Di kota yang modern, seorang remaja bernama Dika sangat menyukai bermain game di handphone-nya. Setiap hari sepulang sekolah, Dika akan langsung tenggelam dalam dunia game yang penuh dengan petualangan dan tantangan. Ia menghabiskan berjam-jam menatap layar, melupakan waktu dan tugas sekolah.Suatu malam, saat Dika asyik bermain, ia merasakan sedikit ketegangan di matanya, tetapi ia mengabaikannya. "Ah, mungkin hanya capek sedikit," pikirnya, dan terus bermain. Semakin lama, mata Dika semakin terasa perih dan kering. Meskipun begitu, ia tidak mau berhenti.
Keesokan harinya, Dika terbangun dengan mata yang merah dan kabur. Sudah beberapa kali ia menggosok matanya, tetapi rasa sakitnya tetap ada. Dia merasa kesakitan setiap kali melihat layar, dan tugas sekolahnya pun terabaikan.
Dengan enggan, Dika memutuskan untuk pergi ke dokter mata. Dokter pun memeriksanya dan memberikan nasihat. "Dika, kamu harus berhenti melihat layar terlalu lama. Mata perlu istirahat. Gunakan aturan 20-20-20: setiap 20 menit, lihatlah sesuatu yang berjarak 20 kaki selama 20 detik," ujar dokter.
Dika merasa menyesal, tetapi ia bertekad untuk mengubah kebiasaannya. Selepas dari dokter, Dika mulai mengatur waktu bermainnya. Ia mengurangi waktu di depan layar dan mulai menjadwalkan istirahat untuk matanya.
Tak hanya itu, ia juga mulai melakukan aktivitas lain seperti membaca buku dan bermain di luar rumah. Dalam beberapa minggu, mata Dika mulai terasa lebih baik, dan ia kembali dapat menikmati game tanpa rasa sakit.
Dika belajar pentingnya menjaga kesehatan mata dan akrabnya dengan batasan waktu di depan layar. Kini, ia dapat bersenang-senang tanpa mengorbankan kesehatan. Bermain game bisa menyenangkan, tetapi kesehatan tetap yang utama!
YOU ARE READING
short story collection
RandomCerita pendek yang saya bikin untuk menghibur anda saat ada waktu luang.