angin berteriak di hujung waktu,
ribut bermain di balik kepala,
hati dibeku kembali menjadi keras.tapi yang keras jadi salju,
bertukar lembut lagi pabila
kudengar namamu dari awan jauh,
melintas benakku
wajahmu yang senyum.mengapa, mengapa?
ditanya kamu ke aku.
siapa, siapa yang sakiti kamu?
aku tunduk menurut perginya air mata.beban kamu aku doa agar terangkat,
biar tenang hati seperti selalu aku lihat,
agar kamu terlihat lebih mekar.
moga Dia curahkan sayang-Nya pada kamu.
jangan sedih, Dia bersama kita.katamu mendakap tubuh yang sedih.
kini kembali membaik,
tahu tujuan dari dasar yang paling dalam.