Chapter 1

16.2K 931 36
                                    

"Ne? Apa yang eomma dan appa maksud?!" Aku menatap kedua orang tuaku dengan tatapan bingung sekaligus tidak percaya.

"Appa.. appa dan eomma sudah memutuskannya, perjodohan antara kau dan Sehun. Kau harus mau menikah dengan anak Presdir Oh, ini demi kelangsungan perusahaan"

Deg!
Aku berusaha mencerna semua yang ku dengar dari appa dan eomma. Perjodohan? Apa yang mereka maksud adalah menjodohkanku dengan lelaki yang bahkan tidak pernah berbicara denganku?

"Tapi appa.. aku tidak ingin terikat perjodohan seperti ini. Eomma jaebal, apa eomma hanya akan membiarkan?" Aku menolak dengan tegas tradisi kuno ini.

"Maafkan eomma Gaeun-ah. Tapi tolong, kali ini ikuti kemauan ayahmu" eomma menatapku dengan sedih namun tidak bisa berbuat apa-apa.

"Jadi minggu depan.. siapkan dirimu nak" appa dan eomma lalu meninggalkan kamarku.
Aku masih terdiam tidak percaya di atas kasurku. Bagaimana bisa? Minggu depan? Aku bahkan masih duduk di bangku SMA dan umurku baru mau menginjak 18 tahun!

Sungguh takdir yang sangat tidak bisa ku terima. Aku harus menikah dengan Oh Sehun? Pewaris tunggal perusahaan terbesar di Korea Selatan ini! Pria idaman seluruh siswi di Sekolahku, yaa termasuk aku. Tapi, aku tidak bisa menerima perjodohan ini dengan tulus. Aku dan dia bahkan tidak pernah saling sapa sekalipun, padahal kita berada di kelas yang sama sejak kelas 1 SMA hingga sekarang, aku dan dia sama-sama murid kelas 3.

Selain itu, alasan mengapa aku takut melaksanakan perjodohan ini adalah karna yang aku tau, Sehun telah memiliki seorang yeoja. Aku tidak ingin menikah dengan pria yang akan melihat wanita lain. Itu akan menyakitkan.

---

*School*

Pagi ini aku sangat tidak bersemangat bersekolah. Aku hanya duduk di kursiku yang terletak di ujung belakang dekat jendela, sesekali aku menoleh ke arah tempat duduk Sehun yang hanya berjarak 2 kursi dari tempatku ini.

Saat hendak mencuri pandang untuk kesekian kalinya, aku tertangkap basah. Tidak.. ku rasa dia juga sedang mencuri pandang ke arahku tadi. Tapi entahlah, yang jelas dari caranya menatapku, dia juga telah mendengar mengenai perjodohan.

"Yak! Apa yang kau pikirkan eoh? Kau terlihat sangat tidak bersemangat" seseorang datang dan mengejutkanku. Dengan spontan aku mengangkat wajahku yang sejak tadi ku topang di atas meja menghadap ke arahnya. Siapa lagi/? Sudah pasti Eun Jae, sahabatku sejak di bangku SD. Kita sudah sangat dekat.

"Ahh, kau mengagetkanku!" Aku lalu membuang muka dan menghadap keluar jendela.

"Wae? Apakah ada masalah?" Dia segera duduk di sebelahku.

"Anii, aku hanya lelah" aku tidak mungkin membeberkan masalah perjodohan itu walaupun pada Eun Jae sekalipun. Ini bukan sesuatu yang patut di banggakan menurutku.

"Kalau begitu ayo ke kantin. Aku sangat lapar" Eun Jae menarikku dengan paksa, dan aku tidak akan bisa melawan jika seperti ini.

Meja di kantin sudah penuh. Hanya ada satu meja kosong dan satu meja yang masih terlihat renggang. Meja kosong itu tidak bisa kami tempati karena tempat itu adalah tempat tetap Sehun dan teman-temannya. Tidak akan ada yang berani duduk di sana.

Untunglah penghuni meja renggang itu adalah Chanyeol dan Ah Ran, yang juga merupakan sahabatku.

Ah Ran melambaikan tangannya padaku dan Eun Jae. Kami segera menghampiri mereka dan bergabung.

"Mengapa kalian sangat lama? Untung kami sudah mendapatkan tempat" umpat Ah Ran.

"Iya, tumben kalian sangat lama. Apa kelas kalian lambat istirahat?" Tambah Chanyeol.

"Ani, Gaeun sangat susah di ajak tadi. Dia terlihat sangat tidak bersemangat" Eun Jae melirikku yang hanya diam mendengarkan pertanyaan-pertanyaan Ah Ran dan Chanyeol.

