Author
Seorang gadis merapatkan mantelnya berwarna pink mudanya karena cuaca yang sangat dingin. Gadis itu berjalan menuju butik kecilnya yang dia sempat bangun sendiri selama lima bulan dia tinggal di negara ini.
"Bonjour (Halo)." Sapa gadis itu kepada pegawai di butik kecilnya itu.
Pegawainya tersenyum, "on cherche, son nom Landon. (Ada yang mencarimu, namanya Landon.)"
Gadis itu berterimakasih lalu segera berjalan menuju ruang tunggunya. "Landon?" Tanya gadis itu memastikan.
Pria yang sudah berkepala tiga itu berdiri, "bonjour."
Gadis itu tersenyum manis lalu memasuki ruangannya dan diikuti oleh Landon.
"désolé d'attendre un long moment, et alors? (Maaf menunggu lama, jadi ada apa?)" tanya gadis itu setelah Landon dan gadis itu duduk.
Landon pun menjelaskan maksud kedatangannya yaitu mengajak gadis itu kerja sama agar butiknya menjadi terkenal. Dia juga meminta gadis itu untuk menjadi modelnya. Jika kerja samanya terjalin, maka gadis itu akan menjadi mode butiknya sendiri.
"aurais-je envisager (akan aku pertimbangkan)." Jawab gadis itu.
••
"Sayang, kau terima perjodohan ini kan?" Tanya Vina kepada Alan saat mereka sarapan.
Apa mungkin Alan dapat belajar mencintai Clara? Ini sudah lima bulan dan entah sudah berapa kali mama tirinya menanyakan apakah ia mau menikah dengan Clara?
"Ayolah, Clara itu orangnya baik loh terus penyayang lagi." Tambah Vina.
Alan menghela nafas berat, dia tidak boleh terus bergantung kepada Graciella yang mungkin sudah mempunyai pacar baru.
Mata Vina berbinar, "kau menerimanya?"
Alan mengangguk sedangkan Adam membelalakan matanya, kenapa Alan menerimanya?
"Kalau gitu pernikahan kalian akan dilaksanakan bulan depan ya! Terus hari ini kamu ke butik sama Clara." Ucap Vina.
Alan hanya mengangguk malas. Semoga saja keputusannya benar.
"Aku pergi dulu ya." Pamit Vina tiba tiba lalu keluar rumah langsung.
"Kamu merasa aneh dengan mama tirimu?" Tanya Adam tiba tiba.
"Sedikit." Jawab Alan.
**
Tidak terasa, satu minggu lagi Alan akan menikah dengan gadis yang sama sekali tidak ia cintai. Hatinya masih seutuhnya untuk gadis itu, gadis yang sampai sekarang Alan tidak tahu kabarnya gimana. Apa gadis itu sudah mempunyai kekasih yang dapat menyenangkan hatinya? Apa ia baik baik saja saat mereka berpisah? Apa--
"Honey." Panggil Clara.
"Makan yuk, aku laper nih baby." Pinta Clara.
Alan menatap Clara dingin lalu berdiri dan keluar tanpa menggubris panggilannya. "Baby makan di restaurant mewah dong. Tuh yang itu." Tunjuk Clara sok manis.
Alan menghela nafas berat lalu memarkirkan mobilnya. "Turun duluan aja." Ucap Alan dingin tanpa menoleh ke arah Clara.
"Tapi babe--"
"Gue bilang turun duluan!" Bentak Alan.
Clara langsung turun duluan dan meninggalkan Alan yang masih memikirkan Ella. Tiada hari tanpa memikirkan Ella, bagi Alan.
Tiba tiba Alan melihat seorang wanita dengan pria paruh baya. Seketika Alan menegang saat menyadari siapa wanita dan pria yang sedang berciuman di tempat umum.

KAMU SEDANG MEMBACA
TBFS (2) Alan's
Roman pour Adolescents[Cerita di PRIVATE, hanya followers yang bisa baca] Ketika kepercayaan mengukur kebesaran cinta. Ketika kepercayaan membuktikkan apa itu cinta. Ketika kepercayaan merusak sebuah harapan. Dan, Ketika kepercayaan menciptakan juga menghancurkan sebuah...