♟️ Jerman.

257 55 4
                                    

.
.
.
.
.

Sunghoon tidak bisa mendeskripsikan bagaimana perasaan nya sekarang. Takut, cemas, bingung, atau harus bahagia karena setelah ini hidup nya akan serba berkecukupan, ia tidak perlu lagi part time sepulang sekolah, atau belajar mati-matian untuk mempertahankan beasiswa nya.

Ketika Sunghoon sadar dari tidur nya, ia berada di dalam sebuah mobil dengan masker oksigen yang menempel di area pernapasan nya.

Masih berusaha mencerna situasi Sunghoon mengerjap kan katanya, menatap keluar jendela terdapat jalanan asing yang tidak ia kenali.

“Sudah bangun Sunghoon?”

Usapan lembut ia rasakan, jantung nya kembali berdetak kencang ketika netra nya bertemu dengan netra gelap miliki Hyunsik sang ayah.

Alarm bahaya nya berdering membuat Sunghoon memundurkan tubuh nya dan terpojok ke pintu mobil.

Hyunsik membuang napas, ia sama sekali tidak berniat menakuti Sunghoon. Hyunsik sangat menyayangi Sunghoon, ia ingin menjadi ayah yang baik untuk putranya, melindungi putra nya dari bahaya, memberikan kasih sayang yang selama ini tidak pernah Sunghoon dapatkan.

Dengan gerakan lembut, Hyunsik memegang kedua tangan Sunghoon.

“Ayah tidak akan menyakiti kamu Sunghoon ... ”

Sunghoon merasakan getaran aneh, ada rasa rindu dan marah menjadi satu. Netra nya memanas hingga tak lama air mata nya menetes membuat Hyunsik terkejut dan langsung menarik sang putra dalam dekapan nya.

Tubuh Sunghoon bergetar hebat di susul tangisan yang membuat hati Hyunsik teriris.

“Tidak apa-apa, tidak apa-apa Sunghoon ... Kamu aman bersama ayah, ayah akan melakukan apapun untuk melindungi kamu mulai sekarang.”

Sunghoon tidak bisa berkata apapun, dirinya terlalu syok dengan kejadian yang tidak terduga ini. Ia pikir setelah ibu pergi ia akan hidup sebatang kara, hidup untuk dirinya sendiri, bekerja keras sampai ia mati.

Tapi sekarang ayah nya datang, untuk dirinya, menampung nya. Memberi nya kehangatan, memberinya perlindungan dari kekejaman dunia pada Park Sunghoon.

Hyunsik semakin mendekap tubuh putra bungsu nya. selama ini, ia hanya bisa memantau Sunghoon dari jauh. Hyunsik tidak memiliki keberanian menemui Sunghoon, ia sangat merasa bersalah pada istri kedua nya Lee Sung-eun.

“Ini di mana?”

“Jerman.”

“Kenapa aku di pasangkan oksigen.”

“Tadi kamu kesulitan bernapas, mungkin terlalu syok. Ayah minta maaf.”

Sunghoon hanya mengangguk kemudian kembali menyandarkan tubuh nya yang masih lemas pada dada ayah nya.

Hyunsik tersenyum tipis sambil mengelus rambut Sunghoon. Ia tidak mungkin bilang pada Sunghoon kalau kondis Sunghoon saat ini gara gara anak buahnya yang salah memberikan obat bius.

Obat bius yang di tancab kan pada leher Sunghoon kemarin terdapat sedikit racun yang bisa membuat manusia yang terkena nya akan mengalami sesak napas dan juga tubuh yang lemas selama berhari-hari.

SIBLINGS IN THE DARK UNDERWORLD [ JAYHOON ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang