Nistisha Gantari tidak pernah menyangka jika tahun terakhirnya di SMA akan dihabiskan dengan berurusan dengan pentolan geng, Jeksa Alden Ellion yang selama ini tidak pernah berinteraksi lebih dengannya. Yang membuat Nistisha kaget setengah mati, lak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"BESOK bantuin gue bagiin oleh-oleh umroh ke kelas-kelas loh ya! Awas lo kalau pada kabur! Titipan do'a lo semua auto ke cancel!"
Seruan bernada ancaman itu muncul dari mulut Baskara Sadjiwa yang rasanya sudah begitu lama tidak ikut andil dalam ramainya tongkrongan mereka. Lebih dari 14 hari beribadah ke Tanah Suci, tidak serta merta merubah mulut Baskara menjadi sedikit lebih suci, laki-laki itu masih asal nyablak, asbun dan masih suka berkata kasar.
Ibadah memang urusan masing-masing, tapi kalau begini.. kan jadi tidak tahan untuk men-judge.
Yang paling ketara muka julidnya itu jelas Chiko Raheksa, dengan tangan yang sibuk menggoyangkan minuman kalengnya yang sisa separuh dia menatap Baskara, "Gue curiga lo ke Mekkah supaya bisa bolos doang Bas, masa habis umroh kagak ada perubahan apa-apa."
Mendengar sesi per-julid-an dimulai, Wistara yang sejak tadi menunggu langsung menyambar dengan nada bersemangat, "Iya anjir, mana tetiba langsung ikut tawuran lagi. Dah, pahala lo langsung ilang noh, Bas."
"Loh kok jadi bawa-bawa ibadah?" Baskara yang sedang berdiri berkacak pinggang, "Itu urusan gue sama Tuhan gue ya! Allah pasti tahu niat masing-masing hambanya, termasuk gue! Gak ada diskriminasi!"
"Ibadah emang urusan lo sama Tuhan lo Bas, tapi berhubung kita ada, itu juga jadi urusan kita." Saga menyahut, tangannya mengambil sejumput kacang arab- oleh-oleh yang dibawa Baskara, "Tugas kita mengingatkan lo kalau lo udah setingkat diatas kita, which is lo jadi panutan kita dalam hal agama."
"J, angkat Bas jadi Menteri Keagamannya Redmoon J!" Kaisar menyahut sambil menoleh kearah Jeksa yang sejak tadi hanya menyimak.
"Nanti gue pikirin," Jeksa menatap Baskara, "Sanggup gak ngimamin anak-anak Redmoon?" Tanyanya, dengan nada menggoda.
"Ah lo mah! Tau sendiri surat yang gue hapal aja cuma Al-Ikhlas! Mending lo aja J, tetimbang mereka makin tersesat." Baskara meninju lengan atas Jeksa pelan, kemudian duduk disamping laki-laki itu.
Ya, sama halnya yang sering dibahas konten kreator yang peduli dengan keadaan generasi calon penerus bangsa bahwa Jeksa dan teman-temannya turut andil pada judul pembahasan 'generasi muda yang mulai lupa Tuhan' meskipun tidak sepenuhnya. Tapi jelas, apa yang mereka lakukan sekarang ini kontra dengan narasi-narasi yang dibangun untuk menunjukkan bentuk ketaatan pada Tuhan dan ajaran agama bukan?
Tapi untungnya, diantara keimanan teman-temannya yang berada dalam berbagai macam tingkatan, setidaknya Jeksa mampu mengajak mereka untuk andil dalam satu dua kegiatan bermanfaat, salah satunya-
"J, gue dapet sponsor nih buat pembangunan Ponpi. Angin seger diawal semester gak sih?"
Ponpi- sebuah tempat belajar sederhana di pinggir rel yang sudah beberapa tahun dikelola dan dijaga oleh Jeksa dan anggota Redmoon sepeninggal senior mereka yang sudah lulus dan melanjutkan kehidupan. Segala kendali dan tanggung jawab ada pada pundak Jeksa sebagai pimpinan Redmoon saat ini.