14. The Confessions

150 32 7
                                    

"UNTUNGNYA sih gak terlalu dalem Mas baretnya, tapi kalau spionnya ini jelas harus diganti soalnya udah beneran patah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"UNTUNGNYA sih gak terlalu dalem Mas baretnya, tapi kalau spionnya ini jelas harus diganti soalnya udah beneran patah. Mau diganti sepasang sekalian atau yang patah aja?"

Nistisha hanya berdiri disebelah Jeksa saat orang bengkel menjelaskan kerusakan yang dialami oleh motor Jeksa akibat perbuatannya. Sedikit meringis melihat nominal yang tertera pada nota itu, ternyata untuk motor begini sekali rusak memerlukan biaya yang tidak sedikit. Nistisha sedikit menyesal kenapa dia begitu berpikiran pendek sehingga merugikan orang lain dan dirinya sendiri.

Ngomong-ngomong soal biaya, Jeksa sama sekali tidak menarik uang sepeserpun untuk biaya perbaikan motornya- sesuai dengan apa yang laki-laki itu bilang, bahwa dia hanya butuh Nistisha mencarikan tempat untuk memperbaiki motornya. Sesuatu yang Nistisha syukuri sebab dia tidak perlu mengambil uang tabungannya untuk mengganti rugi, namun tetap saja dihatinya terbesit perasaan tidak nyaman.

"Ini beneran gue gak perlu ikut bayar? Kan gue yang udah ngerusakin motor lo?" Nistisha menatap Jeksa disaat mereka berjalan menuju mobil setelah sepakat bahwa motor Jeksa akan diambil lusa.

"Gak usah." Jeksa mengantongi dompetnya setelah memasukkan nota disana, dia menatap Nistisha, "Emang lo mau bayar? Lumayan ini."

Nistisha langsung menggeleng-gelengkan kepalanya, "Gak gak gak usah, makasih keringanannya."

Jeksa menyebikkan bibirnya, "Emangnya boleh setidak-bertanggungjawab itu, Nistisha?" Ejeknya.

"Kan lo sendiri yang bilang katanya mau dibayar sendiri?!" Nistisha mengomel, sedikit berteriak.

"Ya mana tau lo ada inisiatif." Jeksa menatap Nistisha, "Kan lo yang salah."

"ISH!" Nistisha menghentakkan kakinya, "YAUDAH!"

Jeksa terkekeh melihat ekspresi kesal Nistisha, laki-laki itu menahan lengan Nistisha saat gadis itu sudah berbalik untuk menghampiri petugas bengkel. "Bercanda, Sha."

Nistisha memutar bola matanya malas, dia menarik diri dari tangan Jeksa dengan wajah cemberut.

"Cari makan ya? Habis itu gue mau ajak lo ke suatu tempat."

Wajah Nistisha langsung berubah, dia menatap Jeksa, "Mau kemana????" Tanyanya penasaran.

Jeksa sudah membuka pintu mobil saat Nistisha bertanya, "Ponpi."

Dan karena jawaban itu, perasaan kesal pada diri Nistisha langsung sempurna hilang. Gadis itu mengembangkan senyumnya, dengan perasaan senang luar biasa gadis itu masuk ke mobil dan duduk manis. "AYO!"

Jeksa tertawa melihat kelakuan Nistisha barusan, "Mau makan apa?" Tanyanya.

"Mie ayam Mang Tisna yang katanya ada di deket Ponpi!" Nistisha menjawab langsung.

"Gue kira lo bakal jawab terserah, kayak biasanya cewek." Jeksa menyalakan mobilnya.

"Kan lo tanya!" Nistisha menjawab kesal.

Kaleidoscope: The Extraordinary JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang