Mengisahkan seorang anak yg bernama afan yg harus hidup di jalanan karena kedua orang afan sudah meninggal saat afan berusia 3thun dan dri semenjak itu afan harus hidup di jalan
Hingga suatu saat afan bertemu seseorang dan Seketika ke hidup afan be...
Esoknya, suasana di sekolah berjalan seperti biasa, afan berjalan menuju kelas nya dan Di tengah perjalanan afan menuju kelas seorang pria tiba-tiba mendekati Afan .
“Maaf, Nak,” suara pria itu terdengar berat namun sopan. “Boleh kita bicara sebentar?”
Afan menoleh, merasa aneh karena tidak mengenal pria itu. “Bicara apa, Pak?”
Pria itu melirik ke kiri dan kanan, memastikan tidak ada yang memperhatikan, lalu mendekat. “Afan... kau harus tahu, aku adalah... ayah kandungmu.”
Mata Afan membelalak. Ia mundur selangkah, tetapi pria itu dengan cepat melanjutkan. “Tunggu, jangan takut. Aku hanya ingin bicara. Aku tidak akan memaksamu.”
Namun, sebelum pria itu bisa berkata lebih jauh, Kenzo dan Galen tiba-tiba muncul dari belakang.
“Hei! Siapa kau?!” bentak Kenzo, langsung menarik Afan ke belakangnya.
Pria itu mengangkat tangannya sebagai tanda menyerah. “Aku hanya ingin bicara dengannya. Aku tidak bermaksud jahat.”
“Bicara apa? Kau pikir kami akan membiarkan itu?” sahut Galen dengan nada mengancam.
Pria itu menghela napas. “Baiklah. Kalau kalian tidak percaya, aku akan pergi. Tapi Afan, aku akan kembali.”
Ia pun pergi sebelum situasi menjadi lebih panas. Kenzo,Galen dan rafa saling pandang, menyadari bahwa ancaman ini semakin nyata.
"Baby, kamu nggak usah dengerin orang tadi ya," kata Rafa, mencoba menenangkan Afan yang tampak masih terguncang.
Namun, Afan tetap terdiam, matanya tampak penuh pertanyaan. "Tapi kalau yang orang itu bilang bener, kalau dia ayah kandung aku?" tanyanya, suara gemetar.
Galen yang duduk di sebelahnya, langsung menanggapi dengan tegas, "Bisa aja kan dia cuma ngaku-ngaku, dek. Kita nggak bisa percaya begitu aja. Jangan sampai kamu terjebak dengan omongan orang yang nggak jelas."
Afan mengangguk perlahan, meskipun masih ada keraguan di dalam hatinya. Namun, dia merasa sedikit lebih tenang mendengar kata-kata Galen.
Kenzo yang sejak tadi memperhatikan perbincangan mereka, akhirnya ikut membuka suara. "Udah, nanti kita bicarakan ini ke Daddy. Sekarang kalian ke kelas dulu, biar abang yang antar Afan ke kelasnya."
Afan menatap Kenzo sejenak, merasa sedikit lebih baik. "Oke," jawabnya dengan suara pelan, berusaha mengatur perasaan yang masih campur aduk.
---
ᴅɪ ᴋʟᴀꜱ
Setibanya di kelas, Afan berusaha untuk tetap fokus pada pelajaran. Namun pikirannya terus kembali pada kejadian pagi tadi. Rasa bingung dan cemas masih membayanginya, membuatnya sulit berkonsentrasi.
"Semuanya baik-baik aja, Fan?" tanya Serly dengan cemas, melihat Afan yang tampak tertekan.
Afan hanya mengangguk sambil memaksakan senyum. "Iya aku baik baik aja ."
Namun, serly yang duduk di sampingnya tak bisa diam. "Tenang aja, kamu punya kita kok. Kalau ada apa-apa, kita selalu siap bantu."
Afan merasa sedikit lega mendengar kata-kata serly, meskipun hatinya masih penuh dengan pertanyaan yang belum terjawab.
---
ᴍᴀʟᴀᴍ ʜᴀʀɪ
Di rumah Daddy Felix, suasana tegang memenuhi ruang kerja. Afan menceritakan kejadian di sekolah, sementara Kenzo,Galen dan rafa memberikan detail tambahan.
“Dia bilang dia ayah kandungku, Daddy. Apa itu benar?” tanya Afan, suaranya terdengar goyah.
Daddy Felix menghela napas panjang. Ia menatap Afan dengan mata penuh kasih sayang. “Afan kamu Jangan terlalu percaya sama omongan pria itu, betul apa kata abang abang kmu dan lagi bukan nya baby bilang sendiri klau orang tua baby udh ga ada .” daddy
Afan terdiam, betul apa kata daddy orang tuan nya sudah tidak ada "tapi daddy klau itu keluarga afan gimana? "
Daddy Felix menunduk sejenak. “jangan terlalu gegabah afan, daddy ga mau kamu kenapa kenapa afan”
Kenzo memotong, “Daddy, dia tidak sendirian. Wanita yang bersamanya juga terlihat mencurigakan.”
Felix mengangguk. “cari tahu semua tentang mereka”
Galen menambahkan, “baik dad"
Rafa angkat bicara "Apa mungkin ada alasan lain mereka muncul sekarang?”
Daddy Felix termenung sejenak. “Ada sesuatu yang lebih besar dari ini. Mereka tidak hanya ingin bertemu dengan Afan, tapi mungkin ada sesuatu yang mereka sembunyikan.”
"Sudah kita akhiri pembicaraan ini dan baby ga usah di pikirin ya biar daddy dan abang kmu yg urus ini semua" daddy
Afan menganguk "Iya dad"
"Ya sudah sekarang kalian ke kamar masing-masing besok kalian sekolah" perintah daddy
"Baik dad" kenzo
"Ini ga boleh terjadi ga da yang boleh mengambil afan dari keluarga dirgantara" daddy
Wah kira kira siapa mereka apa mungkin orang tua kandung afan sedangkan orang tua kandung afan sudah tiada atau betul dugaan afan dia adalah paman afan?? Atau seseorang yang berniat jahat??
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.