Kami memang tidak satu kelas. Aku dan Eun Jae berada di kelas 3-1 sedangkan Chanyeol dan Ah Ran di kelas 3-2.

"Wae? Apa terjadi masalah?" Chanyeol menatapku penuh tanya.

"Obseo. Sudahlah kita makan saja. Aku lapar" aku mengabaikan mereka dan menyantap makanan didepanku dengan malas. Mereka malah makin curiga bahwa memang ada hal yang ku sembunyikan.

Tiba-tiba suasana kantin menjadi riuh. Ini sudah menjadi hal biasa. Itu pasti karena kedatangan para namja yang disebut flower boys oleh yeoja-yeoja di sini. Siapa lagi jika bukan Sehun dan teman-temannya, Kai, Baekhyun, dan Kris.

Melihat kedatangan mereka, aku dengan cepat menghabiskan makanan didepanku dan pergi dari kantin.
"Aku sudah selesai, aku harus kembali ke kelas. Anyyeong!"

--

Jam untuk kami kembali ke rumah telah tiba. Aku menarik tangan Eun Jae untuk keluar dari kelas dengan cepat. Entahlah, aku tidak ingin ber pas-pasan dengan Sehun. Aku tau dengan aku bersikap seperti ini pada Sehun, ini akan membuatnya semakin risih dan semakin tidak ingin berbicara denganku.

"Ah, aku pergi duluan eoh" kataku pada Chanyeol, Eun Jae dan Ah Ran.

"Emm, hati-hati" kata mereka bersamaan.

--

Hari ini aku sangat lelah. Sekolah memulangkan kami lebih lambat dari biasanya. Mungkin karna kami sudah kelas 3 dan sebentar lagi akan menjalani ujian kelulusan.

Tiba dirumah aku segera masuk ke kamar dan merebahkan diri di kasur. Kulirik jam di sebelahku, jarum pendek telah mengarah ke angka 5. Biasanya aku tiba di rumah pukul 2. Yaa penambahan jam belajar selama 3 jam. Aku benar-benar lelah.

Baru saja mataku akan terpejam, tiba-tiba suara ketukan di pintu kamarku terdengar.
"Gaeun, boleh eomma masuk?"
Aku menarik nafas panjang terlebih dulu,
"Ne eomma, masuklah"

"Kau baru pulang? Pasti kau sangat lelah" eomma mengelus kepalaku dengan lembut. Aku tau ada yang ingin dia sampaikan.

"Emm, aku sangat lelah. Jadi mengapa eomma ke mari?" Tanyaku langsung.

"Appa menyuruhmu untuk bersiap-siap. Jam 7 nanti kita akan keluar untuk makan malam bersama keluarga Presdir Oh".

Aku membulatkan mataku. Makan malam? Bahkan hingga 1 menit sebelum eomma mengatakan ini aku masih berharap bahwa rencana perjodohan itu hanya candaan kedua orang tuaku. Tapi saat mendengar ini.. Jika telah sampai ke tahap makan malam keluarga, itu berarti ini bukan candaan.

"Eomma, aku sangat lelah" aku membuang muka.

"Kau tidak boleh seperti ini Gaeun. Hanya untuk kali ini.. bahkan sebelumnya eomma dan appa tidak pernah meminta apapun padamu jadi.. hanya untuk yang satu ini eomma mohon" aku merasakan eomma menggenggam tanganku.

Itu benar, eomma dan appa memang tidak pernah meminta apapun padaku sebelumnya. Jadi.. baiklah. Aku tidak akan memberontak lagi.

Setelah eomma keluar dari kamarku, aku segera madi dan bersiap. Aku memilih little black dress se lutut untuk pakaian yang akan aku gunakan. Dengan tambahan kalung dan anting ku rasa sudah cukup. Sedangkan rambut, kubiarkan terurai tanpa hiasan di sana.

"Gaeun-ah kau sudah siap?" Teriak eomma dari lantai bawah.
"Nee, aku akan turun sekarang"

Dengan malas aku turun dan muncul didepan eomma dan appa.
"Wah, anak eomma benar-benar yang terbaik" kata eomma saat melihatku.
Sedangkan appa hanya tersenyum.

Kami segera berangkat menuju tempat makan malam. Dan mobil yang appa bawa berhenti di sebuah hotel termewah di Seoul.

.
.
.

T b c

Jumlah vote dan comment kalian akan mempengaruhi mood author, dan mood author akan mempengaruhi cepatnya update-tan chapter selanjutnya :v

Soooo..

Jangan lupa vote dan comment :*

He's my Husband?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang