3 - Pertemuan

5 1 1
                                    

Hari ini adalah hari pertama Nando di sekolah barunya. Tidak ada yang istimewa. Hanya saja sedikit berbeda karena ia bisa bertemu setiap hari dengan sahabatnya dan memantau anggota Omorfos lebih dekat.

Deruman motor memenuhi indera pendengaran murid-murid SMA Sriwijaya. Kehadiran Nando di tengah-tengah anggota Omorfos mengalihkan perhatian mereka yang ada di sekitar parkiran.

“Ehh itu Nando ga si? Anak pemilik sekolah ini?”

“Omaigatttt! Anjir ganteng banget cok.”

“Lengkap deh anggota Omorfos, udah ada ketuanya.”

“Gue gak dapet kak Nando, kak Bagas juga boleh kok.”

Kurang lebih seperti itulah sorakan dari para siswa yang melihat kehadiran Nando di antara  anggota Omorfos lainnya.

“Gue kalo jadi Nando sih, udah tepe tepe tuh dari tadi. Mayan lah buat pemanasan pagi-pagi.” Ucap Raihan penuh percaya diri.

“Dia bukan lo. Iya gak Nan?” Ucap bagas. Nando hanya berdehem karena malas menanggapi.

Setelah itu ketiganya berjalan beriringan meninggalkan parkiran setelah berpamitan dengan anggota Omorfos yang lain.

***

Berbeda dari hari biasanya, hari ini Selma terlambat ke sekolah disebabkan mobilnya mogok di tengah jalan. Sang supir sudah berusaha memperbaiki, namun tetap saja.

“Pak, ini masih lama ya?” Tanya Selma sopan.

“Waduh non, ini kayaknya harus di servis dulu non. Saya udah telpon montir katanya masih satu jam lagi baru nyampe.” Ucap Prapto tidak enak.

Selma semakin panik karena sebentar lagi jam pelajaran pertama akan dimulai. Sudah jelas nanti akan dihukum oleh bu Endang, batinnya.

“Kalo pesen ojol ga keburu juga kayaknya ini pak. Saya lari aja deh, udah deket juga.” Ucap Selma membuat pak Prapto membelalakkan matanya.

“Jangan, non. Ini masih ada sekilo jauhnya. Nanti non Selma capek.” Ujar Prapto.

“Gapapa pak, Selma udah telat banget soalnya.” Selma berusaha meyakinkan sehingga lelaki paruh baya itu tidak mempunyai pilihan lain.

“Baiklah. Tapi non Selma harus hati-hati. Tidak usah terburu-buru.” Ucap Prapto pasrah. Selma hanya mengangguk seraya berlari kecil meninggalkan supirnya yang penuh kekhawatiran.

Benar saja. Setelah sampai di sekolah, gerbang sudah ditutup rapat dan dikunci. Selma mencoba bernegosiasi dengan satpam sekolahnya dan berhasil. Gadis itu dibiarkan masuk, sebab ini adalah kali pertama satpam sekolahnya melihat ia terlambat. Dengan bersusah payah meyakinkan pak satpam, Selma akhirnya lolos. Setelah mengucapkan terima kasih, gadis itu dengan secepat mungkin berlari menuju kelasnya sebab pelajaran pertama sudah berlangsung.

Saat di koridor kelas sebelas, Selma jatuh tersungkur akibat tali sepatunya yang terlepas saat berlari tadi. Mengakibatkan ia menabrak seseorang di depannya. Gadis itu merutuki dirinya dalam hati, untuk sampai ke kelas saja sangat butuh perjuangan. Habislah ia hari ini oleh Bu Endang.

“Aw...” Ringisnya

Tak berselang lama tangan kekar terulur hendak membantunya bangun namun, Selma tidak menyadarinya. Gadis itu sibuk memperbaiki roknya dan melihat lututnya yang terluka akibat terjatuh barusan. Matanya sudah memanas menahan tangis tiba-tiba suara dari seseorang membuatnya mendongak.

“Lo gapapa?” Tanyanya.

“Sakit.” Lirihnya. Selma menerima uluran tangan lelaki itu namun, sungguh ia tidak bisa menahan rasa sakit dilututnya.

Tanpa aba-aba lelaki itu langsung menggendong Selma, dengan refleks ia mengalungkan tangannya di leher lelaki itu karena takut akan jatuh. Sebelum melangkahkan kakinya, lelaki itu sempat bersuara sebelum benar-benar membawa Selma meninggalkan koridor dengan beberapa pasang mata yang menyaksikan kejadian sejak gadis itu terjatuh.

“Gue nggak liat UKS dimana tapi lo bisa nunjukin jalannya.”
Selma hanya mengangguk tanpa berpikir panjang. Gadis itu benar-benar kesakitan sekarang.

Setelah mengantar Selma ke UKS, lelaki itu menghilang entah kemana setelah mendudukkan Selma di ranjang UKS. Belum sempat gadis itu mengucapkan terima kasih ia sudah hilang. Selma bertanya-tanya dalam hati siapa sosok yang ia tabrak sekaligus menolongnya tadi. Pasalnya baru kali ini ia melihat orang itu ada di sekolah ini. Mungkin karena ia sangat jarang memperhatikan sekitar. Monolognya.

Untung saja Bu Endang dapat menerima alasan Selma. Gadis itu bisa mengumpulkan tugasnya setelah jam istirahat nanti, sehingga ia dapat beristirahat dengan tenang di UKS untuk sementara waktu. Beruntung karena Selma adalah anak berprestasi di sekolah yang bahkan jarang sekali melanggar aturan sekolah.

***

Kring...!!!

Bel istirahat sudah berbunyi. Para siswa sudah berhamburan keluar kelas termasuk Tania, sahabat Selma. Gadis itu sejak pagi tadi mencari dimana keberadaan Selma yang ternyata gadis itu ada di UKS. Jangan tanya dimana Tania mengetahuinya, sudah jelas dari petugas UKS yang tak lain adalah teman kelasnya sendiri. Jika saja Hana tidak bertugas hari ini, sudah sejak pagi Tania kelimpungan mencari keberadaan Selma, sebab gadis itu sangat jarang sekali membuka ponselnya. Entahlah, Tania juga terkadang pusing sendiri dengan sifat sahabatnya itu yang terlalu cuek dengan sekitar.

Disinilah Tania sekarang. Dengan bersidekap dada dan memelototi  orang yang ada di hadapannya.

“Iya, Tan. Sorry udah nggak ngasih tau. Lain kali gue akan biasain cek hp gue. Ok?” Bujuk Selma pada Tania.

“Gak habis pikir gue sama lo, Sel.” Omel Tania. Jika sudah seperti ini maka siap-siap Selma akan mendengarkan semua perkataan yang keluar dari mulut sahabatnya itu.

“Lo itu anggap gue sahabat lo apa gimana si? Kalo ada apa-apa please kasih tau gue. Gue khawatir, Sel. Gue nggak mau lo kenapa-napa. Stop ngelakuin apa-apa sendiri. Gunanya gue jadi sahabat lo apa?” Lanjutnya. Matanya sudah berkaca-kaca.

Selma hanya tersenyum mengangguk seraya merentangkan kedua tangannya pada Tania. Gadis itu langsung memeluk Selma

“Janji kalo ada apa-apa bilang sama gue?” Tanya Tania. Selma mengangguk sebagai jawaban.

“Gue mau ke kantin. Habis omelin lo perut gue jadi keroncongan.” Ujar Tania

“Gue ikut.” Ucap Selma.

“Lo bisa jalan kan?” Tanya Tania memastikan

“Bisa. Pincang dikit sih, soalnya masih sakit.” Ujar Selma.

Keduanya meninggalkan UKS dengan Tania yang membantu Selma berjalan ke kantin.

***


Bantu support ya hehe, kalau banyak yang suka partnya bakal di bikin panjang❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANSELMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang