Warning!!! Typo bertebaran guys~
.
.
.Mobil yang di bawa appa berhenti di sebuah hotel termewah di Seoul. Hotel yang menjadi langganan bagi pengusaha sukses di Korea.
Aku berjalan mengikuti appa dan eomma dari belakang. Sungguh, jantungku tidak bisa berdetak seperti biasa. Ini bahkan seperti 3x lebih cepat. Aku mencoba untuk mengatur perasaan cemasku sekarang.
Terlihat sebuah keluarga kecil yang menunggu kami di sebuah meja yang telah di rancang sedemikian mewah. Dan ada seseorang yang ku kenal di sana. Oh Sehun, dia menyambut kedatanganku dengan tatapan dinginnya.
"Annyeong haseyo. Park Gaeun imnida" kataku seraya membungkuk nyaris 70 derajat.
"Lihat dia, sangat cantik. Tidak salah kita menjadikan dia menantu" kata eomma Sehun dengan senangnya. Aku tau itu pujian, tapi itu tidak bisa membuatku merasa senang malam ini.
"Ah kamsahamnida" Presdir Oh lalu mempersilahkan ku untuk duduk.
Makan malam berjalan dengan tenang, sesekali Presdir Oh dan appa membicarakan hal-hal kecil agar makan malam kami tidak terkesan garing mungkin.
Aku pamit untuk pergi ke kamar kecil sebentar. Tapi aku tidak benar-benar pergi ke sana, aku pergi menuju taman belakang hotel dan duduk di sebuah kursi di sana. Untunglah suasana sangat sepi.
Aku menarik nafas panjang. Sungguh ini tidak semudah yang ku fikirkan. Bahkan caranya menatapku sangat dingin. Oh Sehun.. aku mungkin bisa dengan mudah menerimanya, tetapi bagai mana dengannya? Mungkin hingga kami menjadi pasangan tua nanti dia tidak akan bisa menerimaku.
"Mengapa jadi seperti ini? Apa kami benar-benar harus menikah?" Kataku frustasi.
"Tidak perlu se frustasi itu, Park Gaeun" tiba-tiba Sehun muncul didepanku.
"Jadi itu benar-benar kau.. Bagai mana ini bisa terjadi? Kita satu kelas tapi tidak pernah saling sapa, dan sekarang kita akan menikah?" Lanjutnya dengan nada datar.
Aku hanya diam membiarkannya bicara."Kau tidak perlu sebingung itu. Kita hanya perlu menjalani pernikahan itu selama 6-8 bulan, setelah itu kita bisa bercerai. Setelah kita bercerai, kita bisa menjalani hidup masing-masing dan melupakan fakta bahwa kita pernah terjebak tradisi kuno ini" dia mengeluarkan kata-kata itu dengan sangat mudah. Aku bahkan tidak percaya dengan apa yang baru saja dia katakan. Bercerai? Semudah itu kah?
"Wae? Kau tidak ingin bercerai?" Nadanya masih terdengar dingin dan datar.
"Anii.. baiklah. Kita lakukan pernikahan minggu depan lalu setelah 8 bulan, kita akhiri" aku segera meninggalkannya dan kembali bergabung menikmati makan malam.
--
*author pov*
[1 minggu kemudian]
Tiba sudah hari yang sangat di hindari oleh Gaeun, yaitu hari pernikahannya dengan Sehun.
Setelah keduanya mengucapkan janji di hadapan semua tamu undangan, resmilah mereka menjadi pasangan suami istri.
Pernikahan mereka hanya di hadiri oleh keluarga dekat dan pengusaha-pengusaha sukses yang menjalin kerja sama dengan Presdir Oh maupun Presdir Park.
Pernikahan ini sendiri di sembunyikan dari teman-teman satu sekolah Gaeun dan Sehun, mengingat usia mereka dan status mereka yang masih sebagai pelajar.Setelah pernikahan berlangsung, Sehun dan Gaeun di antar oleh kedua orang tua Sehun menuju apartemen baru yang akan mereka berdua tempati.
"Bagaimana Gaeun? Kau suka dengan apartemennya?" Tanya eomma Sehun.
"Ah, ne eo..eomeonim" Gaeun masih terbata-bata karna belum terbiasa.
"Kau lucu sekali, pasti aneh bagimu kan? Kau harus membiasakannya" eomma Sehun mengelus kepala Gaeun. Sepertinya dia sangat menyukai menantunya itu.