Sosok Misterius

279 32 2
                                    

Mimpi itu datang lagi. Ini sudah kesekian kalinya mimpi aku bermimpi seperti itu. Seminggu sudah mimpi itu menghantuiku. Bahkan, sebelum adanya berita tentang lubang yang menggemparkan itu, mimpi ini sudah memasuki alam bawah sadarku. Kemudian, secara tidak sadar cahaya matahari mulai merembes melalui celah mataku. Aku mengerjapkan mata, lalu bangun dan bersiap ke sekolah.

*-*_*-*F.E.L.L.A*-*_*-* 

Aku terdiam di hadapan soal-soal yang mengerikan di papan tulis. Pikiranku mulai kacau, bukan karena soal ini. Tapi cara agar terbebas dari cengkeraman soal ini.

"Bagaimana Arif, apa jawabannya ?" Tanya Pak Amri selaku guru matematikaku.

"Eeemmm ... aku -" Belum selesai aku menjawab, tiba-tiba bel pulang sekolah telah berbunyi.

"Baiklah anak-anak, pelajaran hari ini telah selesai, silahkan pulang ke rumah masing-masing. Dan untuk kamu Arif, soal yang ada di papan tulis kamu salin 50 x, kumpulkan besok di meja bapak !" Seru Pak Amri.

Sial sekali aku hari ini. Batinku

"Baik Pak !"

Dengan langkah gontai aku meninggalkan kelas. Dan seperti biasa, Fahd, Elexa, Leiko, dan Leon menghampiriku hanya untuk menghiburku.

"Hei Arif, lesu banget sih mukanya, jangan keseringan cemberut lho, ntar cepet tua" Cerocos Elexa.

"Tau nih Arif, emangnya ada apa sih ?" Kata Leiko.

"Kalian denger kata Pak Amri ?" Tanyaku.

"Denger !"Jawab mereka serempak.

"Kalian denger apa yang disuruh Pak Amri padaku ?" Tanyaku.

"Iya !" Jawab mereka serempak untuk kedua kalinya.

"Oooo jadi itu yang bikin loe cemberut, nih makan roti ciabatta khas Italia ini. Nanti loe senyum loe pasti balik lagi deh" Celetuk Leiko yang memang hobinya makan.

"Gak, makasih" Kataku.

Kami pun berjalan santai menuju ke rumah masing-masing. Fahd masih sibuk membaca novelnya. Sedangkan Leon sibuk mengemil keripik kentang. Kadang-kadang, Elexa membuat lelucon yang membuat semuanya tertawa, tapi tidak denganku. Pikiranku masih terbayang dengan tugas dari Pak Amri dan mimpi anehku yang selalu datang ke alam bawah sadarku.

Semuanya masih berjalan dengan normal hingga tiba-tiba langit berubah warna menjadi gelap kemerah-merahan, disertai dengan suara guntur yang menggelegar dan tekanan udara yang mulai bertambah. Belum ditambah dengan suara-suara seperti monster yang memekakkan telinga.

"Apa itu ?" Seru Leiko sambil menunjuk keatas langit.

Tiba-tiba, langit mulai berlubang. Dan mulai menyedot segala yang ada dibawahnya, termasuk kami.

*-*_*-*F.E.L.L.A*-*_*-* 

Aku membuka mataku. Aku dimana, batinku. Kulihat kesekelilingku. Kami terkurung didalam ruangan yang sisi-sisinya berwarna hitam. Mungkin kelihatannya ruangan ini seperti ruangan pada umumnya. Namun setelah diteliti lebih lanjut, ternyata ruangan ini memiliki keanehan. Pencahayaan pada ruangan ini cukup terang, sedangkan tidak ada lampu yang menerangi ruangan ini. Aku merasa ganjil dengan hal tersebut. Lalu, kubangunkan kawan-kawanku. 

"Hei Elexa, Leiko, bangun !"

"Hooaaammm ... kita ada dimana ? dimana ini ?" Ujar Leiko dan Elexa.

"Aku tidak tahu, sewaktu aku terbangun tiba-tiba kita sudah ada disini" Jelasku.

"Ada yang aneh dengan ruangan ini, tidak ada lampu yang menerangi ruangan ini, tapi ruangan ini cukup terang, lalu tidak ada bayangan kita dimanapun" Sambungku.

"Benar Rif, dan menurutku ruangan ini juga menyimpan keanehan yang lainnya" Kata Leiko.

"Bentar dulu, ngomong-ngomong bagaimana bisa kita berada di tempat ini ? setahuku kita tadi sedang berjalan-jalan, lalu tiba-tiba kita berada di ruangan ini" Tanya Elexa.

"Sepertinya kita tersedot oleh blackhole dan 'terdampar' disini" Kata Fahd yang sedari tadi sudah bangun.

"Kau benar Fahd, sepertinya kita harus menjelajahi tempat ini untuk mendapatkan petunjuk, tapi sebelum itu kita bangunkan dulu Leon !" Kataku.

Kami berempat membangunkan Leon. Dan ketika terbangun, ucapan pertamanya adalah dimana aku ?

Kemudian kami mencari petunjuk yang mungkin bisa mengeluarkan kami dari ruangan ini. Namun, tiba-tiba pintu terbuka. Dan muncullah siluet hitam dibalik kepulan asap tebal.

"Siapa kau ?" Tanyaku, dan disusul oleh yang lain.

"Itu tidak penting, yang penting adalah alasan kenapa kalian dibawa kesini" Jawab sosok  misterius itu.

"Kenapa kami dibawa kesini ?"

"Kalian adalah orang-orang yang terpilih. Kalian akan menjadi pembebas dunia dari belenggu kejahatan. Kalian orang-orang yang akan dikenang oleh dunia. Kalian, para prajurit F.E.L.L.A." Jawab sosok misterius itu.

"Hahahaha ! Bicara apa kamu, kami yang masih remaja ini disebut calon pahlawan ? asal kamu tahu, kami memiliki urusan lain di dunia kami, dan jangan bawa-bawa kami ke urusan kalian" Ujar Elexa dengan nada sinis.

"Benar apa yang dikatakan Elexa, kembalikan kami. Kembalikan kami ke dunia kami yang asli. Kembalikan kami !" Kataku.

"Baiklah, kalau memang itu yang kalian inginkan. Tapi ingatlah, dunia sedang diambang kehancuran. Dan pada saatnya nanti, kalian 'orang-orang terpilih' harus mengalahkan para musuh-musuh bumi."

"Sudah, cepat kembalikan kami ke dunia kami !"

"Iya, cepat kembalikan kami ! kembalikan kami !"

"Baiklah" Ujar sosok misterius itu.

Tiba-tiba, lubang hitam itu muncul dihadapan kami. Disusul dengan lenyapnya tubuh kami, ke dunia yang serupa tapi tak sama.

F . E . L . L . A .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang