2 - Murid Baru

21 1 3
                                    

Setelah kejadian yang menimpa keluarganya, Anselma memutuskan untuk pindah. Ayahnya menyetujui dan memutuskan untuk fokus mengelolah induk perusahaan yang ada di Jakarta. Mereka meninggalkan kota kelahiran Anselma dan juga meninggalkan kenangan buruk di rumah lamanya.

Sudah hampir dua tahun hidup Anselma selalu berada dalam kesunyian. Namun, berbeda jika di sekolah. Gadis itu sangat pandai menutup diri. Anselma adalah gadis yang biasa saja seperti murid pada umumnya. Memiliki paras yang cantik dan prestasi yang menjulang tinggi tidak membuat gadis itu menjadi primadona sekolah. Anselma bersyukur akan hal itu, setidaknya ia bisa menjalani hari-harinya di sekolah dengan tenang dan damai. Namun, tidak ada yang menyadari jika gadis itu adalah putri donatur utama dari sekolah yang mereka tempati untuk menuntut ilmu saat ini. Kecuali sahabatnya, Tania. Bahkan Tania sendiri hampir tidak mengetahui jika Anselma tidak mengajaknya ke rumahnya waktu itu.

Pagi ini sekolah tengah dihebohkan dengan kabar bahwa akan ada murid baru, pindahan dari Australia. Bagaimana tidak? Jika yang datang adalah anak pemilik sekolah yang sudah terkenal di kalangan murid-murid SMA Sriwijaya. Paras yang tampan dan sikap cueknya menjadikan banyak murid-murid yang penasaran, utamanya di kalangan murid perempuan. Terlebih lagi ia adalah ketua geng motor terkenal di sekolahnya. Sudah dipastikan murid baru itu akan menjadi most wanted di SMA Sriwijaya. Belum masuk saja namanya sudah banyak dibicarakan di kalangan murid-murid perempuan, apalagi saat sudah benar-benar menjadi murid SMA Sriwijaya. Luar biasa sekali pengaruh lelaki tampan ini.

“Besok kamu sudah bisa masuk ke sekolah baru kamu, Nando.” Ucap seorang lelaki paruh baya, yang tak lain adalah Alexander Darelano.

“Hm.” Jawab Nando malas.

“Ingat, Nando. Kamu harus kurangi bolos dan melanggar peraturan sekolah. Ini terakhir kalinya papa kasih kamu kesempatan. Jangan kecewakan papa.” Ujar Alex.

“Kalau sampai papa dengar kamu buat ulah, papa akan bubarkan geng motor kamu itu.” Lanjutnya seraya meninggalkan Nando di meja makan sendiri.

Nando mengepalkan tangannya. Rahangnya mengeras. Selalu saja, Ayahnya itu akan membawa geng motornya jika ia membuat masalah. Ayahnya tidak tahu saja jika Omorfos, geng motornya itu sudah ia anggap seperti keluarga keduanya. Susah senang sudah ia lewati bersama anggota Omorfos, sedangkan ayahnya itu seenak jidat mau membubarkannya. Persetan dengan ayahnya itu.

“Sudah Nando. Perkataan papa kamu tidak usah terlalu kamu pikirkan.” Ucap seorang wanita paruh baya yang baru saja keluar dari dapur, yang tak lain adalah ibunya, Elina Clarissa.

Nando tidak menjawab. Lelaki itu melanjutkan makannya yang sempat tertunda. Elina hanya tersenyum dengan sikap anaknya, seraya mengusap puncak kepala anak semata wayangnya itu.

***

“Siapa ya kira-kira cowok yang dibicarain di sekolah tadi?”
Anselma bertanya-tanya sendiri. Pasalnya sudah sering sekali gadis itu mendengar murid-murid perempuan di sekolahnya membicarakan murid baru dan geng motor. Apa kaitannya dengan Omorfos, sehingga sejak pagi tadi di sekolah ia selalu mendengar topik yang sama. Aneh sekali menurutnya. Belum masuk sekolah saja sudah dibicarakan banyak orang, apalagi kalau sudah menjadi murid di sekolahnya. Anselma merasa kasihan dengan murid baru itu.

Seketika Anselma tersadar. Ada apa dengannya, kenapa juga dia harus mengetahui urusan orang lain. Sebaiknya ia mengerjakan tugas dari bu Endang.

Tak berselang lama pintu kamarnya ada yang mengetuk.

Tok tok tok!
“Permisi, non Selma. Ini bibi bawakan susu dan cemilan.” Ucap bi Asih, asisten rumah tangga keluarga Abra.

“Iya. Sebentar, bi.” Ucap Anselma seraya berjalan menuju pintu kamarnya.

“Selma bisa turun kebawah padahal. Bibi gausah repot-repot nganter sampe kesini.” Lanjutnya seraya meraih nampan seteleh ia membuka pintu.

“Abisnya non Selma di kamar terus dari tadi. Bibi jadi khawatir kalau non gak turun makan. Jadi bibi bawain aja.” Ujar bi Asih

Anselma tersenyum mendengar perkataan bi Asih. Ia sangat beruntung memiliki bi Asih yang sangat menyayanginya seperti anaknya sendiri. Meskipun ayahnya jarang di rumah, tapi ia tidak pernah kekurangan kasih sayang dari ayahnya itu, ditambah bi Asih yang sangat perhatian kepadanya.

Disisi lain, di kediaman Darelano. Nando sedari tadi tidak bisa berhenti untuk tidak mengoceh. Pasalnya dua sahabatnya Raihan dan Bagas, sejak mengetahui kedatangannya di Indonesia, mereka selalu datang setiap saat. Entah untuk bermain ps ataupun hanya sekedar menghabiskan stok cemilan di kamarnya. Nando benar-benar sudah tidak tahan dengan kelakuan dua sahabatnya itu.

“Gue bilang pulang.” Ucap Nando dingin. Raihan dan Bagas mengabaikannya. Tidak sadar jika sang empu sudah mau meledak sekarang.

“Pulang atau gue coret nama kalian dari Omorfos?!”

Perkataan terakhir Nando benar-benar menghentikan aktivitas Raihan dan Bagas. Dua sahabatnya itu menatap Nando dengan wajah memelas.

“Jangan gitulah, Nan. Kita kan sahabat lo dari SMP.” Ucap Raihan dramatis.

“Iya, Nan. Emang lo gak kangen sama kita berdua?” Ucap Bagas

Bukannya Nando tidak merindukan dua sahabatnya itu, tetapi hari ini ia benar-benar lelah seharian mengurus pekerjaan di kantor. Diusia yang masih belia dia sudah diberikan tanggung jawab yang besar oleh ayahnya. Alex ingin Nando belajar dari sekarang untuk mengelola perusahaannya, sebab Nando adalah satu-satunya penerus perusahaannya kelak.

“Gue capek. Mau istirahat.” Ucap Nando seraya membaringkan dirinya diatas kasur.

“Kalo gamau balik, jangan berisik.” Lanjutnya.

Raihan dan Bagas mengangguk mengerti. Mereka menyusul Nando tidur di atas kasur. Ketiganya tertidur pulas dengan Raihan yang memeluk Bagas seperti bantal guling.

***

Nando Rainard Darelano
Ketua Omorfos. Putra tunggal keluarga Darelano. Memiliki paras yang tampan tidak membuat ia gila perempuan.  Sifat cueknya akan sekitar membuat banyak perempuan menyukainya. Nando yang tidak tersentuh bisa luluh hanya dengan menatap gadis di halte depan sekolah dengan jarak sepuluh meter.

_____











Anselma

Anselma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nando

Nando

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat melebur bersama cerita Nando dan Selma❤️
Tetap support cerita aku yaa

ANSELMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang