Latest🖤
Vany masih terlelap, terlentang di atas ranjang. Dadanya yang super besar bergerak naik-turun seirama dengan perutnya yang sedang hamil 8 bulan, bernafas tenang. Aku duduk di sebelahnya, mengusap perut buncitnya perlahan. Vany tetap pulas.
Perlahan, kubuka kancing piyama pink nya Satu dua tiga empat lima. Kubuka piyamanya, perlahan, hati-hati sekali, jangan sampai ia terbangun… Vany tidak memakai BH… Astagah aku tak pernah bosan akan dada adikku luar biasa besar ukurannya 34F sekarang… Bahkan bertambah besar 1 cup lagi dalam 3 bulan ini.
Mulus, bulat penuh, montok—entah kenapa tidak ada tanda-tanda menurun sedikit pun, dan sekarang tentu saja penuh susu yang nikmat. Putingnya yang coklat tua sempurna sekali. Baru tadi pagi kusedot susu banyak-banyak dari dalamnya sebelum berangkat kuliah.
Aku menegakkan diriku, memandangi tubuh mungil Vany; sempurna sekali. Perutnya yang bulat dan sangat buncit mulus sekali tanpa bekas stretch-mark sedikit pun. Vany jelas bertambah gemuk sejak hamil, tapi entah kenapa justru aura kecantikan dan keseksian adik kecilku ini semakin bertambah kuat.
Dengan lembut, kuremas dada Vany. Enak sekali, lembut dan penuh di tanganku. Vany menggeliat, tapi masih terlelap. Telunjukku memainkan kedua putingnya. Kurasakan putingnya mengeras, menegang; Vany memang sangat mudah terangsang sejak hamil.
Kudekatkan kepalaku, dan mulai menjilat, menyedot putingnya dengan lembut, sambil terus meremas dadanya, semakin kuat. Susu yang nikmat segera menyembur keluar. Kumainkan puting kirinya yang sangat sensitif dengan lidahku, kujilat, kusedot susunya.
“Mmmh…” Vany mendesah perlahan dalam tidurnya.
Kusedot semakin kuat putingnya. Semakin banyak air susu keluar. Tanganku membelai perut buncitnya. Penisku sudah tegang sekali, sakit rasanya tertahan celana dalam dan celana jeansku.
“Ngg… Mmhh…” desahan Vany semakin terdengar jelas.
Kembali kuremas-remas dada adikku, kali ini dengan nafsu walau tetap lembut. Vany menggeliat lebih kuat. Tanganku merogoh ke dalam celananya, mengusap lembut vagina adikku… Agak basah.
“Mmhh… Nghh… Kaak?” kata Vany setengah mengantuk.
“Bangun Van…” kataku sambil nyengir. “Udah jam empat.”
“Mmmm? Iyaa…” Vany menunduk, melihat apa yang kulakukan untuk membangunkannya. “Iiii… Kakaaak… Uda dibilang banguninnya jangan nakal aaa… Ini malah nakal banget!” ujar Vany setengah kesal. Tapi bibirnya membentuk senyum manis.
“Hehehe abis kamu seksi banget sih… Tidur aja seksi…” belaku. Vany tertawa renyah.
“Aa… Kakak…”Kuremas-remas dadanya dengan lebih kuat. Air susunya menyemprot, mengalir keluar. Perlahan, kukecup dada adikku, bergerak turun ke perut hamilnya. Kecupanku lembut di atas perutnya yang mulus. Vany tersenyum.
“Kakak suka banget sama perutku…” bisiknya. Aku mengangguk setuju.
Kubuka celana panjang piyamanya, celana dalam hijau muda berenda Vany sudah agak basah. Tersenyum, kubuka juga celana dalam adikku perlahan-lahan. Vaginanya yang tembem dihiasi bulu yang sangat tipis, membuatnya bertambah seksi. Vany telah membuka kemeja piyamanya, sehingga adikku telah telanjang bulat sekarang, terlentang di atas ranjang.
“Ayo tanggung jawab…” katanya. Aku terbahak.
“Ih nafsu banget deh…”
“Iiii kakak itu yang nafsu aku bangun-bangun langsung di ML-in!” ujarnya tak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DILEMA [End]✔️
AksiTentang memiliki dua istri adikku dan sahabatku. Aditya, kakak laki-laki yang tampan tapi sangat nafsu. Stevany, adik perempuanku. Stevany 4 tahun lebih muda dariku, dia duduk di kelas 2 SMP. Wajah nya sangat imut dan kulitnya pun putih mulus tanpa...