25. Wanita itu

132 17 1
                                    

Kim Ra Hye baru saja pergi. Eun Hyuk memutar bola matanya malas sembari memasukkan tangan ke kantung celana dan berbalik pergi.

"Oppa!" Wanita itu berteriak manja, mengikuti Eun Hyuk seperti parasit. "Ayolah Oppa," rengeknya memegang lengan Eun Hyuk.

Bahkan wanita ini mengikutinya terus sampai ke paviliun. Eun Hyuk menatap tangan So Mi lalu menatap sekitar, memastikan tak ada orang yang melihat atau menguping pembicaraan mereka.

"Kenapa? Apa yang kau mau?" Akhirnya Eun Hyuk berujar setelah sekian lama diam. Suara yang terdengar dingin, sorot mata yang hangat telah menjadi asing dan melepaskan tangan So Mi paksa. "Kita bisa mulai dari awal, Oppa,"

Eun Hyuk berdecis. "Dari awal, katamu?" Lelaki itu tertawa sumbang, "dengar, kau sendiri yang membuatku harus menelan susah payah melihat fakta sebenarnya tentang kau, Kwak So Mi. Kufikir kau benar-benar tulus padaku. Tapi apa? Kau bahkan menjauhiku tiba-tiba dan dengan tiba-tiba juga kau datang padaku."

"Oppa fikir kita sudah berakhir?"
"Ya. Sudah berakhir. Segalanya. Bukan hanya kau, aku ataupun kita. Segalanya."

Eun Hyuk terdiam. Melangkah melewati So Mi begitu saja.

"Aku mencintaimu Oppa!" Pekiknya, berbalik menatap Eun Hyuk. "Tidak, belum berakhir. Oppa, aku sungguh mencintaimu dan aku masih kekasihmu."

"Kekasih?" Eun Hyuk berbalik dengan senyum miring, "kekasih macam apa kau yang senang dengan pria lain dalam one night stand?"

Mata Kwak So Mi membulat sempurna. Dilihatnya Eun Hyuk benar-benar sangat dingin, rahangnya mengetat dan sorot matanya tajam, ada kesedihan disana.

"Kau terus menyembunyikan itu. Dan, kau meninggalkanku tanpa alasan. Aku bisa terima itu, tapi aku tak ingin punya kekasih 'bekas' banyak pria,"

Ucapan Eun Hyuk terakhir itu benar-benar membuatnya terpaku. Kwak So Mi tak bisa mengatakan apapun lagi, dia hanya bisa menatap Eun Hyuk yang pergi meninggalkannya.

Semua rahasia yang telah dia tutup rapat-rapat. Eun Hyuk tahu. Demi apapun So Mi telah menyerahkan seluruh cintanya pada Eun Hyuk meskipun ia tahu, Eun Hyuk akan terluka setelah tahu tentang dirinya yang sebenarnya.

"Kau tahu jalan keluarnya kan?" So Mi menatap kebelakang, Il berdiri dibelakangnya. "Kau harus pulang," ujar Il lagi.

"Kau membongkarnya?"
"Apa?"
"Kau membongkar rahasiaku?"
"Dia tahu sendiri,"

So Mi mengambil langkah cepat meninggalkan rumah Eun Hyuk.

***

Pagi dihari minggu, matahari enggan menunjukkan dirinya pada kota Seoul dan membiarkan langit redup.

Eun Hyuk bangun lebih pagi dan memilih pergi kedapur. Pagi itu nyaris saja suaranya menggemparkan penjuru rumah sebab Ra Hye mendadak menyodorkan cangkir tepat depan hidungnya secara tiba-tiba.

"Kau ingin membuatku kehilangan jantungku diusia muda?!" pekik Eun Hyuk kesal sementara Ra Hye tersenyum lebar, "benda itu masih berdegup kencang dan kau masih muda, jangan khawatir,"

Eun Hyuk merebut cangkir yang dipegang Ra Hye lantas meminumnya cepat.

"Kau kenapa? Pagi sekali memberikan susu ini padaku? Atau jangan-jangan kau ingin mencurinya?"
"Eish, mana mungkin aku mencurinya lagi. Aku hanya ingin menyediakannya untukmu mulai sekarang,"
"Memangnya kenapa? Tumben sekali,"
"Hanya ingin saja,"
"Agar aku kengizinkan kau bekerja paruh waktu ditempat lain?"

Ra Hye terdiam beberapa saat kemudian senyuman disusul kekehan.

"Ayolah Eun,"
"Tidak." Eun Hyuk menjawab sejenak lalu melanjut menghabiskan secangkir susu dinginnya.

Cinderella ModernTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang