Asap rokok melayang di udara, memenuhi bar sempit dengan bau tembakau dan alkohol yang bercampur jadi satu. Arsen duduk di sudut gelap ruangan, satu tangan menggenggam gelas berisi bourbon setengah penuh, sementara tangan satunya memainkan koin emas yang terus diputar di atas meja kayu kasar. Matanya yang tajam, berwarna gelap seperti lubang tak berdasar, hanya fokus pada pantulan lampu bar yang berkedip-kedip di permukaan koin.
Suara langkah sepatu hak tinggi menggema di lantai kayu bar yang tua. Arsen menghela napas panjang, matanya bergulir ke atas sebelum ia menoleh perlahan ke arah sumber suara. Wanita itu, mengenakan gaun merah yang lebih pendek dan belahan terbuk, berjalan dengan percaya diri ke arahnya. Bibirnya yang merah terang melengkung dalam senyuman penuh maksud.
"Sendirian di sini, sayang?" tanyanya, suaranya mendesah lembut, seolah mencoba mencairkan tembok dingin yang memancar dari aura Arsen.
Tak tanggung-tanggung Arsen langsung mengusirnya. "Apa? Pergi kau, dasar sok akrab."
Wanita itu tampak terkejut, senyumnya memudar sedikit, tetapi ia tetap berdiri tegak, seolah menolak menyerah pada penghinaan tiba-tiba itu. Ia melipat tangannya di dada, "Sombong sekali, ya? Apa kau selalu bersikap kasar pada wanita?" tanyanya, nada suaranya kini lebih tajam, mencoba menantang.
Arsen hanya mengangkat alisnya sedikit, seperti tak percaya ada seseorang yang mau memperpanjang interaksi ini. Ia memutar koin emas di antara jarinya sebelum menghentikannya dengan sebuah klik yang terdengar jelas di udara penuh asap. "Kasar?" tanyanya balik, suaranya dingin. "Memang. Aku tidak punya banyak waktu untuk jalang murahan dengan lubang longgar."
Ruangan bar yang semula dipenuhi obrolan samar dan denting gelas mendadak terasa lebih sunyi. Beberapa kepala menoleh ke arah Arsen dan wanita itu, sebagian pura-pura tak peduli, sementara yang lain menunggu drama yang mungkin saja meletus.
Wajah wanita itu memerah-antara malu, marah, atau keduanya. Dia mengatupkan rahangnya, bibir merahnya yang sebelumnya tersenyum kini melengkung ke bawah. "Apa katamu?"
Arsen tidak bereaksi lebih dari sekadar menyeringai kecil, lalu melanjutkan memutar koin emasnya seperti tak ada yang terjadi. "Kau dengar sendiri, bukan? Kalau tidak, kupikir otakmu mungkin seburuk pilihan pakaianmu."
Wanita itu mendengus, mencoba menguasai dirinya. "Kau pikir kau siapa, hah? Seorang bangsawan?"
Arsen akhirnya menatapnya lagi, kali ini dengan tatapan yang lebih dingin, seperti pisau yang tajam tapi tak terburu-buru menusuk. Dia berdiri perlahan, menyentuh bahunya sambil bersandar sedikit ke arahnya. "Aku seseorang yang tidak kau inginkan untuk diajak bercanda. Jadi, sebelum aku mengatakan sesuatu lebih buruk lebih baik kau berbalik, berjalan, dan lupakan percakapan ini."
"Aku menghargai wanita kok, tapi tidak dengan wanita sepertimu."
Kata-katanya sederhana tapi menohok, dengan nada yang membuat wanita itu kehilangan kata-kata. Dia melangkah mundur tanpa sadar, hak sepatunya berbunyi keras di atas lantai kayu. Beberapa pria di sekitar bar menyembunyikan senyum mereka di balik gelas minuman.
Asap rokok yang melayang di udara mulai memudar saat pintu bar berderit terbuka. Cahaya senja dari luar menyelinap masuk, menyilaukan sesaat sebelum pintu itu kembali tertutup rapat. Suasana bar kembali gelap, namun perhatian Arsen terpaku ke arah sosok yang baru saja masuk. Dia mengenakan seragam angkatan laut yang terlalu rapi untuk tempat sesuram ini, jaket biru tua dengan tanda pangkat berkilauan di pundaknya.
Arsen menyandarkan tubuhnya ke kursi, mengangkat gelas bourbonnya seolah menyambut pemandangan itu. "Akhirnya datang juga," gumamnya, matanya yang tajam mengikuti langkah pria itu.
Bastian, dengan posturnya yang tegap dan wajah tanpa cela, berjalan dengan tenang melintasi bar, tidak memedulikan tatapan penasaran yang dilemparkan oleh beberapa pelanggan. Sepatunya berderap pelan di lantai kayu, menandakan keteguhan setiap langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Sister; Matthias
Fanfiction❛ aku akan tetap mencintaimu meskipun kau adalah adik kandungku sendiri ❜ ↬ [ yandere ] Matthias x f! readers