6

11 7 1
                                    

Haii, gimana kabarnya hari ini!??

Dimana pun kalian berada, semoga hal-hal baik selalu berdatangan ya☄️☄️

Selamat membaca!







Wajah Rahel dibasahi keringat akibat panik dan capek berlari untuk sampai di lab. Saat sampai langsung saja Rahel mencari keberadaan temannya, tapi orang yang dicari sudah tidak berada di tempat sehingga membuat Rahel harus menerima apa yang akan terjadi kedepannya. Duduk di kursi lab sembari mengistirahatkan diri Rahel segera menelpon Bunga, tapi sebelum itu ternyata Bunga tadi menelpon dirinya. Mengusap keringat dikening, ternyata Rahel membuat mode jangan ganggu pantas saja dia tidak menyadari kalau Bunga sempat menelpon.

Menyadarkan diri, Rahel segera menghubungi nomor Bunga, butuh beberapa detik telpon pun tersambung. "Halo, lo dimana Nga?"

     "Gue di toilet, lo kemana aja hah, gue telpon juga gak diangkat-angkat. Sok seleb padahal bukan artis!" protes Bunga dengan kesal. Mendengar suara Bunga segera saja Rahel menjawab.

     "Duhh, sorry Nga, tadi ada urusan sedikit. Kebetulan ponsel gue mode jangan ganggu jadi enggak kedengaran deringnya. Lo di toilet ngapain, berak kah?" tanya Rahel. Ia mulai berjalan menuju toilet terdekat di lab ini.

     "Menurut lo orang di toilet cuman numpang berak kah, ya kali itu doang. Gue di toilet cuci muka, gue gerah nungguin lo di lab kek orang gila!" sahut Bunga berapi-api. Rahel yang mendengar itupun sedikit menahan tawanya.

     "Hehehe, udah gue jalan ke toilet ini. Kita langsung balik aja, soalnya bapak rektor udah enggak dikampus," jelas Rahel karena tidak ingin berlama lagi disini kalau tidak ada urusan.

     "Oke gue, tunggu depan toilet!" jawab Bunga. Ia langsung mematikan telponnya tanpa menunggu respon Rahel lagi. Dirinya cukup malas, ia ingin segera menerpa wajahnya dengan udara luar. Rahel tak terlalu peduli telponnya diputuskan secara sepihak oleh Bunga, sebab Rahel tau kalau anak itu sedang kesal.

Rahel melihat Bunga tengah berdiri depan tolet wanita, segera saja dia menghampirinya. Bunga yang melihat kehadiran Rahel segera menghela napas agar tidak bertambah kesal sekarang yang dibutuhkannya adalah balik ke kantor. Mereka berdua segera ke parkiran dan langsung melajukan motor untuk kembali ke kantor sebelum jam kerja selesai.

Tidak butuh waktu lama, Rahel dan Bunga sampai di kantor tempat mereka bekerja. Setidaknya mereka sudah melaksanakan tugas, tetapi orang yang dituju sudah tidak di tempat itulah yang dijelaskan Rahel dan Bunga kepada ketua timnya. Seakan tau, ketua timnya hanya menganggukan kepala saja dan Rahel segera duduk di meja kerja yang diikuti Bunga di sampingya itu. Mereka berdua harus menyelesaikan beberapa sedikit laporan dan berkas dari berbagai cabang pemancingan supaya bisa segera di realisasikan.

Bekerja sesuai dengan fashion yang kita suka memang sangat menyenangkan, meskipun harus beradaptasi dengan suasna dan orangnya itu tidak membuat dua orang ini harus takut menghadapinya. Fokus mengerjakan pekerjaan, ketua timnya mengingatkan kedua anggotanya itu.

     "Kerja ya kerja, tapi ingat waktu. Sekarang jam kerja selesai, rapikan meja kalian jangan lupa salin agar bisa kalian kerjakan kapan saja. Jangan terlalu keras, gak semua harus selesai dengan waktu cepat perlahan tapi pasti saja. Paham!" ucap ketua timnya itu.

     "Oke omketu. Akhirnya bisa balik rebahan di kasur," ujar Rahel dan Bunga secara bersamaan, sembari membereskan barang mereka.

Tersenyum sembari kembali ke mejanya, ketua tim itu segera merekap sisa dari pekerjaannya tadi. Ia memang ketua tim, tapi ia juga masih menanggung beban sebagai bawahan dari atasannya. Mencoba fokus sampai tidak sadar kalau kedua anggotanya sudah berlalu setelah berpamitan yang tak didengar olehnya.

。。。

     "Leganya otak gue. Sumpah demi apapun otak gue mumet banget pas ngeliat materi yang dikasih sama bu Julmi tadi, demi Tuhan Yesus. Kalo gak kelar-kelar tadi gue mau pura-pura ke toilet aja," keluh Ira berusaha untuk menetralkan pusing di kepalanya itu.

     "Baru juga materi, Ir. Belum juga tugas sedalam lautan dikasih sama bu Julmi," balas Salsa yang diangguki oleh Lany dan Ela menyetujui kalimatnya itu.

     "Membayangkannya aja gue ogah, Sal. Apalagi kalo beneran terjadi," kata Ira dengan segera merebut minuman di tangan Ela. Ela hanya pasrah minumannya diambil alih. Lany menyimak keluh kesah temannya itu hanya bisa diam tanpa merespon.

     "Udah sore nih, ayoklah balik," ajak Lany.

Ira dan Salsa bersiap menyalakan motornya, sebelum dicegah oleh Lany. "Gue jalan aja deket kokk, kalian duluan aja bukannya kalian pp ya. Keburu kesorean sampenya."

Awalnya ketiga temannya menolak dan ingin mengantar Lany tapi melihat Lany yang kukuh dengan perkataannya mereka pun pamitan dan melajukan motor menuju gerbang kampus. Lany yang melihat itu segera saja berjalan sambil bersenandung untuk menikmati pulang sore dari kampus menuju kosannya.

。。。

Menyelesaikan kelas hari ini dan merapikan perlengkapannya itulah yang dilakukan Alwa saat ini. Tapi tak disangka kalau mahasiswanya itu akan meminta maaf atas kelancangan mereka tadi terhadap dirinya. Tak ingin terlalu mempermasalahkan dan membuat mahasiswanya kepikiran Alwa pun memaafkan mereka, padahal Alwa juga tidak mengambil hati atas perbuatan mereka tadinya. Selesai meminta maaf mahasiswanya segera pamit undur diri untuk kembali ke rumah dan kosan ataupun berjalan-jalan. Serasa selesai membereskan semuanya, Alwa segera keluar kelas menuju ruangan dosen untuk mengambil barangnya yang masih ada disana.

     "Lohh, baru selesai kelasnya ya, Wa?" tanya rekan dosen yang berumur lanjut itu. Menampilkan senyuman manis Alwa menjawab.

     "Iyaa ibuu, baru aja. Ini mau ambil barang yang masih ada disini makanya balik keruangan."

     "Oalahh, gituu. Yasudah sudah ambil barangnya langsung pulang dan istirahat. Hari ini cukup melelahkan," jelas ibu tersebut.

     "Oke ibuu, terima kasih," balas Alwa.Ia pun segera berjalan ke mejanya dan mengambil tempat bekalnya itu. Sedangkan ibu dosen tadi sudah hilang dari pandangan. Tak ingin berlama-lama, Alwa pun melangkahkan kakinya keluar ruangan dan segera pulang ke rumah. Tak lupa Alwa membeli es matcha untuk menemani dalam perjalanan.

。。。







Cerita ini diusahakan untuk update terus, jadi teman-teman semua mohon bantuannya ya, vote dan komen teman-teman sangat berharga untuk cerita ini, supaya bisa masuk standar yang baik untuk pembaca dan penulis.

Silakan tuangkan kritikan dan saran teman-teman semua!! Semoga berjumpa di part selanjutnya...

ARTI PENANTIAN (ON GOING & REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang