WHAT ABOUT ME?

623 74 13
                                    


JENNIE POV

Angin bertiup sangat kencang hingga setiap helaian rambut terkadang menutupi wajahku. Itu sangat mengganggu arah pandanganku yang sejak tadi menatap lurus ke depan. Tapi terkadang juga aku menoleh ke kiri atau ke kanan, berharap seseorang yang aku tunggu segera muncul dari pandanganku karena aku sudah tidak sabar untuk memeluknya. Baru membayangkannya saja kedua sisi bibirku sudah naik untuk tersenyum. Aku sangat merindukannya, bahkan entah mengapa kali ini rasa rindunya begitu tertumpuk di hatiku. Padahal aku selalu duduk di tempat yang sama untuk bertemu dengannya, tapi perasaan rindu ini tidak pernah hilang.

Ahhh, mungkin ini yang dirasakan seseorang ketika jatuh cinta. Begitu kataku dalam hati.

Sambil menunggu kedatangannya, aku jadi kembali membayangkan bagaimana pertemuan pertama kami kala itu.


Aku melihatnya dari kejauhan ketika dia melambaikan tangannya padaku, menggunakan jaket yang begitu cocok ditubuhnya, dengan celana berwarna Khaki yang seirama dengan kulitnya, dengan rambutnya yang dia ikat sehingga menampilkan lehernya dengan bebas, dan drawstring bag hitam di punggungnya. Dia berjalan cepat menuju ke arahku, begitupun denganku yang terpesona melihat senyumnya secara langsung untuk pertama kali. Ya, benar. Ini pertama kali kami bertemu setelah beberapa bulan kami hanya berkomunikasi melalui virtual.

"Hai." hanya itu yang dia ucapkan, karena selebihnya dia memelukku erat, bahkan tanpa rasa segan meskipun di antara kami banyak orang berlalu-lalang. Aku belum membalas sapaannya karena aku sedang menikmati pelukannya yang hangat itu, yang baru pertama kali kurasakan dan membuatku nyaman.

Sementara dia memelukku erat, aku hanya menepuk punggung dan pundaknya. Kurasa ini bagian dari rasa canggungku karena baru pertama kali bertemu dengannya meskipun setiap malam kami melakukan panggilan video untuk saling menatap satu sama lain.

Setelah pelukan yang cukup lama itu terpisah, kini aku harus menahan rasa gugup yang lebih lagi karena berhadapan dengan wajahnya. Senyumnya benar-benar membuatku gila, namun aku berusaha untuk menutupi rasa mabukku akan simpul di bibirnya karena jujur ini memalukan. Bagaimana bisa aku tidak berdaya hanya karena senyum seseorang.

"Aku sangat merindukanmu." katanya sambil berjalan bersamaku.

Aku menoleh, "Kita belum pernah bertemu dan kau merindukanku?"

"Aku merindukanmu setiap waktu, bahkan ketika aku belum bertemu denganmu saja, aku sudah merindukanmu." ucapannya membuat jantungku berdetak tidak terkendali.

Belum sempat aku menjawab, dia menggandeng tanganku dan menyatukan jari kami sambil berjalan. Jujur aku gugup, tapi aku mencoba mengayunkan tangan kami untuk meminimalisir perasaan canggung ini.

Kami pergi ke tempat favoritku dan aku mengajaknya berjalan kaki. Tidak jauh dari stasiun dimana aku menunggunya tadi. Dan setibanya kami disana, aku memesan minuman favoritku dan dia juga menjatuhkan pada pilihan yang sama. Kami mencari tempat yang cocok untuk berbincang lalu duduk bersebelahan.

Awalnya aku mencoba memecah kecanggungan dengan membahas group idol favorit kami. Berbicara hal acak membuatku terlihat bodoh, jadi yang bisa kubahas hanyalah hal-hal yang biasa kami bicarakan saat kami melakukan panggilan suara atau video.

"I love you." bisiknya di telingaku tiba-tiba. Dia kemudian bersembunyi di belakangku, kurasa dia juga malu, sama sepertiku. Aku sudah biasa mendengarnya mengatakan itu saat kami berbincang setiap malam, namun ketika mendengarnya langsung di telingaku, rasanya ada perasaan yang tidak biasa. Aku ingin membalasnya namun lidahku kelu. Aku kehilangan kata-kata padahal aku hanya tinggal mengulang kalimat -I love you- saja namun itu sangat sulit bagiku. Aku harap dia tidak marah dan kesal ketika aku tidak membalas ucapannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ONESHOT STORY COMPILATION - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang