Chapter 73 : Bajingan yang Tidak Membedakan Hitam dan Putih
"Baik." Dengan hati-hati, Wen Rou menggantung jubah itu di balik layar. Ia berkata, "Karena aku sudah tidak bersalah lagi, apakah hamba bisa melaporkan Qiao Yan karena sengaja menjebak?"
Xiao Jingtang tertegun, menaikkan alisnya dan memandangnya. "Kau mau apa?"
Dia mau apa? Diperlakukan seperti itu, Wen Rou merasa jijik. Sambil menyipitkan mata, dia memandang pria di depannya dan berkata, "Aku ini cuma seorang pelayan. Memohon keadilan kepada Tuan itu tidak mungkin. Jelas aku lancang. Bagaimanapun, dia adalah selirmu. Kau jagalah dia sendiri."
Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan pergi.
Tuan Kedua berdiri terpaku, tidak mengerti bagaimana dia hanya menanyakan pendapatnya, tetapi malah membuat orang pergi dengan kesal?
Ketika Pengurus Xiao masuk, dia melihat tuannya sedang menatap jubah di balik layar dengan tatapan kosong.
"Tuan Muda, waktunya makan."
Xiao Jingtang tidak menoleh, hanya berkata, "Pengurus Xiao, menurutmu kenapa wanita suka marah tanpa alasan?"
Terkejut sejenak, Pengurus Xiao tersenyum. "Wanita itu hatinya sangat peka. Lelaki sering tidak teliti, salah bicara, membuat mereka marah tanpa sadar. Itu biasa terjadi."
"Tapi aku tidak merasa mengatakan sesuatu yang salah." Xiao Jingtang mengerutkan alisnya, merasa bingung. "Kami berbicara baik-baik saja, kenapa dia tiba-tiba marah dan pergi?"
Siapa yang baru saja pergi? Pengurus Xiao segera tahu siapa pelakunya dan tersenyum. "Hanya ada dua kemungkinan, Tuan Muda. Pertama, kata-kata Anda tidak memperhatikan perasaannya. Kedua, Anda membela orang lain sehingga membuat dia cemburu."
Xiao Jingtang: "..."
Sebenarnya, Pengurus Xiao hanya menebak. Namun berdasarkan sifat Tuan Kedua dan gadis itu, hanya ada dua kemungkinan ini. Anehnya, mendengar itu, tuannya langsung menoleh dengan mata bersinar seperti bintang utara.
(*salbrutt si abangg wkwk)
"Tuan Muda?" Pengurus Xiao terkejut.
"Tidak apa-apa." Xiao Jingtang mengangguk, mengatupkan bibirnya. "Waktunya makan malam, bukan? Tapi aku masih harus memeriksa laporan keuangan. Suruh Wen Rou mengantarkan makanan."
"Baik." Pengurus segera menyampaikan pesan itu. Tapi ketika dia menemui Wen Rou, gadis itu hanya tertawa dingin sebelum berbalik menuju dapur kecil.
Tawa dingin itu cukup menakutkan. Untuk memastikan dia tidak meracuni makanan, Pengurus memutuskan untuk mengikutinya ke dapur. Akhirnya, dia hanya bisa tertegun melihat Wen Rou dengan ekspresi anehnya memotong sayur, memasak daging, dan membuat saus.
"Tuan Muda sedang sibuk, jadi mungkin harus melayani dia makan." Pengurus ragu-ragu berkata, "Nona harus memberinya makan langsung."
Artinya, jangan sampai meracuni makanan!
"Siapa yang punya waktu untuk menyuapinya?" Wen Rou memutar matanya. "Aku membuatkan hamburger untuknya. Bisa dimakan dengan satu tangan."
(*Hua Chun = Kentang Goreng, Chu Jian = Puding Susu, boba milk tea, Wen Rou = hamburger, wkwk)
Hamburger... apa itu? Pengurus bingung melihatnya mengambil roti bulat besar dari kukusan, memotongnya secara horizontal, mengolesi saus, meletakkan selembar kol mentah, lalu memasukkan tumisan sayuran kecil. Setelah itu, dia menambahkan kol lagi, mengoleskan saus, menambahkan daging goreng, dan menutupnya dengan roti.

KAMU SEDANG MEMBACA
In The Dream, I Didn't Know She Was A Guest/Meng Li Bu Zhi Ta Shi Ke (夢裏不知她是客)
Romance(NOVEL TERJEMAHAN) (Not Mine, Sepenuhnya Milik Penulis) Title: In The Dream, I Didn't Know She Was A Guest/Meng Li Bu Zhi Ta Shi Ke (夢裏不知她是客) Author : Bai Lu Cheng Shuang (白鹭成双) Chapter : 237 bab - Maret 2024- Wen Rou menganggap bahwa kesalahan terb...