Cinta di ujung semi

0 0 0
                                    

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh kebun bunga, ada seorang pemuda bernama Arif yang bekerja sebagai penjual bunga. Setiap hari, ia menyajikan bunga-bunga segar kepada pelanggan dengan senyuman manis. Suatu hari, seorang gadis cantik bernama Lara datang ke tokonya untuk membeli bunga. Mereka bertatap muka, dan seketika suasana menjadi hangat. 

Lara terlihat tertarik dengan bunga-bunga di sana, dan Arif pun menjelaskan setiap jenis bunga dengan penuh semangat. Mereka menjalin obrolan yang hangat, berlanjut hingga Lara membeli sebuah buket bunga mawar merah. Arif merasa hatinya bergetar setiap kali melihat senyumnya. 

Setelah pertemuan itu, Lara selalu kembali ke tokonya. Setiap kunjungan semakin membuat Arif jatuh cinta. Namun, dia tidak berani mengungkapkan perasaannya. Suatu sore, saat bunga-bunga mekar cantik, Arif beranikan diri untuk mengundang Lara menjelajahi kebun bunga bersamanya dan berpikir saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya. 

Mereka berjalan di antara deretan bunga yang berwarna-warni, berbagi cerita dan tawa. Di suatu tempat, Arif memberanikan diri mengambil tangan Lara dan mengungkapkan perasaannya. "Lara, aku suka kamu!" katanya pelan, menatap dalam mata Lara. 

Lara terkejut, tapi senyumnya yang manis tidak pernah pudar. “Aku juga merasakan hal yang sama, Arif,” jawabnya dengan suara lembut. Mereka berdua saling tersenyum, dan dalam momen itu, kebun bunga seolah menjadi saksi cinta baru yang mekar. 

Sejak saat itu, Arif dan Lara sering menghabiskan waktu bersama di kebun bunga, berbagi impian dan menciptakan kenangan indah. Cinta mereka tumbuh seiring waktu, seperti bunga-bunga yang mekar di musim semi, penuh warna dan harapan. 

Kisah cinta sederhana ini pun terus berlanjut, mengajarkan keduanya bahwa cinta sejati akan selalu bersemi di hati, tak peduli seberapa rumitnya perjalanan yang dilalui.

short story collectionWhere stories live. Discover now