#19

1.3K 196 49
                                        

Hari berganti terasa sangat cepat, para gadis dari keluarga Park kini beranjak semakin dewasa. Haram dan Ahyeon kini berada di tingkat pertama sekolah menengah atas, meski mereka bersama Asa masih di sekolah yang sama namun tetap saja bersikap seolah tak saling mengenal. Kejadian kelam di masalalu membuat Haram semakin mengokohkan benteng diri tanpa melibatkan keluarganya lagi.

Bahkan saat ia berulang tahun yang ke - 15 pun, mereka hanya mengingat Ahyeon tanpa memberikan ucapan atau kado bagi kembaran Ahyeon tersebut. Haram yang semakin berani justru meminta hal yang bisa di sebut di luar nalar dan permintaan itu ia kukuhkan dan teramat sangat ia paksa agar kedua orang tuanya menurutinya. Haram meminta mereka membuatkan satu paviliun di luar rumah mereka, Mark dan Chaeyoung menyanggupinya dan langsung membuatkannya.

Kini, di balik gerbang tinggi kediaman Park, terdapat 2 pilar bangunan. Di bagian utama adalah rumah megah mereka dan di samping kirinya tentu saja sebuah ruangan yang cukup luas yang di tempati oleh Haram seorang diri. Haram memisahkan diri dari mereka yang menyebut dirinya keluarga namun tak memberi arti keluarga sesungguhnya bahkan jauh dari kata saudara sedarah.

Haram berjalan santai menyusuri koridor sekolahnya, earphone selalu menyumpal kedua lubang telinga dengan musik yang diputar dengan volume cukup keras. Gadis itu menoleh saat tepukan di pundak kirinya terasa namun tak ada siapapun disana, ia dengan cepat memalingkan kepala ke arah kanan dan tersenyum manis pada gadis yang masih lebih pendek darinya.

"Aku memanggilmu sedari tadi" Haram mengangkat tangan mengisyaratkan jika ia memakai earphone kemudian mematikan musik dari ponselnya

"Ulangi, kau bilang apa?"

"Aku memanggilmu sedari tadi"

"Ah~ mianhae, aku tidak mendengarnya"

"Gwaenchana, aku memakluminya. Jika bukan karena buku, pasti karena musik-musik RnB itu aku tersaingi" Haram terkekeh dan menggelengkan kepala dengan pelan

"Istirahat nanti, aku akan menjemput ke kelasmu"

"Em, sampai jumpa Anna"

Keduanya berpisah di salah satu koridor, Haram dan Anna memang tak berada dalam kelas yang sama. Anna bersama Ahyeon dan Gawon sementara Haram bersama Narin yang memang mereka memiliki jurusannya masing-masing.

Haram masuk ke dalam kelasnya, seperti biasa menampakan wajah datar dan terduduk di bangku miliknya yang berada di dekat jendela. Gadis itu kembali menyalakan musik pada ponsel yang terhubung dengan earphone, tak ada yang menarik minatnya meski banyak murid-murid yang mendekati dan mencoba mengajaknya berteman, ia tetap nyaman bersama Anna yang tak pernah meninggalkannya.

Bel masuk terdengar menyalak, Haram melepaskan earphone dan mengeluarkan buku pelajarannya. Gadis itu tanpa sengaja melirik pada Narin yang baru saja memalingkan wajah dengan gugup seperti baru saja tertangkap basah, ia mengedikkan bahu dan kembali menatap kearah depan saat seorang guru masuk dan memulai pelajaran.

"Shin Haram, tolong kerjakan soal nomor 3 ini" Haram mengangguk kemudian bangkit dan berjalan kearah depan, mengisi soal yang tertulis di papan tulis tanpa sedikitpun kesulitan

"Kau sangat cerdas" Puji si guru wanita, Haram membungkukkan tubuh dan kembali ke tempat duduknya dengan santai

Narin diam-diam memperhatikan gelagat tenang Haram, bukan tanpa alasan namun Ahyeon yang memintanya mengamati si kembaran Park tersebut. Tak ada pilihan lain selain memantau Haram dari jauh, teramat sulit bagi Ahyeon kini menembus benteng milik Haram yang begitu kokoh, jujur saja ia merindukan Haram beberapa tahun ini mereka bahkan tak pernah bertegur sapa ataupun berbincang setelah terakhir kalinya Haram memutuskan untuk tak lagi bergabung bersama ia dan keluarganya.

Babymonster Rami || So Far Away [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang