"Kalian kok lama?" Tanya ibu Windy
Windy menggeleng pelan "tadi main game bentar" sahut Windy yang tentu saja berbohong
Justin hanya tersenyum kaku.
"Kalau gitu, kita ngomong di ruang tv aja, ya" ucap papa Justin
"Iya, pa" sahut Justin
Windy sudah merasakan jantung yang berdebar kencang dan saling menatap dengan Justin yang sepertinya merasakan hal yang sama.
Mereka berdua pun mengikuti
ibu Windy dan papa Justin menuju ke ruang tv.____________
Papa melihat ke arah Windy dan Justin secara bergantian.
"Langsung aja, ya?" Tanya papa pada ibu.
Ibu mengangguk
"Jadi gini... papa minta persetujuan dari kalian-" omongan papa terpotong oleh Justin
"Boleh kok, pa." Sahut Justin
Windy mengangguk setuju
"Papa belum selesai bicara, Justin, Windy..." ucapnya
"Kita udah tau. Kalian mau menikah kan? Gapapa, boleh aja kok. Kalo itu yang buat kalian bahagia, gapapa" sahut Windy
Ibu dan papa saling berhadapan dan akhirnya tersenyum bahagia
"Makasih ya, Windy, Justin" ucap ibu
Justin dan Windy hanya tersenyum kaku.
"Kami akan menikah minggu depan" ucap papa, membuat Justin dan Windy membelalakkan matanya karena merasa kaget.
"Secepat itu?" Ujar Windy
"Sebenarnya kita udah siapin semuanya..." balas ibu Windy
"O-ohh..." lirih Windy
"Malem ini, kita nginep disini" ucap ibu pada Windy
"Hah? Kan besok sekolah, bu" heran Windy
"Justin, antar Windy ambil seragam dan peralatan sekolahnya, biar besok berangkat sama sama" ucap papa
Justin mengangguk dengan cepat dan segera berdiri menghampiri Windy
"Ayo." Ajak Justin
Windy pun mengangguk, dan ikut dengan Justin
Papa dan ibu tersenyum hangat "ternyata mereka lumayan akrab juga ya" ucap ibu.
"Syukurlah..." balas ayah
"Justin..." lirih Windy saat tiba dirumahnya.
Selama di perjalanan, mereka tidak berbicara sedikitpun. Seperti ada yang menjanggal di hati mereka, membuat mereka merasa canggung untuk berbicara.
