3. Pertolongan

543 28 0
                                    

Seperti ledakan gunung berapi, seribu kali lipat lebih terguncang dibandingkan orang yang sedang jatuh cinta, kaki cepat bahkan sampai tak terasa menyentuh garis horizontal. Ketika tubuhnya bermandikan keringat, hawa panas seakan membakarnya disertai desahan lelah membuat Kim Ra Hye harus tetap maksakan diri.

Gadis itu terus saja berlari, sedikit pun tak peduli pada jantungnya yang berdetak mengalahkan orang yang sedang jatuh cinta, kakinya letih untuk berlari cepat namun Ra Hye tak mampu untuk berhenti.

Setelah menabrak seorang laki-laki, Ra Hye masih meneruskan larinya, hanya ini kesempatan untuk lari dari kejaran orang-orang munafik itu-saudara tirinya. Pada suatu titik, Kim Ra Hye sempat menghentikan langkah. Bersyukur saat otaknya berhasil memerintahkan kaki letihnya untuk berhenti tepat di sebuah toko sepatu.

Pendingin di gedung besar ini bahkan tak terasa lagi bagi gadis ini, kemudian ia mendesah lagi tanpa berfikir panjang lantas melangkahkan kaki masuk ke dalam toko.

Satu dua pegawai toko itu menyambut Ra Hye ramah, toko ini masih sepi pengunjung dan sepertinya toko sepatu ini baru saja di buka. Menjadikan Kim Ra Hye seolah ratu, maklum pelanggan pertama hari ini, fikir mereka. tapi Ra Hye hanya tersenyum miring, ia masih berusaha menenangkan jantungnya yang masih berdetak cepat agar segera kembali berdetak normal.

"Apa yang anda butuhkan, nona?" seorang pegawai tersenyum ramah, berniat menawarkan bantuan serta pelayanan ramah pada pelanggan pertama hari ini. Ra Hye belum menjawab, gadis itu masih sibuk mendesah sambil berjalan kesana kemari.

"Anda ingin mencari sepatu olah raga? Ini, kami baru saja memajang produk terbaru Adidas, dengan bahan yang pasti nyaman, da-" pegawai itu menghentikan ucapannya saat Ra Hye sedikit berjalan cepat ke belakang kasir, sang pegawai merubah ekspresinya, lalu mengikuti Ra Hye yang alih-alih sudah duduk di balik mesin kasir, di lantai pula. "Kumohon, biarkan aku bersembunyi disini, sebentar, berikan aku sepuluh menit." Ra Hye berujar sebelum sang pegawai toko sempat bertanya. Meskipun tak mengerti, para pegawai toko itu akhirnya membiarkan Ra Hye tetap disana.

Kim Ra Hye mengusap keringat di dahi, jantungnya bisa berdamai sekarang hanya saja tubuh gadis itu masih terasa panas, keringat memandikan tubuhnya. Kemudian gadis itu meluruskan kaki, menatap kaki panjangnya yang masih tak terasa akibat berlari yang begitu menguras tenaga.

***

Kedua gadis itu melanjutkan lari mereka ketika Eun Hyuk mengalihkan tubuhnya. Laki-laki itu sedikit mendengar percakapan kedua gadis tadi, buru-buru membalikkan badan layaknya pengunjung yang sedang melihat-lihat-memunggungi kedua gadis tersebut. Eun Hyuk berdehem, tersadar atas apa yang ia lakukan, kenapa ia bertindak seperti ini?

Eun Hyuk tak pernah berfikir jika apa yang terjadi membawa dampak tersendiri dalam hidupnya. Sebab tanpa sengaja ia 'menjatuhkan' diri ke dunia orang lain. Laki-laki itu tak pernah mengira, tak tahu dan tak pernah sadar, takdir yang telah digariskan padanya setelah ini.

Eun Hyuk tersenyum ramah pada pegawai tokonya, hanya saja laki-laki itu sedikit merasa ada yang janggal dengan senyum Jo Min-orang kepercayaan Eun Hyuk untuk menjadi menejer toko. "Ada apa denganmu, Jo-nim?" Eun Hyuk berujar setengah bergurau sambil menepuk pundak Jo Min dengan senyum akrab.

"Tidak ada apa-apa, Tuan."

"Hei, jangan seformal itu. Aku kemari bukan sebagai anak pemilik perusahaan tapi sebagai temanmu, pemilik toko. Bersikap biasalah denganku."

"A-ahh.. baiklah."

Eun Hyuk berjalan mengelilingi tokonya, melihat setiap rinci toko yang telah ia buka selama tiga tahun. Hanya toko sepatu, Ayahnya menganggap toko ini 'hanya mainan' bagi Eun Hyuk, tapi laki-laki ini justru menganggap toko sepatu miliknya sebagai sisi lain dari dirinya.

Mata Jo Min melebar saat langkah Eun Hyuk menuju kasir, ia baru menyadari ada seseorang disana. Bisa-bisa Eun Hyuk marah padanya, laki-laki itu tipikal pekerja keras yang tidak suka pegawainya malas-malasan, apa lagi jika tahu yang sebenarnya.

Namun terlambat bagi Jo Min untuk menghentikan Eun Hyuk, laki-laki itu malah sudah menemukan seorang gadis di balik meja kasir. Jangan ditanya bagaimana ekspresi Eun Hyuk, matanya benar-benar membulat tanpa suara yang keluar dari mulutnya selama beberapa saat.

Eun Hyuk terdiam bukan karena terkejut saja, tapi Eun Hyuk jelas mengingat siapa gadis yang tertidur di balik meja kasir tokonya. Eun Hyuk tak mempedulikan Jo Min yang mulai mengeluarkan suara takut-takut, ia mendekati gadis itu, mengambil tempat dan duduk memperhatikan gadis yang tengah tertidur itu.

"Hei, bagaimana bisa kau ada di sini?"

Karena ia tak tahu apa yang telah di takdirkan untuknya.

"Hei.. Hei.." Eun Hyuk menyentuh lengan gadis itu. Lihatlah, matanya masih tertutup rapat bersama hembusan nafas yang tenang sejak Eun Hyuk menemukannya. "Eun Hyuk-ah.. gadis ini, tadi dia masuk ke toko dan kukira dia pelanggan pertama hari ini. tapi-kemudian-dia meminta waktu sepuluh menit." Jo Min berujar takut-takut, bisa saja Eun Hyuk meledak marah padanya kemudian akan memarahinya dan berkata, 'Ini salahmu! Kenapa kau membiarkan dia tidur di toko ku?!'

Sementara Eun Hyuk hanya menghela nafas panjang, memperhatikan gadis yang tengah tertidur dengan posisi duduk di balik meja kasir, "Sepertinya kau terlalu banyak berlari." Ujarnya. Eun Hyuk mencoba membangunkan gadis itu, memanggilnya pelan, hingga akhirnya gadis itu tersadar tepat sepuluh menit permintaannya.

Kim Ra Hye tersentak kaget saat membuka matanya, ada seorang laki-laki yang tengah menatapnya. Astaga, ia bahkan tak sanggup untuk berdiri, kakinya mendadak terasa sakit. "Hei, apa kau baik-baik saja?" laki-laki itu berujar, Ra Hye menatap serba salah.

"Kita pernah bertemu sebelumnya 'kan? Belum seberapa lama, kau ingat?"

"Ahh.. kau yang..."

"Yang kau tabrak."

Ra Hye tertawa kecil ketika Eun Hyuk menyambung ucapannya. Benar sekali. Ra Hye yang menabrak Eun Hyuk beberapa saat yang lalu, mana mungkin gadis itu lupa?

"Aku minta maaf karena telah menabrakmu."

"Itu tidak masalah. Tapi masalahnya, kenapa kau tidur di toko ku?"

Ra Hye terdiam, gadis itu seolah baru menyadari di mana ia berada sekarang. Disekitarnya di penuhi sepatu, bahkan bau kardus tercium kuat dari belakangnya-gudang sepatu. "Ini.. tokomu? Kebetulan sekali, aku minta maaf-aku berhutang penjelasan padamu, tapi bisakah kau menolongku?"

Eun Hyuk mengangkat alisnya, tak mengerti. Gadis dihadapannya ini mendadak mengalihkan pembicaraan. "Tolong bawa aku keluar dari sini, bawa aku kemana saja, kumohon. Aku ingin terbebas dari orang-orang sialan itu." Ra Hye melanjutkan ucapannya setelah membaca ekspresi Eun Hyuk, gadis itu malah merengek seperti anak kecil.

Bahkan ia menyentuh tangan Eun Hyuk, menggenggamnya, yang seketika membuat laki-laki itu 'tak sengaja' memporak-porandakan detak jantungnya. "Ap-apa maksudmu?" Eun Hyuk tak mengerti kenapa pertanyaan bodoh seperti itu malah keluar dari mulutnya. Ia laki-laki cerdas, Eun Hyuk tahu apa yang dibicarakan gadis di hadapannya. "Sudah kubilang, aku berhutang pejelasan padamu, jadi kumohon bawa aku keluar dari sini, kemana saja." Ra Hye mengulangi apa yang ia katakan tadi.





Glosarium:
-ah = akhiran yang digunakan untuk menunjukkan ke akraban (untuk nama berakhiran huruf konsonan)

Cinderella ModernTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang