Malam yang gelap yang tenang, angin malam yang dingin berhembus dengan tenang, dua orang duduk di kursi taman Bersama menikmati apa yang mereka lihat.
"Kakak hais berantem sama temen sekamar kakak?"
"Hm? tau dari mana?" tanya Indo kebinguangan.
"Ada dehh" ucap Phil singkat
Indo menghela nafas dalam "bukan berantem sih lebih kayak kakak mau ngebelain temen sekamar kakak aja gitu"
"Temen kaka kenapa? kenapa gak bisa selesain masalahnya sendiri? kan kakak jadi keseret masalahnya"
"Gak semua orang bisa nyelesain masalahnya sendiri Phil, kadang mereka butuh bantuan, mangakanya kakak bantu"
"Emang masalah diapa?"
"Gak mau kasih tau ah, gibah itu Namanya"
"Ihhhh kakakkk, akukan mau tauuuu" rengek Phil
Indo tertawa kecil melihat wajah cemberut adiknya itu. "Kamu juga gak mau ngasih tau siapa yang bilang kakak berantem gitu, impas dong" meskipun Indo tau sebenarnya mereka tidak ada hubungan darah apapun, memang sebenarnya dulu dia berharap punya seorang adik perempuan untuk dia jaga.
"Ish ya udah! yang ngasih tau itu orang orang di kamar sebelah kakak, sekarang kasih tau kenapa kakak kok harus banget bantu orang itu! dan siapa yang kakak ajak berantem"
Indo hanya bisa terkekeh melihat bahwa adiknya gampang sekali terbawa suasana "Kakak gak berantem kok, cuma cekcok aja"
"Sama siapa?"
"Uhh kalo gak salah salah satu pangeran dari daerah barat namanya Neth mungkin? aku gak ingat"
"Lalu siapa yang kakak bela? apa alasannya?"
"Intinya ada orang yang disuruh buat Neth tukar kamar gitu, tapi sih Neth kayak kasar sama sok merintah merintah jadi kakak belain deh orang yang di suruh suruh sih Neth gitu ceritanya"
"Ohhh begitu ceritanya" suara yang tiba-tiba muncul itu membuat Indo dan Phil tersentak kaget, sosok tinggi berdiri sambil bersandar di gagang kursi mendengarkan pembicaraan mereka berdua.
"Tu- papa... papa ngapain di sini?" tanya Indo dengan kebingungan.
"Papa kan juga kerja disini, kalian berdua juga kenapa di sini? ini sudah larut malam" Ucap Asean sambil sedikit memiringkan kepalanya sambil tersenyum lembut.
"Kami hanya mencari udah segar saja" Ucap Phil, Asean pun duduk di samping Indo, tangan nya cukup panjang untung merangkul dua anak pungut nya itu.
"Kalian saudara yang dekat ya? apa kalian nyaman disini? Indo ini baru beberapa minggu apa kau sudah Berkelahi dengan teman sekamar mu?"
"Maaf pa... Indo tidak bermaksud berkelahi hanya saja Indo hanya kasihan dan ingin membela" ucap Indo sambil menunduk.
Asean menepuk kepala Indo secara perlahan "Tidak apa apa, papa tidak masalah dengan hal itu, besok adalah hari terakhir masa uji coba bimbingan, jangan berkelahi atau membuat masalah, karena besok adalah hari penentuan kalian dapat masuk ke academy ini atau tidak" ucap asean dengan senyum lembut terukir di wajahnya, jujur saja itu membuat hati mungil Indo tersentu. Sebelum bereinkarnasi dan masih menjadi Dirga dia tidak pernah merasakan yang namanya perhatian dari ayahnya karena dia tipe orang yang cukup sibuk.
Indo terdiam, matanya menatap lantai dengan perasaan hangat yang aneh di dadanya. Ia belum pernah benar-benar tahu rasanya diperlakukan lembut seperti itu oleh sosok ayah. Phil, yang duduk di sebelahnya, hanya tersenyum kecil sambil melirik Indo yang jelas sedang menahan emosi.
"Papa dengar ada orang yang mengerjai Neth, itu cukup parah, apa kalian tau siapa pelakunya?"
"Yang jelas bukan kami. Mungkin banyak yang tidak suka dengnya, memangnya dia kenapa? " ucap Phil.
"Bukan apa apa hanya sekedar bertanya" Asean kemudian berdiri perlahan, merapikan jas kerjanya. "Baiklah kalau begitu ini sudah malam, kalian berdua sebaiknya kembali ke kamar. Besok akan jadi hari yang panjang" ucapnya, lalu menepuk kepala mereka bergantian.
Setelah Asean melangkah pergi, meninggalkan mereka berdua. "Baiklah Phil seperti yang ayah baru kita katakan sebaiknya kita kembali kekamar kita masing masing dan pergi tidur besok hari yang pasti cukup rumit tapi tak apa semuanya akan baik baik saja" Ucap Indo dengan sedikit keraguan terpancar di matanya.
"Kakak... kakak sedikit berbeda setelah kita kabur dari rumah, apa kakak baik baik saja?" Ucap Phil yang khawatir.
"Hah?" Indo menatap Phil dengan bingung.
"Sebelumnya kakak kan galak, selalu kekeh ingin menangkan hati ayahanda, dan dulu kakak bilang tidak suka dengan Phil karena ayahanda ketahuan berselingkuh dengan ibu Phil lalu ibu kakak meninggal karena serangan jantung...." Ucap Phil dengan termenung.
Indo hanya dapat diam mendengarkan ucapan Phil, mau bagaimana pun Sebenarnya Indo yang sekarang tidak pernah merasa melakukan hal itu "aduh gimana ini anjirr... mana tau gw back storynya mereka berdua lagian ini NPC sekalinya muncul cuma waktu di pesta dansa, apa iya yak? suka deh lupa, mana tiba-tiba berasa jadi mc. Minimal kasih kisi kisi kek anyink" Melihat Indo yang termenung cukup lama Phil pun menepuk bahu kakaknya membuat Indo tersadar akan lamunanya. Mereka berdua saling bertatapan cukup lama tenggelam dengan pikiran mereka masing-masing.
"Kakak... Phil senang sekarang kakak berubah, dan mulai sayang dengan Phil, tapi ini terasa aneh"
Indo hanya termenung memikir jawaban yang pas untung menjawab pertanyaan Phil.
"Apa kakak sekarang sayang dengan Phil?"
"Iya, kakak sayang dengan Phil, lagi pula yang salah bukan kamu tapi ayahanda, maaf atas perbuatan kakak dulu" Ucap Indo sambil menunduk berharap dia mengucapkan hal yang benar kali ini.
Perlahan dengan lembut Phil memeluk Indo dengan erat, dan mereka pun berpelukan di dinginnya malam.
"Phil sayang kakak"
Dari kejauhan sesok wanita terus mengawasi gerak gerik mereka, dengan senyum kecil di wajahnya dan tawa kecil nya yang cukup menyeramkan "Benar apa kata Bel... Indo sangat manis... aku juga mau dia... Aku mau dia... untuk menjadi milikku satu satunya...." Dia terus mengawasi Indo dari kejauhan bahkan saat pada akhirnya Indo dan Phil berpisah dan kembali kekamar nya masing-masing.
Di sepanjang perjalanan Indo merasa terus tidak nyaman, dia tau dari pada berjalan kaki mending dia teleport tapi karena belum terbiasa jadi dia lupa caranya, apa lagi sih Agres kagak mau nongol, jadi ya udah dia jalan aja.
Indo mulai bersenandung kecil untuk melupakan rasa tidak nyamannya dan pada akhir dia bertemu dengan Tuan Nato yang tengah berjaga.
"Kamu, sedang apa kau berkeliaran semalam ini?" tanya Tuan Nato.
"Saya tersesat... jadi saya lupa jalan kembali..."
"Tersesat? kenapa tidak teleportasi atau apa?" dan gadis di sana! kenapa kau terus mengintip di sana?!" Teriaknya dengan keras tapi gadis itu tidak menggubris dan memilih menghilang.
"Apa kau tidak sadar sedang di ikuti? biar aku anatar kekamar mu, kau ini anak yang waktu itu ya? Aku tidak menyangka kau benar-benar bersekolah di sini, aku pikir kau hanya anak kecil tersesat" Ucap Nato sambil terkekeh tapi itungannya serem.
"Hehe iyah.." Indo hanya dapat membalas dengan tertawa canggung.
Nato membuka portal besar lalu menyuruh Indo untuk masuk. " Lain kali jangan tersesat lagi" ucap nya dengan senyum sedikit menyeringai.
Indo hanya membalas nya dengan tawa kecil yang canggung lalu pergi. Sampai lah dia di depan pintu kamarnya yang megah, seperti biasa meskipun kamar ini kedap suara samar samar terdengar keributan di dalamnya......
BERSAMBUNG....
Sehari dapat 15 vote besok langsung ku lanjut jadi jangan lupa voteee.
KAMU SEDANG MEMBACA
•MARRY US!!• (Ch'Indonesia)
Fantasía______________________________________ •Dirgantara ragata putra adalah seorang mahasiswa dia mengalami kecelakaan karena tidak melihat jalan ketika menyebrang lalu dia bangkit kembali di tubuh pemuda imut yang bernama Indonesia, awalnya ia tidak ped...
