Prolog

68.3K 4.5K 125
                                    

Kalau yang pernah baca, versi yang sekarang mengalami banyak perubahan..

 *****

Sejak awal tak jujur, maka sejak itu pula komitmen sudah rapuh....


Yasmin tak menduga, detik ini dia dipertemukan dengan masa lalu yang sekuat tenaga ingin dia hindari.

Pria itu tertawa lirih. "Dulu aku memang mencintai kamu setengah mati. Tapi ... sejak kamu dengan seenaknya bertindak tidak manusiawi ke calon anak kita, cinta itu runtuh jadi kebencian yang tidak bisa pudar. Kamu tidak ingat kejadian itu? Saat kamu melupakan janji cinta kita. Padahal kamu tahu, aku pasti bertanggung jawab." Yasmin menggigit bibirnya. Jelas dia tidak bisa menghapus ingatan itu.

"Aku yakin, suami baru kamu pasti terkejut tahu istrinya secara sadar pernah aborsi. Oh, tapi mungkin tidak masalah, mengingat kamu sudah tidak perawan saja, dia tetap menerima kamu. Suami yang baik. Semoga langgeng dan jangan melakukan itu lagi." Pria itu berlalu, sedikit menubrukkan tubuhnya ke arah Yasmin yang masih berdiri kaku, mencerna kata demi kata yang dilontarkannya.

Yasmin sadar, dia punya kesalahan fatal di masa lalu. Dia memang wanita tak suci saat dipinang oleh suami baik-baiknya sekarang.

Yasmin kembali menegakkan pandangan untuk berbalik arah. Saat berbalik, dia langsung bertatapan dengan sang suami. Yasmin tak bisa menebak waktu kedatangan Arjuna. Sejak tadikah? Apa dia mendengar perbincangan Yasmin dengan mantan kekasihnya?

"Mas," panggil Yasmin tak percaya. Dan saat inilah dia mulai yakin, jika rumah tangga barunya tidak akan baik-baik saja.

"Benar yang dikatakan pria tadi?" Pertanyaan itu membuat Yasmin tak berdaya.

"Kamu pernah aborsi?" Yasmin tahu, pertanyaan Arjuna diselimuti kemarahan. Ini lebih menegangkan dibanding saat malam pertama Arjuna sadar bahwa dia bukan perawan. Ini vonis yang lebih perih. Karena sampai kapan pun, dosa ini terus menghantui hidupnya.

Dahulu, dengan sadar dia bersedia membuat keputusan fatal. Menggugurkan kandungan sepihak.

Yasmin diam sambil menunduk. Dia tak berani berhadapan mata dengan Arjuna. Seluruh organ tubuhnya seolah berkhianat agar tetap bungkam, seolah sadar sang suami tidak menyukai kebohongan. Apalagi Yasmin adalah seorang manusia egois yang pernah bertindak di luar agama, maupun norma.

"Kebisuanmu kuanggap sebagai jawaban. Berarti pria itu benar." Arjuna mencengkeram lengan Yasmin. Ada geraman tertahan di sana. Yasmin yakin, andai Yasmin seorang pria, Arjuna pasti menghabisinya dengan pukulan bertubi-tubi. Namun beruntung dia perempuan dan Arjuna seorang pria baik-baik, yang tidak mungkin mengotori tangannya melukai kaum hawa.

"Mama ternyata salah mencarikan istri untukku." Arjuna meluapkan emosinya dengan kata-kata. Yasmin meneteskan air mata. Dia memang penipu ulung, wajah manisnya senjata ampuh untuk menipu semua orang, termasuk keluarganya.

"Dan selamat, aku tidak bisa menceraikanmu, setidaknya dalam waktu dekat."

"Maaf, Mas. Andai aku bisa mengulang masa lalu," ucapan tulus yang Yasmin keluarkan tidak membuat Arjuna luluh.

"Aku tidak akan sudi memiliki istri seperti kamu dan tidak akan mau memilih kamu sebagai calon ibu anak-anakku. Jadi jalani pernikahan ini sebaik-baiknya, sebelum kita berpisah."

Yasmin mengangguk. Dia cukup sadar jika Arjuna kecewa dengannya.

Bukankah rasa itu alami bagi setiap suami? Belum selesai kekecewaan mengetahui sang istri tidaklah suci lagi, hari ini rasa itu harus bertambah parah. Istrinya pernah aborsi? Mau dibawa ke mana pernikahan seperti ini. Cinta saja belum tumbuh sempurna. Lalu bagaimana menjalaninya?

Biarkan waktu yang menilai dan memberikan jawaban bagi mereka berdua. Biarkan Arjuna dan Yasminmencari cara sendiri untuk kelangsungan rumah tangganya yang rapuh sejak awal.




Arjuna & Yasmin.
Mounalizza
Selasa, 28 Feb 2017


Let it Flow   (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang