Musim panas jadi latar yang sempurna buat warung es krim kecil di pinggir pantai. Yunho, cowok jangkung dengan kulit yang sedikit gosong gara-gara surfing seharian, berdiri di depan freezer es krim sambil garuk-garuk kepala. Matanya fokus ke daftar rasa yang nempel di papan tulis kecil.
"Hwa, lu yakin rasa semangka sama mangga bisa nyatu?" Yunho akhirnya buka suara setelah sepuluh menit cuma berdiri kayak patung di depan freezer.
Seonghwa, si pemilik warung sekaligus mantan mahasiswa seni yang gagal jadi pelukis, cuma mengangkat bahu santai. "Rasa buah tropis, gitu. Lu mikirnya terlalu sempit. Mangga itu manis, semangka itu segar. Kayak gue sama lu. Nyatu, tapi bikin orang bingung."
Yunho langsung mendelik. "Gue bingung sama analogi lu. Kita tuh apa? Sepasang buah tropis? Kalau gue semangka, lu mangga?"
Seonghwa ngakak sambil menuang topping cokelat cair ke es krim yang lagi dia racik. "Gue lebih kayak kelapa, kali. Isinya manis, tapi butuh usaha buat dibuka. Dan lu... lu mungkin lebih kayak pisang. Kulitnya gampang dikupas, tapi dalemnya? Wah, gue tau rahasia lu."
"Apaan sih? Gila lu!" Yunho refleks ngelirik pelanggan lain, takut obrolan aneh mereka kedengeran. Tapi nyatanya, nggak ada siapa-siapa selain mereka di warung itu.
"Relax aja, bos. Di sini cuma ada gue dan suara ombak," ujar Seonghwa sambil ngedip jahil.
Yunho berdecak. "Lu kenapa sih suka ngomong aneh-aneh? Gue dateng cuma mau beli es krim, bukan denger khotbah soal buah tropis."
"Karena gue tau, lu ke sini bukan cuma buat es krim," sahut Seonghwa sambil naruh cup es krim ke depan Yunho. Rasa semangka dan mangga dengan topping kelapa parut.
"Gue ke sini karena lu warung es krim satu-satunya di pantai ini," dalih Yunho sambil ngambil cup itu. Tapi dia nggak bisa bohong kalau senyum tipis Seonghwa bikin dia sedikit kikuk.
"Lu ke sini karena lu suka gue."
Es krim hampir jatuh dari tangan Yunho. "Hah?! Lu ngaco banget, sumpah."
Seonghwa bersandar di konter, tatapannya nakal. "Iya, iya, nggak suka. Tapi lu selalu dateng tiap hari, pake alasan es krim, padahal lidah lu tuh payah buat bedain rasa."
Yunho berusaha ngebantah, tapi mulutnya keburu penuh sama es krim yang dia makan buru-buru biar nggak makin awkward.
"Lagian," lanjut Seonghwa santai, "kalau gue mangga, gue nggak keberatan jadi topping di atas semangka. Sempurna, kan?"
Yunho langsung batuk-batuk, matanya melebar. "Lu kenapa sih ngomongnya kayak nggak pake filter?!"
Seonghwa ngelirik Yunho dengan senyum jahilnya. "Biar summer-nya lebih berasa, bos. Dan, siapa tau, ada yang akhirnya mau ngajak gue sunset bareng."
Yunho cuma bisa diem, pura-pura nggak ngerti maksudnya, walaupun pipinya udah jelas-jelas semerah semangka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Buxom Episode • All × Yunho
Fanfictionbottom!Yunho / Yunho centric ©2021, yongoroku456