hanya tentang bagaimana Hinata Shoyo mencoba mencurahkan rasa suka pada Tsukishima Kei.
semua karakter disini hanya milik Haruichi Furudate sensei. saya cuma pinjam.
semua sumber gambar/pic saya dapat dari pinterest dan PicsArt
warning!
BxB, yaoi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.. .. .. ..
ו•••×
sesampainya di kediaman tsukishima kei, hinata shoyo disambut baik oleh ibunya tsukishima. meskipun rumah tersebut rasanya cenderung sepi, tetap saja menghabiskan waktu makan malam bersama dengan keluarga seseorang yang ia kasihi, cukup untuk membuat hinata kehilangan kemampuan bicaranya yang biasanya terlampau cerewet.
hinata banyak tersenyum, begitu tsukishima yang dapat melihat ibunya menjadi sangat akrab dengan calon ekhm pacarnya tersebut.
"tadi sudah pamit orang rumah kalau akan menginap?" tsukishima bertanya ketika keduanya telah berada di kamar kepunyaan si pemuda pirang. dengan hinata yang meletakkan tasnya di pinggir meja belajar milik tsukishima.
kepalanya mengangguk, berdiri canggung di sebelah ranjang yang masih rapi. "tentu, aku sudah mendapatkan izin, kok."
raut wajah tsukishima nampak lega, tubuhnya lebih dulu jatuh di atas kasur lantas menepuk ruang di sebelahnya mempersilahkan hinata untuk turut duduk pula.
"kemari."
hinata menelan teguk, di tengah suhu dingin yang menusuk tulang itu bisa-bisanya ia merasa gerah. hinata benar-benar merasa tak tahu malu, berduaan dengan tsukishima di dalam kamar begini membuat kepalanya tidak bisa memikirkan hal baik.
si kepala oranye pun duduk di sebelah pemuda yang lebih tinggi darinya itu, dengan sejengkal jarak nyaman demi kesehatan degup jantungnya yang mulai malfungsi.
"lain kali kalau kakak dan ayahku ada di rumah, akan aku perkenalkan mereka padamu, shoyo." terlihat dari bagaimana tsukishima bicara, ungkapannya itu jelas bukan sekedar omong kosong belaka.
hinata shoyo makin tersipu, dirinya bahkan belum terpikirkan untuk membawa tsukishima pada ibu dan adiknya. duh, memikirkannya membuat hinata rasanya ingin tenggelam sebab perasaan malu begitu berat menindih tubuhnya sekarang.
"hmm," sahut hinata seadanya.
tsukishima tersenyum tipis nyaris tak terlihat. memperhatikan bagaimana si mungil ini berusaha membuang muka tiap kali keduanya tak sengaja saling bertatapan membuat tsukishima gemas sendiri. jadi begini ya rasanya menyukai seseorang.
"hinata ingin mandi duluan? pakai bajuku saja ya, maaf karena mengajakmu menginap tiba-tiba jadinya kamu sendiri tidak punya persiapan." Tutur tsukishima, namun tak ada nada menyesal dari kalimatnya itu.
hinata menggelengkan kepalanya sebagai tanggapan untuk kalimat tsukishima yang terakhir, justru dirinya sama sekali tidak keberatan.
"tidak masalah sama sekali. aku justru berterima kasih karena tsukishima peduli padaku, ya mana mungkin aku menolak. kalau begitu, aku mandi duluan ya."
tsukishima kali ini gantian menganggukkan kepala, "kamu bisa tunggu di kamar mandi, nanti aku bawakan handuk, sikat gigi baru dan juga bajuku. jangan khawatir."