Kalau ada yang typo silakan komentar saja. Nanti saya perbaiki. Hope you enjoy with this part!
***(Kayla's POV)
"Iyaaa Kak Dav, ini aku sedang siap-siap mau berangkat. Bisakah aku memutuskan sambungan telepon ini denganmu? Kupingku mulai panas Kak!" ucapku sambil mengapit ponsel diantara telinga dan bahuku sementara kedua tanganku sibuk menyiapkan roti panggang untuk dimakan di jalan karena jika makan di apartemen, aku akan terlambat pada hari pertama kuliahku.
"Okay dear. Semoga hari pertamamu menyenangkan!" Kak David pun memutuskan sambungan.
Hari ini adalah hari pertama aku masuk kuliah dan aku hampir saja terlambat jika Kak David tidak meneleponku. Setelah roti panggang siap untuk aku bawa, aku pun mengambil tas dan kunci mobil di kamarku. Aku mendapatkan sebuah mobil Lexus keluaran terbaru dari nenekku satu hari setelah berkunjung ke rumahnya tempo hari, sebagai hadiah katanya. Awalnya aku menolak, namun setelah nenek meyakinkanku bahwa aku akan membutuhkannya, aku pun hanya pasrah mempercayainya.
Aku pun memacu gas dengan terburu-buru namun tidak mengebut. Aku masih ingin hidup dan selamat sampai kampus. Lagipula aku masih sedikit kagok menyetir disebelah kiri, walaupun aku sudah belajar beberapa hari terakhir ini. Sekitar 15 menit perjalanan, sampailah aku di sebuah universitas yang katanya-kata Kak David cukup terkenal di Paris yaitu Unevirsité de Lorraine Villeneuve.
Aku memandang takjub bangunan yang ada didepanku saat ini. Bangunan ini terlalu mewah dan besar untuk sebuah perguruan tinggi. Lebih cocok untuk dijadikan sebagai sebuah istana. Sekarang aku tahu maksud nenek bahwa aku akan membutuhkan mobil. Lihatlah disini hampir semua membawa mobil dan sebagian diantar jemput oleh supir! pekikku dalam hati. Sepertinya kali ini aku harus berterima kasih pada nenek. Aku pun mencari parkiran tidak terlalu jauh dari pintu masuk karena aku tidak mau nantinya kebingungan sendiri mencari mobil di tempat parkir seluas ini.
Aku pun mencari ruang administrasi untuk meminta beberapa kebutuhan yang aku perlukan di kampus ini, seperti buku panduan dan jadwal kelas mata kuliah yang aku ambil.
"Excuse me," ketukku ketika melihat seorang wanita berumur sekitar 30an sedang sibuk dengan komputernya.
"Ada keperluan apa? Apa kamu salah satu mahasiswa baru?" tanyanya. Aku hanya menjawabnya dengan mengangguk. Lalu dia pun berdiri dan menuju ke meja lain dan mengambil beberapa barang yang-sepertinya-aku perlukan. Sambil menunggu, aku melihat sekeliling ruangan ini. Tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa mahasiswa yang sedang mengobrol dengan beberapa staf disini. Lalu, mataku tertuju pada seorang lelaki yang sepertinya tidak asing. Tapi tidak tampak jelas kerna posisi dia memunggungiku. Ketika aku sibuk memperhatikan dan memikirkan siapa orang itu, tiba-tiba saja staf wanita tadi kembali ke mejanya dan aku pun mengalihkan perhatianku ke wanita tersebut.
"What's your name?" tanya wanita itu.
"Kayla. Kayla Quelena Calder."
"Okay Miss Calder ini buku panduan dan jadwal kelasmu..." ucapnya sambil memberikannya. Lalu dia terlihat sedang berpikir sambil melihat ke sekeliling ruangan, seperti mencari dan beberapa saat kemudian tersenyum seperti menemukan sesuatu yang dia cari.
"Mr. Mark, sudah selesaikah urusan anda dengan Mr. Bettencourt? Sebentar lagi dia masuk kelas. Aku butuh dia kesini" ucap wanita itu pada staf lain yang sedang berbicara dengan lelaki itu. Namun sekarang aku bisa melihat wajah lelaki itu dengan jelas. Aku ingat lelaki itu! Lelaki yang kutemui di apartemen dan cafe! Haruskah aku bertemu dengannya lagi? Terlihat seseorang yang dipanggil Mr. Mark itu mengizinkan. Lelaki itu pun menghampiriku-maksudku-wanita didepanku.
"Ada apa Mrs Cartley memanggil saya?" ucap lelaki itu sopan.
"Tolong kamu antarkan Miss Calder ke ruang kelasnya. Kulihat kelas pertamanya sama denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Find You
Romantik--------------------------------- Kayla memutuskan untuk melanjutkan studinya ke Paris. Bukan hanya karena permintaan orangtuanya, namun juga karena Dimas. Kayla ingin melupakan segala yang dialaminya di Indonesia. Namun, tidak seperti yang ia harap...