Episode 1 (How It Begin) [JARIANA]

1.2K 74 0
                                    

Seorang gadis berlari menyusuri koridor rumah sakit bersama seorang laki-laki dan wanita yang lebih tua darinya. Wajah mereka terlihat khawatir. Bahkan si gadis hampir menangis.

"Ari!" panggil wanita itu. Sementara gadis tadi yang dipanggil 'Ari' atau Ariana berhenti berlari dan menghampiri ruangan yang ditunjuk wanita itu yang dianggapnya sebagai 'bibi' nya. Gadis itu memegang kaca ruangan itu dan menangis. Lebih tepatnya ruangan itu ruang ICU.

"apa kalian keluarga dari pasien?" tanya seorang suster di depan pintu ruangan itu. Membuat mereka kaget dan beralih menatap suster tersebut.

"ya. Saya kakaknya dan ini anaknya" ucap lelaki tua yang notabenenya sebagai paman Ariana.

"kalian diperbolehkan masuk" sambung suster itu. Ariana menatap bibinya. Bibinya hanya mengangguk. Lalu, mereka bertiga masuk kedalam ruang ICU tersebut. Sebelumnya, mereka memakai jubah berwarna hijau.

"mom... Dad..." panggil Ariana sambil menghampiri sepasang pasien yang notabenenya adalah orang tuanya. Mom dan dadnya membuka kedua mata mereka. Ariana berdiri ditengah-tengah ranjang orang tuanya yang terpisah. Dia menggenggam tangan orang tuanya.

"mom... Dad..."

"honey, are you okay?" balas mom Ariana lemah.

"yea. I'm okay, mom"

"don't cry, hun. We know you're a strong girl"

"i'm just afraid mom, dad. I'm afraid, if you leave me alone"

"no, hun. We will always there" ucap dad Ariana sambil menunjuk hati Ariana.

"in your heart"

"please, dad.. Mom.. Don't leave me. I.. I can't live without you" tiba-tiba saja, alat pendeteksi jantung mereka berhenti.

"mom? Dad? MOM! DAD! WAKE UP!! OPEN YOUR EYES!!" teriak Ariana. Sementara bibinya, pergi memanggil dokter. Ariana terus memanggil kedua orang tuanya. Pamannya sendiri berusaha menenangkan Ariana. Lalu, datang 2 dokter bersama suster. Pamannya menjauhkan Ariana dari ranjang orang tuanya. Membiarkan para dokter mengatasi orang tuanya.

"ssstttt... Tenang, Ari.. Tenang... Dokter sedang berusaha" ucap paman Ariana. Ariana terus menangis. Dokter sedang menggunakan alat pemacu jantung. Tak lama kedua dokter itu berhenti memacu jantung orang tua Ariana. Mereka berbalik dan menggeleng pelan.

"kami sudah berusaha sebisa kami. Maaf" ucap salah satu dokter. Ariana syok dan dia pingsan mendengarnya.

~~~~~~~~~~~~

"Ari, boleh bibi masuk?" tanya bibi Ari. Ariana mengangguk.

"Ari, berhentilah mengurung diri. Bibi tau kamu masih sedih. Kamu harus makan juga. Kalau kau tak makan, kau akan sakit. Orang tuamu akan sedih" sambung bibi Ariana sambil mengelus rambut Ariana. Sudah 5 hari setelah orang tuanya meninggal, Ariana jadi tak mau makan dan lebih memilih mengurung diri dikamarnya.

"baiklah. Tapi aku mau disini saja makannya" balas Ariana tapi matanya tak lepas memandangi foto orang tuanya.

"nah, gitu dong. Bibi dan paman kan jadi gak sedih. Tunggu sebentar ya.." dia mencium dahi Ariana dan pergi menuju dapur. Ariana beranjak dari kasurnya dan berjalan ke kamar mandi.

"uugghhh... Rambut sialan" gumamnya. Dia sedang menyisir rambutnya yang mirip seperti singa. Sejak 5 hari lalu ia tak menyisir rambut panjangnya. Padahal saat mandi ia selalu keramas. Matanya juga sedikit bengkak karena keseringan menangis.

Tok.. Tok.. Tok..

"who's that?" tanya Ariana.

"ini paman, Ari. Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu di ruang tamu"

My Sister Adopt [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang