membuat Gaza dan Nantha menoleh kearah Auriga kemudian beralih kearah Arutala yang berpenampilan jauh berbanding terbalik dengan terakhir kali mereka lihat saat di kantin.

Arutala menatap kedua pasangan itu dengan raut wajah datar, ada perasaan yang menjengkelkan hadir dan menggelitik hatinya. Perasaan itu tidak lain adalah perasaan iri yang bercampur perasaan yang lainnya hingga membentuk sebuah untaian tali rumit yang sulit untuk diuntai satu persatu. Perasaan itu yang slalu membuat Arutala kembali mempertanyakan arti sesungguhnya cinta? Walaupun begitu Arutala tau sedikit mengenai cinta yang bagaikan pil pahit dan manis, tapi sialnya saat ia mengenal cinta lebih dalam yang ia dapatkan malah pil pahit sehingga rasa pahitnya begitu membekas hingga sulit untuk dihilangkan.

" Zerrin lihat baju gue rusak gara gara bubub Lo itu." Adu Arutala dengan wajah memelas sembari menunjukkan baju atasnya yang kehilangan kancing baju.

Hal itu sontak membuat Auriga melotot kearah Arutala. ' sialan Lo Tala, Lo manfaatin Zerrin buat balas perbuatan gue.' batinnya geram.

Sebelum dirinya mulai memberikan penjelasan, telinganya susah ditarik oleh Zerrin diikuti mulut gadis itu tak henti hentinya memberikan petuah mengenai jika dengan saudara itu harus hidup rukun jangan berantem, bagaimanapun susah senang sudah dilalui bersama sejak masih kecil dan slalu saling menguatkan satu sama lain. Saking kencangnya Zerrin menarik telinga Auriga membuat laki laki itu berteriak kesakitan.

Arutala tertawa penuh kemenangan. Cara ini slalu ampuh setiap kali ia ingin membalas Auriga tanpa perlu dirinya susah payah membuang tenaga. Tak berselang lama bel sekolah berbunyi nyaring menandakan jam istirahat telah berakhir dan jam pelajaran sebentar lagi akan di mulai sehingga Arutala pamit untuk pergi kembali ke kelasnya diikuti Gaza disampingnya sembari menyodorkan hadiah pemberian Zaru tadi yang ia tinggalkan.

" Buang aja."

" HA?"

.
.
.
.

Yuhuuu ups lagi nih guys

Seperti biasa aku sebagai author minta maaf jika ada salah kata atau kalimat

Bye bye

Jangan lupa vote dan komen

See you..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VOLER HAUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang