satu

132 6 1
                                    

Pagi yang cerah menyambut hari liburku yang menyenangkan. Tapi semuanya gagal karna aku mendengar suara musik yang sangat kencang di sebrang kamarku

Siapa lagi kalo bukan Evan my enemy, kata itu yang ku berikan pada dia sebagai musuh hidup matiku. Aku benci sama dia terlebih lagi karna dia selalu unggul denganku. Hari ini saja dia sudah mengganggu pagiku yang cerah dan ingin sekali membenamkan wajah serta tubuhku di atas ranjang empukku. Tapi dengan ulah dia menyetel lagu dengan sangat kerasnya membuatku harus terbangun dari tidurku

Aku beranjak dari kasurku menuju jendela untuk menegur evan

"Weh kampret, berisik tau gak??? Pagi pagi udah ganggu tidur orang aja lu" teriakku tapi tidak dengar olehnya sepertinya aku harus siap siaga untuk mengeluarkan suara delapan oktafku untuk menegurnya
"Wey kampret lu denger gak??? Berisik tau gak, suara musik lu itu ganggu tidur nyenyak gue" teriakku lagi. Tapi tidak ada tanda-tanda di ingin mematikan musiknya yang menyebalkan itu malah yang aku lihat dia tengah meliuk liukkan badannya mengikuti alur musik. "Duh nih anak bikin gua kesel,apa perlu gua siapin suara delapan oktaf gua" kataku dalam hati

Akupun menarik nafasku dalam-dalam mempusatkan pada tenggorokanku dan ketika...

"Apaan sih, pagi pagi udah teriak teriak gak jelas gak tau orang lagi asik apa?? Rese dasar lu kambing" teriaknya yang membuat mukaku merah menahan amarah
"Ye pake bilang gua kambing lagi, udah tau masih pagi pake denger musik kenceng-kenceng lagi. Ganggu aja lu harusnya nih yah gua masih santai santai di tempat tidur gua" teriakku sambil menjulurkan lidahku dan beranjak menuju kamar mandi tanpa mengubris perkataan evan
"Ye terserah gua dong dasar kebo" teriak evan samar terdengar olehku

"Biarlah dia mau ngomong apa,aku lagi tidak ingin berdebat dengannya, sebaiknya aku mandi menyegarkan pikiran" kataku berbicara sendiri

Selsai mandi aku pergi keluar kamar menuju dapur, jam di dinding menunjukan pukul 9 pagi, sepertinya orang di rumah sudah sibuk dengan urusannya masing2 walaupun ini hari libur. Ku arahkan kakiku menuju dapur sampai di dapur ku lihat kedua orang yang aku cintai, mereka sedang memakan sarapan paginya.

"Hai bun, hai beh" sapaku kepada kedua orangtuaku
"Hai sayang" seru mereka bersamaan
"Bun bang karel mana??? Kok tumben dia gak ada,biasanya bawel kalo aku kesiangan bangunnya" kataku sambil meminum susu yang tadi bunda berikan, yap bang karel adalah kakakku, dia selalu protektif kalo aku kesiangan atau pun ceroboh tapi pagi ini kemana dia yang biasanya selalu jahilin aku kalo aku kesiangan bangunnya di hari libur seperti ini malah si kampret evan yang bangunin pake suara musik keras itu

" oh tadi bang karel udah sarapan duluan, terus pamit katanya mau main basket sama revan" kata bunda

"Hah, revan bun? Bang revan kakaknya evan yang tinggal di moscow itu, kok ada disini bun" kataku penasaran, sebenarnya aku sudah mendengar kepulangannya dari moscow untuk lanjut sekolah disini
" dia udah pulang sayang, katanya dia mau nerusin sekolahnya di sini, lagian besok katanya dia udah langsung sekolah di sekolah kalian" kata bunda panjang lebar
" hah secepet itu bun?? Emang bang karel mau main basket sampe jam berapa???" Kataku penasaran
" gak tau, paling juga nanti jam satu udah pulang, nanti kamu susulin yah, sekalian bawain minum soalnya dia mau turnamen mangkanya latihan sekarang" jelas bunda
"Sayang babeh pamit dulu mau ke kebun" kata babeh pamit sebenernya dari tadi babeh hanya mendengarkan pembicaraan aku sama bunda
" iya babeh" kataku sambil tersenyum
"Jangan lupa ya sayang nyusulin abang kamu, dia kalo udah main basket sering lupa waktu" kata bunda sambil tersenyum
" iya bundaku" kataku sambil mencium pipi bunda dan beranjak kekamar


Tbc

Buat percobaan :))

My enemy is my loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang