Ella
"Ella! Ck, bangun. Kebo banget sih lo!" Ucap Kansa kesal sambil menarik selimutku.
"Kansa, aku masih ngantuk." Balasku lalu menarik kembali selimut yang dia tarik.
"Ella, hari ini hari pertama kita MOS dan lo telat? Ingat ya El, kita itu udah kelas 12." Ucap Kansa kesal.
Aku memang sudah kelas 12 dan aku baru saja pindah dari sekolah lamaku ke sekolah baruku ini karena biayaku yang tidak cukup kalau aku sekolah di sekolah lamaku. Jadi dengan terpaksa aku pindah ke sekolah yang lagi tes beasiswa dan ya sekarang aku dan Kansa akan bersekolah disitu.
Kansa, sahabat terbaikku. Aku tingga bersama dia di kos-anku. Kami patungan untuk tinggal disini, orang tuaku? Entah kemana dan aku tidak mengenalnya sedangkan orang tua Kansa yang merawatku telah meninggalkanku dan Kansa untuk selamanya. Sekarang aku hanya mempunyai Kansa begitu pula dia.
"Ayo bangun!" Teriak Kansa.
"Ugh, baiklah Kansa. Jangan teriak teriak, kupingku sakit." Ucapku lalu berjalan menuju toilet.
Aku dan Kansa berjalan menuju sekolah baruku. Memang tidak begitu jauh. Maka itu kami memutuskan untuk jalan sekalian hemat biaya.
Aku melihat banyak anak anak yang dikuncir dua sama sepertiku. Aku yakin mereka baru masuk kelas 10, sedangkan aku? Aku MOS untuk masuk kelas 12. Ck, memalukan.
"Hei kalian yang disitu! Kenapa ngerumpi?! Cepat masuk!" Perintah seorang senior perempuan ke segerombolan anak perempuan yang asik tertawa.
"Ayo masuk." Ucap Kansa lalu menarik tanganku untuk masuk.
Aku berlari mengikuti Kansa yang tergolong tomboy sehingga larinya sangat cepat.
Upacara pembukaan MOS pun dilakukan. Setelah itu kami di bagi menjadi beberapa kelompok, aku harus pisah dengan Kansa.
Aku menyapu pandanganku kepada sekeliling dan berjalan mengikuti barisan.
Bugh.
"Ma-maaf." Ucapku saat tubuhku menabrak seseorang di perbelokkan.
Aku mengangkat kepalaku dan saat itu juga pandanganku terkunci dengan pandangannya.
"Graciella?" Tanya pria itu.
Aku mengernyit bingung, aku menoleh ke belakang tapi tidak ada siapa siapa mengingat aku berada di barisan paling belakang.
"Lo Graciella kan?" Tanya pria itu lagi.
"Gr-Graciella? Siapa?" Tanyaku bingung.
"Nama lo siapa?" Tanya pria itu.
"Hei! Apa yang kalian lalukan berdua disitu?!" Teriak seorang senior.
Aku langsung menunduk kepada pria itu memberi hormat lalu berlari mengikuti barisanku dan tidak ada niatan menoleh ke belakang.
Aku dapat mengingat pria itu secara detail. Wajahnya yang bule, ok dia benar benar bule. Dia bukan blasteran atau apa tapi dia benar benar bule. Bule nyasar? Iris matanya yang berwarna hazel, rambutnya yang berwarna pirang, hidung yang mancung. Aku akui dia tampan. Tapi siapa Graciella itu?
Alan
Perempuan tadi, benar benar mirip Graciella. Sangat mirip bahkan. Bedanya hanya dia sudah dewasa sedangkan saat itu Graciella masih kecil.
"Oy kenapa sih?" Tanya Timothy dengan bahasa Indonesia.
Ya aku sudah satu bulan disini, setelah aku keluar dari sekolah Demelza aku segera berangkat ke Indonesia bersama sahabat masa kecilku Timothy. Kita juga bisa berbahasa Indonesia dengan fasih, karena aku dan Timothy pernah tinggal disini saat TK dan SD aku pindah ke Demelza.

KAMU SEDANG MEMBACA
TBFS (2) Alan's
Teen Fiction[Cerita di PRIVATE, hanya followers yang bisa baca] Ketika kepercayaan mengukur kebesaran cinta. Ketika kepercayaan membuktikkan apa itu cinta. Ketika kepercayaan merusak sebuah harapan. Dan, Ketika kepercayaan menciptakan juga menghancurkan sebuah...