Akhir Dari Sebuah Teka-Teki

168 19 2
                                    

"Hmmm ... Sepertinya ini kasus yang sulit" Gumam Fahd.

"Bagaimana Fahd ?" Tanya Elexa.

"Hmmm .. Dari kata-kata yang kususun, belum ada yang memiliki makna, oh, sepertinya ini urutan yang benar" Ujar Fahd.

"Apa itu ??" Seru kami berempat bersamaan.

"Ya, sepertinya jawaban yang paling mungkin adalah ULTOR : ROMAN" Jawab Fahd.

"Wah, loe memang anak yang brillian Fahd, lalu, apa arti dari Ultoooo ... apalah itu .." Seru Leiko.

"Ultor : Roman, baiklah gue bakalan jelasin dikit tentang si ultor ini. Dalam mitologi Romawi atau biasa disebut Roman Mythologi, ada yang dinamakan Mars Ultor. Mars Ultor ini didirikan untuk memperingati kemenangan Augustus pada perang philippi melawan para pembunuh Julius Caesar. Mars Ultor ini bertempat di Piazza del Grillo, Roma, Italia" Jelas Fahd panjang lebar.

"Terus ... apa hubungannya teka-teki ini dengan Mars Ultor itu" Tanya Leiko.

"Sepertinya, petunjuk selanjutnya ada di Mars Ultor itu" Jawab Fahd.

"Kalau memang petunjuk selanjutnya ada disana, lantas bagaimana cara kita kesana ?" Tanyaku.

"Ehhmmm ... apa kalian lupa, gue ini orang Italia. Jadi mudah saja kalau kita mau kesana" Kata Leon seraya menjentikkan jarinya.

"Oke, masalah transportasi sudah beres. Masalah selanjutnya, kapan kita berangkat ?" Tanyaku.

"Loe lupa ya, sekarang kan libur panjang, jadi ... ya loe tau sendiri lah ... " Jawab Elexa.

"Oh iya, ya sudah, besok kita izin ke orang tua kita masing-masing. Selepas itu, kita berangkat ke Italia" Kataku.

"Duh, loe sekarang udah pikun ya ... kita kesana untuk apa, ya untuk nyelamatin orang tua kita. Truss gimana cara loe izin ke orang tua ?" Celetuk Elexa.


"Oh iya, ya udah, izin ke yang lain aja" Jawabku.

"Udah yuk ah, cabut, udah mau malam nih" Kata Elexa.

Kami pun membubarkan diri menuju tempat tinggal masing-masing.

*-*_*-*F.E.L.L.A.*-*_*-*

Pukul 4 pagi, aku telah bangun dari ranjangku. Bukannya karena bangun pagi, tapi karena mataku tidak bisa terpejam. Badanku beristirahat, tapi otakku tidak bisa beristirahat. Cemas, tegang, takut, senang, pusing, semua bercampur menjadi satu di dalam otakku. Percuma aku tidur, lebih baik aku bersiap-siap saja, Pikirku. Tapi semua itu buyar sudah ketika aku mengetahui bahwa barang-barangku telah 'bersiap' di dalam koper. Niat kuurungkan, badan kuhempaskan kembali ke kasur. Dan kali ini aku benar-benar terlelap.

 *-*_*-*F.E.L.L.A.*-*_*-*

Aku merasakan ada 'panas' di kelopak mataku. Terlebih lagi panas itu bukan hanya di kelopak mataku, tapi di hampir seluruh wajahku. Dan, ketika aku membuka mata, kulihat sosok yang tiba-tiba berlari dihadapanku. Sosok itu pun menghilang di balik 'suramnya' pintu lemariku. Tunggu dulu, ini bukan cerita ber-genre horror. Ya, sosok itu adalah Elexa, Temanku yang paling jahil. Sedangkan, panas di wajahku adalah hasil kejahilan Elexa padaku. Segera aku berlari ke kamar mandi untuk membersihkan hasil kejahilan Elexa yang kurasa tidak ada batasnya.

Elexa POV

Kesal sekali diriku. Bagaimana tidak, kukira Arif sudah siap seperti kawan-kawanku yang lain ( tidak perlu disebutkan satu-satu ya ... kan udah pada tau). Geram sekali aku, kujulurkan tanganku untuk membangunkan Arif. Tapi aku berpikir, bagaimana kalau sedikit jahil untuk pagi ini, pikirku. Tapi apa ??, lanjutku. Kulihat ke arah kamar mandi, ada ember yang penuh dengan air. Ah, Kalau bangunin pake itu, It's too mainstream, jadi apa. Mataku kemudian tertuju pada sebotol kecil balsem. Nah, ini dia, balsem cap cabe, ini baru anti-mainstream. Segera kumasukkan tangan jahilku kedalam botol balsem itu, dan mengoleskannya pada seluruh wajah Arif. Rasain tuh, salah sendiri ngapa bangun telat, Gumamku sambil cekikikan kecil. Gawat, dia terbangun. Segera aku berlari menuju ke dalam lemari pakaian Arif. Dan kemudian terdengar jeritan Arif yang membahana ke seluruh ruangan.

Arif POV

Kurasakan panas yang menjalar di seluruh wajahku. Sontak aku berteriak dan berlari ke arah kamar mandi. Gila, panas banget, awas loe Elexa, bakal gue balas nanti, pikirku. Terbersit ide di kepalaku. Hey, kenapa itu tidak kucoba saja, Gumamku. Hahaha, kubalas kau. 

Elexa POV

Saatnya aku keluar dari lemari berbau busuk ini, Kok, pintunya tidak bisa terbuka ? pikirku. Kudorong kuat-kuat, Kudobrak, masih sama saja hasilnya. Nihil. Kucoba kudorong pintu itu sekuat tenaga, tiba-tiba pintu terbuka sendiri. Belum selesai aku dalam keherananku, tiba-tiba air yang sangat dingin mengguyur tubuhku. Sontak aku berkata. 

"Siapa yang melakukan semua ini ?!?!" Tanyaku sambil mengepalkan tangan.

"Aku !!" Jawab Arif yang tiba-tiba muncul di depanku.

"Kurang ajar  kau Rif !"

"Lah, yang salah duluan siapa ?"

"Salah loe, ngapa loe nggak bangun cepet"

"Sudah, sekarang loe bersihin diri. Kalau loe nggak cepet, gue bakal kurung loe dalam rumah gue" Perintahku 'like a boss'

Alhasil aku pun mau tidak mau harus menuruti perintahnya. Kemudian, kami berangkat ke bandara.

Di Bandara

"Lama banget sih loe, udah mau berangkat nih pesawatnya" Omel Leiko."

"Ya sudah, kalau udah mau berangkat ngapa masih disini, yuk cabut" Kataku.

Kami berlima akhirnya naik pesawat jurusan Indonesia-Italia.

"Yuhuuuu ... Italia ... kami datang" Teriak Arif.

"Berisik ! Kita sekarang udah di pesawat tau !" Omelku.

"Iya iya, bawel amat sih" Kata Arif.




F . E . L . L . A .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang