Happy Reading all
.
.
.
.
.
.
.
.
."Kak, apa aku boleh tanya sesuatu?" setelah suasana telah mereda. Kathrina dan Aralie memutuskan untuk menghampiri Adel yang tengah duduk di atas motor miliknya sendiri. Rambut acak-acakan disertai raut wajah mengerikan itu mengangguk pada Aralie yang membuka suaranya diantara keheningan antara mereka bertiga. "Apa kakak bener-bener nggak kenal sama orang yang namanya Revana? " Adel menggeleng. Nama yang tak pernah terdengar dalam hidupnya sekalipun, bahkan dalam beberapa buku yang ia baca akhir-akhir ini tak pernah tercantum nama Revana di dalamnya
Kathrina terdiam, ia mulai mengingat-ingat apakah dirinya pernah mendengar nama itu sebelumnya? Atau mungkinkah ia mengenal tokoh misteri itu? "Aneh." ucap Aralie dalam hati, sembari memperhatikan struktur wajah Adel yang ia rasa familiar baginya. Tapi... Diamana ya? Lalu kapan ia melihatnya? "Lagian kenapa sih? Setiap kali orang asing yang gw temui, pasti nyebut nama Revana. Who is she? Kayak penting banget kedengeran nya. " keluh Adel pada kedua gadis dihadapannya. Kathrina mengangguk setuju, sementara Aralie masih berfikir keras
Kathrina membuka handphone miliknya, mengirimi Adel sebuah pesan agar Aralie tidak mengetahuinya. 'Del. Apa perlu kita cari tau? Takutnya ada sesuatu di Revana' pesan telah dibaca. Adel menggeleng, ia rasa tak penting meski ia masih penasaran. 'Nggak usah. Nanti juga kita tahu sendiri. ' Kathrina mengangguk setelah melihat balasan Adel. Lalu mereka berdua memasukan kembali handphone masing-masing ke dalam saku celana, agar Aralie merasa lebih dihormati
"Aralie kakak anterin pulang ya? Udah malem soalnya. " tawar Kathrina pada Aralie, yang ditawari malah menggeleng sembari tersenyum ramah. "Enggak usah kak Kath. Aku bisa pesen ojol kok atau taxi online juga bisa. " kata Aralie, menolak dengan sesopan mungkin pada tawaran Kathrina. Ck. Adel mengecap bibirnya, ia sedikit jengkel dengan Aralie yang menolak tawaran Kathrina, padahal ini sudah larut malam dan cuacanya juga sudah mulai dingin, pasti akan sudah menjadi ojek online maupun taxi online
"Nurut bisa nggak? Sekali-kali dianterin ketos nggak apa-apa lah, lagian dia juga nggak bakal nyulik lo, iyakan Kath?" Kathrina tersenyum setuju, meski nasihat Adel terdengar sedikit kasar di telinganya. Meski begitu Aralie tetap kukuh pada pilihannya, ia tak ingin merepotkan Kathrina maupun Adel sekali lagi, lagipula Kathrina itu ketua OSIS, ia khawatir bila Kathrina kehabisan energi bila menghantarkannya pulang ke rumah, lalu jatuh sakit, padahal kegiatan ketua OSIS itu banyak sekali, terlebih. Kathrina sudah merasakannya tahun lalu, ya... Ia menjadi ketua OSIS sudah 2 periode ini. "Enggak apa-apa kok kak! Aku masih bisa jalan ini. "
Adel menurunkan dirinya dari motor, lalu tersenyum pada Aralie. "Ini bukan masalah sehat atau enggaknya kamu, Aralie cantik. Masalahnya.. Kalau kamu pulang sendiri terus nggak dapet ojol atau taxi online gimana? Terus orang tua kamu nggak bisa jemput gimana coba? Nah! Sebagai ketua OSIS dan kakak kelas kamu, kakak Kathrina sama kakak Adel tentu berhak buat ngejaga kamu, okey? Lagipula semakin malam semakin banyak preman sama pemuda-pemuda yang mabuk disekitar sini. Jadi Aralie nurut aja ya? " Kathrina menahan tawanya ketika Adel melontarkan kalimat panjang lebar itu. Jurus andalan Adel agar membuat orang-orang di hadapan nya menurut, "jijik sendiri gua bangsat, bangsat.. " batin Adel
"Yaudah kalau gitu, aku ikut kak Kathrin. " Kathrina bertepuk tangan kecil untuk Adel yang telah berhasil merayu Aralie. Lalu Adel memasang ekspresi bangga. "Eh tapi ngerepotin banget nggak si kak? Aku naik ojol aja deh. "
"EH PUQI, LO MAU DICULIK AMA SUGAR DADDY APA?! MALEM-MALEM KELIARAN, MANA PUTIH BANGET LAGI BEKAS SIRAMAN TEPUNG TADI."
"Sabar, Del. Sabar... "

KAMU SEDANG MEMBACA
'Another'
Genç KurguBukan Tuhan yang jahat. Mungkin, beliau ingin memberitahu kita bahwa dikehidupan dan di kesempatan manapun, kita tidak akan pernah bersatu. Jadi, beliau mengajarkannya kepada kita dua kali ___ Kisah 1999 kala itu.. Tahun dimana kita berdua belajar...