3.

55 16 12
                                    

"mommy apa ada yang bisa chai bantu?" Tanya chai yang berdiri di samping peat yang tengah menyiapkan makanan peat yang melihat anaknya itu hanya tersenyum "tentu sayang, bisakah chai meletakan piring ini diatas meja" jawab peat yang memberikan beberapa piring untuk anaknya

"Tentu mommy" ucap chai yang menerima piring dari peat dan membawanya kearah meja makan

"Apa ada yang bisa aku lakukan peat?" Tanya dew yang berdiri di hadapan peat dengan senyuman di wajahnya

"Ah phi bisakah kau membawa makanan yang sudah selesai ini ke atas meja" jawab peat tanpa mengalihkan tatapan pada dew

"Tentu peat" ucap dew yang langsung mengambil piring yang sudah berisi masakan kearah meja makan

"Baiklah ini yang terakhir, kita bisa makan malam sekarang" ucap peat yang meletakan hidangan terakhir dan mendudukan tubuhnya ke kursi yang berhadapan langsung dengan dew dan chai yang disampingnya.

"mommy bisakah aku mendapatkan itu" ucap chai yang menunjukkan kearah Makanan yang berada di hadapan peat

"Tentu sayang mana piring mu"

"Terima kasih mommy"

"Phi mana piring mu, makanlah yang banyak akhir-akhir ini kau sangat sibuk hingga kau terlihat kurus"

"Baiklah peat, terima kasih" jawab dew dengan senyuman manisnya lalu merekapun memulai makan malam itu dengan tenang di selingi canda tawa mereka yang membuat suasana ruang makan itu menjadi hangat

"Phi, Chai apa kalian di dalam" ucap peat yang membuka pintu kamar anaknya itu, peat melihat kearah ranjang anaknya dan melihat dew dan chai yang sudah tertidur lelap dengan saling berpelukan peat yang melihat itupun tersenyum dan melangkah menuju ranjang anaknya dan menyelimuti tubuh keduanya

"harusnya kau yang berada di posisi ini Hia bukan orang lain" ucap peat dengan lirih yang membelai lembut kepala anaknya lalu mengecup kening chai dan melangkah keluar dari kamar anaknya menuju kamarnya untuk beristirahat.

Pagi harinya terlihat peat yang sudah selesai membuat sarapan pagi untuk mereka bertiga.

"Selamat pagi mommy/peat" ucap chai dan dew bersama yang melangkah mendekati peat yang tengah menata sarapan diatas meja makan

"Selamat pagi sayang/phi, kemarilah aku sudah menyiapkan sarapan untuk kalian"

Sementara itu di sebuah mobil baru saja sampai di depan sebuah rumah sederhana yang terlihat asri terlihat dua orang keluar dari dalam mobil yang melihat sekeliling rumah tersebut

"Ini sangat bagus fort, aku tidak menyangka Paman Porche menyimpan tempat sebagus ini disini" ucap bos yang takjub dengan pemandangan disana

"Kau benar bos, aku baru pertama kali kesini teryata disini sangat indah sekali" ucap fort yang membenarkan ucapan bos tentang tempat itu

"Baiklah sebaiknya kita membereskan semua barang kita sekarang lalu membeli kebutuhan yang kita butuhkan selama disini"

"Kau benar ayo"

Lalu mereka berdua langsung masuk kedalam rumah yang akan mereka tepati selama beberapa bulan kedepan selama disana

"Mommy apa hari ini mommy tidak pergi ke toko?" Tanya chai yang melihat peat yang masih bersantai di rumah nya karna biasanya mommy nya akan pergi untuk bekerja setelah mengantarnya atau jika itu hari Minggu seperti ini dia akan mengajaknya pergi ke toko

"Ah mommy lupa memberitahukan mu, hari ini mommy libur untuk menemanimu seharian ini"

"Benarkah mommy"

"Emm tentu, mommy hari ini milikmu sepenuhnya na"

"Yey terima kasih mommy aku mencintaimu" ucap chai yang menerjang peat dan memeluknya dengan erat yang di balas oleh peat dengan lembut yang tersenyum melihat chai yang bahagia

"Apapun untuk mu Sayang, oh yah mommy akan mengajakmu pergi keluar hari ini" ucap peat yang membuat chai melepaskan pelukannya dan menatap wajah peat dengan penasaran dimatanya

