1. Kenapa gadis itu lari

1.6K 48 6
                                    

"Oh! Tuan Muda Lee. Kenapa anda mengenakan pakaian santai?"

Laki-laki itu tertawa, menepuk pundak seorang laki-laki yang sedikit lebih tua darinya. Kemudian Ia tersenyum akrab. "Ayolah, Hyung. Apa salahnya mengenakan pakaian santai? Ah rasanya sudah lama tidak mengenakan pakaian sesantai ini di pagi hari."

"Pagi hari apanya? Tuan Muda Lee, sekarang bukan pagi lagi, pagi sudah berlalu."

"Oh ya? kalau begitu, sudah waktunya aku keluar."

"Tuan Muda Lee, apa anda akan mengenakan pakaian itu ke kantor?"

Laki-laki itu yang tadinya melangkah riang kini berhenti, membalikkan badan pada seseorang yang sudah cukup lama mengabdikan diri dengan keluarganya, laki-laki itu akrab memanggilnya Il Hyung.

"Kekantor apanya? Aku tak ke kantor hari ini."

"Tapi.. kenapa?"

"Aku ingin bersantai, Hyung. Ayolah, aku bosan terus-terusan memakai jas ke kantor. Jadi hari ini aku ingin jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, ah ya bukankah sudah lama sekali aku tak mengunjungi toko ku sendiri?"

Il menatapnya heran, laki-laki itu sekarang malah tertawa. Terkadang Il tak percaya jika seseorang yang ia panggil 'Tuan Muda Lee' itu tak memiliki sifat setegas Ayahnya, Tuan Lee. Laki-laki dihadapannya ini justru selalu bersikap santai, terkadang juga serius kalau sudah tenggelam oleh kesibukan kantor.

Il tahu, laki-laki itu penerus perusahaan besar keluarga Lee yang memiliki sejumlah saham terbesar di beberapa perusahaan lainnya. Sebagian besar pada perusahaan dibidang Entertaiment. "Pusat perbelanjaan yang mana?" Il bertanya penasaran, mengingat keluarga Lee tak hanya memiliki satu cabang Pusat berbelanjaan saja, begitu pula Seoul yang memiliki banyak pusat perbelanjaan.

"Oh? Yang mana ya? Il Hyung, apa kau lupa toko ku ada di pusat perbelanjaan yang mana? Sudah tiga tahun aku membuka toko itu. Dan, toko ku hanya satu, di pusat perbelanjaan itu."

Laki-laki itu kembali menepuk pundak Il, berharap kalau Il akan segera ingat letak toko miliknya. Kemudian laki-laki itu terdiam beberapa saat, ia hanya berjalan-jalan di sekitar Il. "Di mana Eommoni? Kenapa sepi sekali?" Il tersadar saat suara laki-laki itu kembali terdengar, "Nyonya Lee baru saja berangkat tadi pagi."

"Ke mana?"

"Ke tempat Nona Lee."

"Ah, ketempat So Ra Noona rupanya. Kenapa Eommoni pergi tak memberitahuku? Dia seperti pergi kerumah tetangga saja padahal itu ke London." Laki-laki itu mengomel pelan. "Sudah lah. Hyung, antarkan aku." lanjutnya.

Saat matahari bersinar terik bersama hembusan angin, semuanya terasa hangat yang terkesan panas. Tentu saja, sekarang adalah awal dari musim panas. Semua orang mengeluh dalam hati, tak ada cara lain untuk menghindari kecuali menjalaninya.

Ketika gedung-gedung pusat perbelanjaan itu beberapa menit yang lalu membuka pintu lebar-lebar. Dalam sekejap gedung-gedung itu langsung dipenuhi orang-orang saking ramainya bagai demo. Namun tidak, berbeda kondisinya kali ini. Liburan musim panas membuat sebagian orang memilih untuk menghabiskan waktu dengan berbelanja di pusat perbelanjaan ketimbang harus menempuh perjalanan jauh untuk menghabiskan liburan musim panas di pantai.

Semua orang tampak ceria begitu pula dengan sosok laki-laki berkaus putih polos dengan kemeja bermotif berpadukan celana jeans, mata hitam tajamnya santai menyapu seluruh pandangan. Ia sedikit tersenyum, perasaannya seribu kali lebih baik meskipun sekarang ia hanya melangkah seorang diri dalam gedung besar ini.

Sesekali ia mengeluarkan sikap ramahnya, menyapa beberapa orang yang berjalan berlawanan arah. Sebagai contoh, ia tersenyum lebar dan menyapa beberapa gadis remaja yang kebetulan menanyakan letak sebuah toko.

Laki-laki itu sempat mendesah, kemudian menunjuk ke suatu arah. Ia sendiri juga tak seratus persen yakin jika arah yang ia tunjuk adalah benar. Harusnya yakin, laki-laki itu sudah lebih dari tiga ratus kali melewati setiap tempat di pusat perbelanjaan ini sebab ia juga seorang pemilik sebuah toko yang berada di gedung ini juga.

Namanya Lee Hyuk Jae, tak banyak yang mengenalnya di sini. Ia sering disebut-sebut sebagai pewaris perusahaan terbesar Keluarga Lee. Orang-orang akrab memanggilnya Eun Hyuk, senyumnya manis jika dilihat lebih lama, wajahnya tak hanya tampan tapi juga memiliki sisi cute, sosok laki-laki yang sebenarnya banyak menjadi incaran para gadis-gadis. Harusnya ia populer, tapi Eun Hyuk memilih untuk menutupi diri. Sedikit memilih sifat 'si gila kerja' milik sang Ayah.

Selangkah, dua langkah. Hatinya riang hingga Eun Hyuk masih bisa tersenyum lebar. Tiga langkah, empat langkah, ekspresi datarnya terlihat tapi kalau dilihat lebih lama malah terlihat menggemaskan. Lima langkah, enam langkah, BRUK!

Tubuh laki-laki itu sedikit terhuyung ke belakang, rasa sakit seperti ditusuk berasal dari perutnya kemudian sedikit menjalar ke seluruh tubuh. Tapi Eunhyuk bersyukur tubuhnya tak jatuh, kaki kirinya lantas cepat menahan hanya saja perutnya masih terasa nyeri. Ia masih tak bisa berfikir apa yang baru saja terjadi.

"Argh!"

Laki-laki itu mendengar seseorang yang kesakitan, mengomel tak jelas. Begitu Eun Hyuk menyadari ternyata ada seorang gadis yang terduduk selangkah darinya, mengaduh kesakitan.

"A-apa kau ti-tidak apa-apa?" Eun Hyuk bertanya pada gadis itu, ekspresinya begitu takjub, ternyata gadis ini menabraknya tadi dan sudah dipastikan siku milik gadis itu sempat menusuk perutnya. Gadis itu hanya menatapnya garang, entah siapa yang harus disalahkan tapi gadis itu terlihat berkeringat banyak. Apa gadis ini habis berlari?

Sang gadis sama sekali tak berniat menjawab pertanyaan Eun Hyuk kemudian berdiri, sejenak mengatakan 'maaf' lalu berlari. Eun Hyuk masih tak habis fikir, "Kenapa dia berlari di pusat perbelanjaan? Seperti dikejar hantu saja, ck." Ia mengusap rambut bagian belakang, tertawa meremehkan kemudian melanjutkan langkah.

Namun mata tajam miliknya menanggap sosok dua gadis lainnya yang kebetulan terlihat berlari juga, kedua gadis itu juga berasal dari arah yang sama seperti gadis itu tadi, berasal dari arah sisi kanannya.

"Ah, kemana dia pergi?!"

"Benar-benar seperti kilat saja!"

"Enak saja dia pergi begitu saja dari kita, lihat saja apa hukumannya nanti!"

"Eonni, kita harus buat dia dihukum habis-habisan!"

"Tentu saja!"

Kedua gadis itu mengomel tanpa peduli tempat, Eun Hyuk yang tak sengaja mendengar hanya terkejut kaget. Seperti di film-film, Ia sempat tertawa meremehkan lagi tapi hatinya bergetar.

Pasti ada alasan kenapa gadis itu lari.




Glosarium:
Hyung = panggilan pria untuk pria yang lebih tua; Kakak
Eommoni = Ibu (panggilan formal)
Noona = panggilan pria untuk wanita yang lebih tua; Kakak
Eonni = panggilan wanita untuk wanita yang lebih tua;Kakak

Cinderella ModernTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang