Happy Reading all
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Kepanikan mulai terlihat pada raut wajah Adel. Pelajaran dimulai 10 menit lagi, dan dia masih berada diparkiran motor, duduk diatas kendaraan kegemarannya sembari menanti Greesel yang konon katanya sudah sampai disekolah terlebih dahulu. "Gimana sih? Katanya setuju berangkat bareng gw, kok ninggal? Mana nggak sampe-sampe lagi. " kaki Adel bergerak naik turun dengan cepat. Ia mulai memperhatikan jam dihandphone nya setiap 5 detik, sesekali melihat ke arah pintu masuk parkiran, melihat apakah gadis yang memiliki lesung pipi khas itu sudah sampai atau belum
Tadi pagi jam 5. Adel kerumah Greesel dengan tergesa-gesa karena ia mendapat chat dari Greesel bahwa Adel harus segera menjemputnya, namun. Satpam rumah Greesel berkata pada dirinya bahwa Greesel sudah berangkat 15 menit lebih awal dibandingkan dirinya. Adel tentu langsung menancap gas ke sekolah yang masih ditutup gerbangnya, ia menunggu berjam-jam bahkan hingga waktu tersisa 10 menit lagi untuk masuk ke kelas, namun. Greesel tak kunjung terlihat barang hidungnya, jangankan barang hidung, suara dan wanginya saja tak bisa dirasa atau didengar
Adel sudah melakukan panggilan sebanyak 55x pada nomor Greesel, itu berdering tapi tak diangkat sama sekali bahkan hingga sekarang. Rasa khawatir dicampur dengan perasaan negatif yang sedari tadi Adel pikirkan pada diri Greesel mulai membuatnya kacau. Baru tadi malam ia berkata pada Greesel agar berhati-hati, tapi paginya sekarang anak itu sudah menghilang?! Ini adalah sebuah hal yang paling Adel benci, mencari Greesel atau tidak bersekolah, astaga. Ini sangat merusak reputasinya sebagai anak baru yang seharusnya bisa lebih mematuhi peraturan, apalagi banyak anak yang sudah melihatnya duduk diatas motor, kalau ia tak masuk kelas pasti dia akan di alpa kan?!
"Kak Adel? Ngapain? Semua orang udah pada dikelas loh?" ujar Aralie. Adel turun dari motornya, melepaskan jaket dan tas yang sedari tadi menempel ditubuhnya. "Greesel. Dia nggak ada di rumah tapi satpam rumahnya bilang kalau dia udah disekolah, dan dia belum kelihatan sampe sekarang. " ohh. Aralie mengangguk paham, ia melihat sekitar dengan saksama, tak ada orang selain mereka berdua disana, beberapa kelas juga sudah mulai melakukan kegiatan belajar mengajar, namun. Mereka masih disini, bertanya dan menjawab masing-masing kalimat yang dilontarkan
"Nggak mau dicari aja kak Greesel nya? Ketimbang ngeganggu fokus belajar gini, iyakan?" usul Aralie pada Adel yang masih memikirkan dimana keberadaan Greesel. Benar juga. Usulan Aralie bagus, lebih baik ia mencari Greesel ketimbang mendapat markah buruk pada tugasnya hari ini. Lagipula izin satu hari tak membuat dirinya gagal lulus 'kan? "Oke." gumama Adel. Aralie sedikit menghalangi laju Adel untuk berjalan keluar parkiran. "Carinya bareng aku aja kak, motor kakak susah dikeluarin kan? Jadi pake mobil aku aja. Aku denger dari kak Kathrin kalau kak Adel itu good driver. "
Adel menggeleng, ia rasa lebih baik menggunakan motor. "Oh jelas. Tapi mendingan pake motor, lebih cepet juga kan? " ck. Aralie memalingkan wajahnya sembari mensedekapkan kedua tangannya. Orang-orang tak pernah menolak tawaran nya seperti Adel. "Nurut apa susahnya sih? Ngeluarin motor dari parkiran tu butuh waktu lama, keburu ketahuan guru. Bener nggak Kakak Adel yang baik? " kata Aralie dengan nada mengejeknya diakhir kalimat. Sama seperti yang Adel lakukan waktu menolong nya kala itu
"Oke gw terima, tapi jangan teriak-teriak lo. "
"Siap!"
***
"MAMAH! ARALIE DAPET SUPIR ABAL-ABAL MAH!"
"Yaelah, masih cepetan juga mobil formula E. " kata Adel dengan santai, namun. Bagaimana nasib Aralie? Adel mengendarai mobil ini dengan kecepatan maksimal yang artinya ia harus berpegangan dengan erat agar tidak terjadi apa-apa pada dirinya saat kecelakan terjadi karena Adel yang benar-benar lihai mengendarai mobil ini. Kring..! Kring..! Kring..!
Tiba-tiba handphone Adel berbunyi dengan kencang, Adel sedikit meliriknya. "ANJIRR, ANGKATIN CEPET ITU, GREESEL ITU WOY GREESELLA. " dengan tangan gemetar, Aralie mengangkat panggilan suara itu dengan sebisa mungkin

KAMU SEDANG MEMBACA
'Another'
Teen FictionBukan Tuhan yang jahat. Mungkin, beliau ingin memberitahu kita bahwa dikehidupan dan di kesempatan manapun, kita tidak akan pernah bersatu. Jadi, beliau mengajarkannya kepada kita dua kali ___ Kisah 1999 kala itu.. Tahun dimana kita berdua belajar...