"Kita akan kemana mommy" tanya chai dengan rasa penasaran diwajahnya

"Itu rahasia sayang, kau akan tahu saat kita sampai di sana" jawab peat yang terkekeh kecil melihat wajah penasaran anaknya itu

"Baiklah mari kita bersiap untuk pergi kesana na"

"Ayo mommy"

"Fort apa kau sudah selesai?" Tanya bos yang bersandar di pintu kamar fort

"Yah aku sudah selesai" jawab fort yang baru saja selesai membereskan bajunya kedalam lemari

"Jika sudah, ayo kita pergi membeli barang untuk kebutuhan kita nanti"

"Baiklah ayo"

Disisi lain chai dan peat sudah sampai di tempat yang peat janjikan pada chai

"Kita sudah sampai, apa chai suka?" Tanya peat yang melihat kearah chai yang berada di sampingnya

" Emm chai suka, aku tidak sabar melihat kedalam" jawab chai yang tersenyum senang kearah peat

"Ayo kita masuk jika begitu"

"Mommy lihat ikan itu, mereka sangat besar" Tunjuk chai kearah akuarium besar yang melibatkan seekor ikan hiu yang sedang berenang didalamnya.

"Apa chai menyukai tempat ini?" Tanya peat yang melihat kearah anaknya itu

"Hem, chai sangat suka bisakah lain kali kita kembali kesini lagi mommy" Tanya chai yang mengalihkan pandangannya kearah peat dengan pandangan berharap padanya

"Tentu sayang"

Lalu merekapun berjalan mengitari tempat tersebut dengan sesekali chai yang bertanya tentang hewan laut yang dia lihat kepada peat, setelah mereka puas berkeliling akuarium tersebut akhirnya mereka memutuskan untuk pulang

"Sayang mommy harus pergi ke toilet sebentar, apa chai mau ikut? "

"Chai akan menunggu disini saja mommy"

"Baiklah jika seperti itu, tapi ingat jika ada yang mengajakmu pergi chai tidak boleh ikut na, chai harus menunggu mommy disini dan jangan pergi kemana-mana jika mommy belum kembali apa chai mengerti?"

"Emm... Chai mengerti mommy"

Setelah peat meninggalkannya chai terlihat tenang berdiri di depan sebuah toko dengan dengan boneka hiu di tangannya menunggu mommy nya kembali dari arah belakangnya terlihat seorang Pria tua yang membawa cup minuman terlihat sibuk dengan handphone yang berada di genggamannya hingga dia tidak memerhatikan sekitar dan menabrak chai yang berdiri di hadapannya hingga cup yang pria itu bawa jatuh mengenai baju pria tua itu dan juga boneka yang chai bawa

"Sialan, apa kau tidak punya mata hah" teriak pria tua tersebut kearah chai yang menunduk mengambil bonekanya yang sudah kotor terkena kopi yang tumpah mengenainya dan menarik perhatian para pengunjung lain melihat kearah mereka

"Hey bocah apa kau tuli, dimana orang tuamu hah"

Chai yang tidak mendengar teriakan pria tersebut dia hanya terdiam dengan mata yang sudah memerah menahan air matanya agar tidak jatuh membasahi pipinya hingga pria tua yang kesal karna dia abaikan oleh chai langsung menarik tangan chai dengan kasar untuk melihat kearahnya

"Dasar tidak sopan, Apa kau tidak diajarkan sopan santun oleh orang tuamu" ujar pria tersebut yang menaikan tangannya untuk memukul chai yang hanya diam menunduk memegang erat boneka di pelukannya.

Hingga saat tangan pria tua itu ingin mengenai tubuh chai sebuah lengan menahannya dari arah samping pria tua yang melihat tangannya yang tertahan dia melihat kearah sampingnya dan menemukan seorang pria yang menahan tangannya.

"Wow, kau cukup berani bermain tangan dengan anak kecil pak tua"

"Siapa kau? Jangan Menggangu urusan ku"

TBC.

ada yang bisa tebak itu siapa? Kalo kalian tahu bisa coment yah 😆 jangan lupa juga untuk vote yah
happy Reading semua

Perfect family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang