« Chapter 19 -•' Pertikaian itu lagi '•- »

310 49 13
                                        

Saat Indo hendak memasuki kamarnya, ia mendengar suara pertikaian yang tak biasa. Dengan perlahan, Indo membuka pintu namun tiba-tiba sebilah belati melayang dan menggores pipinya. Penutup wajahnya pun terlepas.

"SIAPA YANG BERANI MASUK TANPA MENGETUK PINTU?!" teriak seorang pria dengan nada marah. Suasana di ruangan itu terasa tegang, pertikaian baru saja terjadi memang sangat tegang dan akan sulit untuk di selesaikan.

Begitu melihat Indo, seisi ruangan sontak terdiam. Indo terpaku menatap sekeliling ada Portu yang duduk di lantai, Neth yang berdiri dengan ekspresi penuh emosi, dan Ame yang tampak berusaha melindungi Portu... atau justru Portu yang mencoba menengahi keduanya? Indo tak yakin.

"In- Indo... ehm... kau dari mana?" tanya Portu terbata bata, terlihat kebingungan dan cemas.

Indo melangkah mendekat dan membantu Portu berdiri. “Kalau kalian mau berkelahi, tolong jangan libatkan orang lain, dan jangan di ruangan ini,” ujarnya datar, menahan diri agar tidak ikut terseret dalam masalah terutama dengan anggota keluarga kerajaan, selain untuk menjaga nama baik Indo juga takut keluarga barunya terlibat masalah sepeleh ini.

"Princess? Kau nggak apa-apa? Pipimu berdarah… maaf, aku tidak sempat mencegahnya," ucap Ame panik sambil mendekat, mengelap luka di pipi Indo dengan saputangan yang ia bawa.

“Princess?” Neth mendengus sinis. “Dasar homo sialan, sekarang kau suka sama dia, hah? Kau bikin Isra sedih! Dan kau juga, jalang sialan—” suaranya menurun di akhir kalimat, matanya terpaku pada wajah Indo yang kini terlihat jelas tanpa penutup. Tapi beberapa detik kemudian, emosinya kembali memuncak. “Kau juga yang membuat Isra sedih! Aku bersumpah, membuat kau nyesel!”

“Matane cok aku ora lapo lapo moro garak no anak e wong sedih i lo, diilokno jalang pisan, sing iku malah nyeluk Princess. Jangkrek, a matane picek! Lanang aku iki, su taek!”
Semua orang terdiam. Mereka tak sepenuhnya paham apa yang Indo ucapkan, tapi tahu pasti kalau itu umpatan.

(Terjemahan: Matanya anjing, aku gak ngapa ngapain tiba-tiba di tuduh bikin anak orang nangis, dikatain lonte pulak, yang itu malah manggil princess. Aku lakik anjing, matanya buta!)
{Kira-kira begitu maksud Indo. Jujur aja, penulis pun nilai Bahasa Jawa-nya cuma 68 T^T}

“Uh... kau barusan ngomong apa?” bisik Portu bingung, begitu pula dengan seisi ruangan yang tidak paham dengan apa yang di ucapkan oleh Indo.

“Ah, sudahlah! Nggak ada gunanya ngomong sama anak buangan yang cuma dipungut Tuan Asean!” seru Neth penuh marah.

Seketika sebuah pukulan mendarat di wajahnya. mebuat Neth terjatuh “Itu untuk ucapan kasarmu,” ucap Ame tajam. “Untuk egomu yang gak jelas, sumpah kekanak-kanakan mu, dan sikapmu yang keterlaluan. terserah kau mau tetap di sini dan mengoceh aku tidak peduli tapi jangan libatkan Indo dalam hal ini lagi! dia tidak tau apa apa.” Ucap Ame dengan kesal

Neth memegangi pipinya yang mulai memerah, menatap Ame dengan tatapan penuh amarah bercampur gengsi.
“Kau benar-benar nggak pantas disebut pangeran,” katanya getir. “Kau cuma budak yang nurut dengan semua perintah Isra. Aku sadar sekarang... dan itu alasan kenapa aku menjauh, jadi Indo tidak terlibat dengan hal ini.”Ame memandang Neth dengan dingin dan hina

Neth terkekeh dan perlahan berdiri"Lucu sekali, kita sudah kenal cukup lama Ame, dan aku tau itu bukan alasan sebenarnya kau meninggal Isra bukan? memang karena sekarang kau melirik kearah pria ini?" Ucap Neth dengan nada meremehkan

"apa kau sengaja berdandan seperti itu untuk memikat hati para pangeran dan penguasa? yah nampaknya kau berhasil, aku tidak akan termakan wajah manis mu dasar homo menjijikkan" Ucap Neth dengan kasar lalu pergi dari ruangan itu sambil membanting pintu, Indo hanya menghela nafas dalam, merasa lelah.

"Maaf Indo... gara-gara aku kamu jadi keseret masalah gak jelas kayak gini..." ucap Ame dengan sedih perlahan mengelus pipi Indo yang terluka, sementara Portu yang dari awal niat nengahin malah di cuekin.

"Yah... sudahlah gak papa, kayaknya orang kayak dia memang susah di bilangin tapi terserah deh, aku udah cape" Ucap Indo sambil menghela nafas lelah sekali lagi, Ame hanya bisa memandang Indo dengan perasaan bersalah.

"Portu kamu gak papa?" tanya Indo.

"Eh? ehh... aku gak papa" ucap Portu sambil memandang Indo.

"Yang lain kemana?" tanya Indo.

"Mereka memilih pergi dari pada terlibat pembicaraan gak jelas tadi pastinya, lagian tiba tiba aja orang itu dateng marah marah gak jelas" Ucap Ame menghela nafas kasar.

"Dia sebenarnya kenapa sih?" tanya Indo kebingungan.

"Neth? dia itu kek gimana ya kecintaan banget sama sih Isra, padahal sebenarnya dia sudah terikat perjodohan dengan salah satu putri bangsawan, Jamaika kalo gak salah, tapi ya gitu deh dia batalin perjodohan itu secara sepihak dan tidak adil, Jamaika juga sering dibully sama golongannya Isra" Ucap Portu.

"Tunggu apa? golongannya Isra? maksud mu Isra yang bully? aku tau Isra selama ini kayak nge manfaatin kita tapi gak mungkin dia ngebully" Tanya Ame.

"Yah gimana, aku pernah liat dia secara langsung ngebully Jamaika sama beberapa orang lainnya" mendengar ucapan Portu membuat Ame terdiam sejenak, dia memandangi Portu dengan rasa bingung.

"Ahh... aku di tipu olehnya" Ucap Portu yang seakan akan bisa membaca raut wajah Ame.

"Kau melihat secara langsung? kau yakin tidak salah orang atau salah paham? ...." Ucap Ame dengan tidak percaya.

"Seratus persen tidak, karena dulu aku penguntit" Ucap Portu yang langsung menjelaskan kenapa dia tau hal itu.

"Percayalah Ame, keputusan mu untuk menjauh dari Isra sudah benar" Ucap Portu.

"Uh... Isra sebenarnya siapa?" Tanya Indo kebingungan.

"Panjang ceritanya lain kali akan aku cerita kan" Ucap Portu sambil menepuk kepala Indo dengan lembut dan senyum hangat terukir di wajahnya sementara Ame di sana terdiam mematung.

Dari raut wajahnya yang nampak tak percaya dan merasa di bohongi itu membuat Portu terkekeh geli "pangeran macam apa kau ini? langsung percaya dari satu mulut dan tidak mencari bukti dan kebenarannya sendiri?"

"Jadi semua itu benar atau tidak?" tanya Ame yang merasa kesal.

"Kenapa kau tidak bertanya langsung dengan adik Japan? Nekomi, bukannya dia memiliki keahlian meramal?" Ucap Portu.

"Sekarang Japan dan Nekomi siapa?" Tanya Indo dengan bingung.

"Yang Itu juga panjang ceritanya"

BERSAMBUNG....

Bakal di lanjut besok kalo vote sampe 30 dalam satu hari (dihitung hari esok) Kalo gagal ya menunggu bulan depan, jujur auth mager :v

Jan lupa voteee

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 •MARRY US!!• (Ch'Indonesia) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang