sekarang Jean berada di rumah nya, dengan keadaan sadar tapi sedikit lemah, membuat Nala dan oline bertanya kepadanya.
"lu bikin salah apa sampai di apain bg andika kayak gini?" tanya Nala
"gue gpp, lebay banget kalian tu sampai nangis begitu" jawab Jean sedikit tertawa karna tidak mau membuat sahabatnya sedih atas kejadian yang menimpa nya.
"lu kalo di tanya jawabanya pasti gpp terus, sampai kapan sih lu mau ceritain hal yang bikin lu kayak gini terus terusan!!" oline kesal melihat sahabatnya itu.
"oh iya, delyn gimana? udah kalian anterin pulang kan?" Jean mengelak
"kalian tu kenapa lagi sih?, berantem mulu, padahal dulu kalian ga kayak gini" tanya Nala
"jangan bodoh begitu la nal, masa lu kaga paham yang terjadi di antara kami berdua" jawab Jean.
"tau tuu!!" timpal oline.
"lu ga mau nyari yang lain juga Jean? banyak kan yang mau ngedeketin lu, lu respon atau ga?" oline kembali bertanya.
"kalo hal kayak begitu mudah bagi gue, dari kemarin kemarin udah dapet line line. dia disana merayakan cinta barunya, sedangkan gue Disini mau dekat sama orang aja berasa selingkuh dari dia. benar kata dia, kita fokus masing-masing aja dulu, dia fokus bersama orang barunya, sedangkan gue fokus membersihkan luka gue yang berserakan ini." Jean terkekeh kecil dan melihat ke arah Nala yang sudah menangis ke arahnya.
"why bro??"
"Live longer my friend, I will always love you" mendengar itu membuat Jean tersenyum manis dan memeluk sahabatnya itu.
"pasti ituu" jawab Jean dan oline yang ikut bergabung dengan pelukan mereka.
ponsel milik jean bergetar dan Jean mengambil nya di atas meja di samping kasurya. dengan wajahnya yang bingung membuat sahabatnya bertanya-tanya, menggeser keatas tombol untuk mengangkat panggilan itu.
kak indah
"aku di depan rumah kamu sekarang, tolong keluar ya"Jean
"eh kenapa kak malam malam ke sini? bentar yaa"jean mematikan teleponnya meminta nala untuk menjemput indah di bawah.
melihat indah masuk ke kamarnya membuat Jean melebarkan senyumnya.
"kita pulang dulu ya bro, kak" ucap Nala dengan menarik oline.
"ah iya, hati hati ya dek" ucap indah.
tidak mau menganggu waktu mereka, mungkin kak indah ada yang mau dia omongin ke sahabatnya itu.
sekarang Jean dan indah duduk berdua di balkon kamarnya dengan indah yang menatap Jean dan memeriksa bekas luka itu.
"kamu berantem sama siapa lagi hmm?" tanya indah
jarak di antara keduanya sangat dekat membuat Jean gugup.
mengambil tangan indah dan menurunkan perlahan dari wajahnya."kok malam malam main kesini, kenapa ga telpon aku buat jemput kamu?" tanya Jean mengelakkan pertanyaan indah.
"emang kalo aku minta di jemput kamu mau?, sedangkan buat duduk aja sekarang kamu minta bantu" indah sedikit mengejek Jean di sampingnya.
"kalo untuk kamu bakal aku lakuin, selalu siap siaga aku tuh heheheh"
"buayaa!!, tadi habis makan apa hmm? bisa bisanya ucapan kamu manis begini" tanya indah sedikit mencolek hidung Jean.
jean hanya tertawa kecil mendengarnya. akhir akhir ini ingatan nya tentang delyn hilang begitu saja ketika dia berada di dekat indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT YOU
Teen Fictionmelihatnya masih ada, meski bukan milikku lagi. "masih amat senang sekali"