Aku malam ini beristirahat tapi besok aku harus membantu ayah ku berkebun dan aku harus ke rumah sophi untuk mengantar apel. Saat aku mau berangkat matahari ramah menyapa di pagi yang cerah ini. Aku sarapan bersama ayah, kak alex dan ibu, setelah sarapan aku berangkat ke kebun desa dengan berjalan kaki , jarak dari rumah ke kebun sekitar 10 km. Sampai di kebun, aku dikagetkan kedatangan pengusaha yang memakai topi hitam dan badannya besar. Aku bingung dengan kedatangan sang pengusaha yang terlihat menakutkan.“ayah, itu siapa? Kok kesini ada perlu apa?” tanyaku , Ayah tidak menjawab malah melamun.
Pengusaha itu melihat-lihat kebun milik keluargaku, “apakah kebun ini dijual? Dan saya bisa mengirimkan ke kota dan uangnya untuk ku. Eh untuk kita” kata sang pengusaha. Aku bingung dan ayah hanya menjawab “tidak bisa ini kan milik desa bukan milik anda” , ayah menyebutkan ‘desa’ berarti ini milik desa bukan milik individu. Tiba-tiba pengusaha itu memanggil pengawal yang badannya sangat besar. Aku khawatir dan ketakutan , aku berdoa semoga semuanya baik baik saja. “telp polisi dan tangkap mereka” kata sang pengusaha, Aku tidak tahu maksudnya ‘mereka’ mungkin ini sebutan untuk pengusaha.
Tiba-tiba setelah sang pengusaha menelepon, ia mengobrol dengan ayahku. Aku khawatir , aku takut ayah di tipu. Ayah pergi ke kafe , aku mengikuti nya dari belakang. Rencana ayah dan aku untuk mengirim kan olahan apel gagal. Di Kafe , aku mendengarkan ayah dan sang pengusaha mengobrol . “kalau bapak mau bekerja sama dengan saya, bapak akan bisa menjadi pengusaha kaya melebihi saya” kata sang pengusaha membujuk ayah . Aku sangat kesel dan langsung member tahu ayah sepertinya tidak berhasil. “saya tidak akan menjual perkebunan tersebut karena ini adalah milik desa” kata ayah tegas menolak bujukan.
Aku bahagia dengan keputusan ayah untuk mempertahankan kebun milik desa. Aku keluar dari kafe kebahagiaan ku hilang sejak pengusaha itu , berbicara di telefon “aku tidak akan mau menyerah untuk merebut perkebunan desa, aku mau merebut kebun itu dan menjadi kaya” aku mendengar semua niat jahat sang pengusaha itu.
Aku ke rumah Sophie dan mengambil olahan apel yang cukup banyak, aku meminjam sepeda Sophie lagi. Aku mengendarai sepeda secepat mungkin agar tidak terlambat , kalau terlambat aku tidak bisa menjual dan mengirimkan sampai ke kota yang besar . Aku mengayuh sepeda sekuat tenaga yang aku bisa. Sampai di penyaluran olahan buah-buahan , semua olahan mau dikirim aku berlari. “pak anda lupa mengirimkan olahan enak ini” aku berkata dan tersenyum. Bapak-bapak itu menerima dan memberiku uang , untung saja aku tidak terlambat.
Aku kembali ke rumah Sophie, aku sangat lelah karena sang pengusaha itu. Saat sampai di rumah Sophie aku melihat sang pengusaha sedang berbicara dengan ayah dan ibunya sophie , jangan-jangan sang pengusaha mau membujuk untuk mengambil kebun itu aku tidak akan mau menerima aku harus menghentikan. Tak sengaja aku mendengar percakapan mereka “ bolehkah saya membeli kebun ini dan bekerja sama dengan anda saja” kata sang pengusaha. Aku khawatir kalau ayahnya Sophi menerima ini bisa merugikan semua warga didesa , dan aku takut ayahnya Sophie ditipu. “saya tidak akan menjual kebun itu , karena itu milik bersama” kata ayah Sophie, tu membuatku sangat bahagia. Setelah menaruh sepeda, aku bergegas pulang kerumah.
Keesokan Harinya..
Aku bangun di pagi ditemani hujan . Jujur saja aku sangat lelah karena kemarin. Aku hari ini harus istirahat, dan ayah akan bertanggung jawab tentang kemarin. Aku segera bersiap-siap ke rumah anak yang mendapatkan beasiswa itu , aku hari ini mau menengok mereka dan menanyakan keadaan mereka. Aku memakai baju cream dan memakai celana, aku mengambil payung agar aku tidak ke hujanan. Setelah siap untungnya hujan sudah mereda, sampai di rumah milik sekolahku. “menurutmu ini tempat yang bagus? Atau terlalu kampungan?” aku bertanya dalam keadaan canggung. “ooh disini kita bisa tenang dari ramai nya kota dan disini bisa menenangkan diri, disini sangat indah” kata mereka tersenyum.
Aku berencana mengajak mereka untuk ke sungai dekat dari rumahku dan rumah mereka. “mau tidak aku ajak ke sungai, disana ada pohon-pohon termasuk pohon willow” kataku. “ya, aku belum sama sekali ke tempat yang sealami itu, dan pohon willow itu seperti apa?” kata Alicia. aku menjawab “nanti saja, ikuti aku dulu ya!”. Akhirnya mereka mau dengan ajakkan ku, saat aku,Alicia,Carolina keluar dari kamar aku melihat ada pengusaha itu datang lagi. “maaf ya, saya malah memaksa kalian untuk menjual kebun desa. Saya tahu ini salah , tolong maaf kan saya” kata sang pengusaha yang meminta maaf dan pergi. Aku senang sang pengusaha itu menyerah dan tidak merebut kebun milik desa. Dan aku mendengar sang pengusaha mau tinggal di desa ini.
Sampai di sungai yang indah , ada satu pohon yang besar. Ada pohon willow dipinggir sungai, airnya bersih dan dipinggirnya ada rumput yang hijau. Carolina dan Alicia kaget, mungkin mereka baru pertama kali kesini maklum saja ini adalah tempat favorit semua kalangan yang tinggal disini. Disini sangat indah, ketenangan,kenangan,tangisan,canda ,dan tawa semua ada disini. Dari jaman kakekku tempat ini sudah disukai oleh warga disini, jelas aku juga suka tempat ini. Semua ini mengobati lelah aku kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daydreamer Diary:Garden Mountain
Fantasyhidup seorang gadis yang tinggal di pegunungan, tepatnya desa. Ia memiliki teman dan petualangan yang seru. Dia memiliki teman yang banyak. Teman-temannya membuat dirinya memiliki pengalaman yang luar biasa. dan bagaimana jika gadis ini kehilangan k...