NORMAL POV
"Hosh... Hosh... Hosh" Cewek itu berlari sekuat tenaga. Nafasnya tersengal sengal. Sekali sekali ia menoleh kebelakang tapi tak ada perubahan. Mereka masih mengejarnya dan jaraknya semakin dekat. "Sial!!" rutuknya. Ia berlari zig zag dan berbelok, untuk mengalihkan perhatian. Setelah yakin ia tidak di ikuti, ia bersembunyi dibalik pohon. Ia mengatur nafasnya dan menyiapkan alat - alatnya. Setelah semuanya selesai ia memakai tasnya dan mulai memeriksa keadaan.
DORRR...!
Cewek itu melihat kearah orang yang menembaknya. Cih! Mereka menemukanku, rutuknya dalam hati. Ia dengan sigap berlari sambil menambaki orang itu secara bertubi tubi. Satu orang lagi selesai diatasi. Kemudian muncul lagi beberapa orang dibelakangnya.
"Sial! Mereka tidak ada habisnya" rutuknya.
Ia dengan cepat berlari sementara orang yang mengejarnya menembakinya dengan brutal.DORR... DORR... DORR..!
'Ough! Sial! Mereka mengenaiku' umpatnya. Ia memegang pinggangnya yang berdarah. Tapi ia tidak menyerah dan tetap berlari. Ia melihat lagi kebelakang dan jumlah mereka bertambah.
"Berapa banyak sih yang mereka kirim! Kok nggak habis - habisnya"Sekali sekali ia menambak sembarang di belakangnya. Ia tidak peduli apakah itu bethasil atau tidak. Yang ia pikirkan adalah untuk lolos dari mereka. Mereka sangat tangguh dan kuat. Tidak heran kalau mereka adalah tim terhebat. Dan ia benci mereka.
DOORR... DOORR..
"Sial!! Mereka masih menembaki ku... ougch.. Ougch.." ia memegangi pinggangnya dengan erat. Ia kemudian melihat cahaya yang tak jauh darinya. Sepertinya ia sudah dekat dengan ujung hutan. Saat sudah melewati cahaya itu betapa terkejutnya ia bukan padang rumput yang ia temui tapi tebing tinggi. Ia melihat kebawah, sangat tinggi sekali tebingnya dan air yang deras dibawahnya terlihat sangat menakutkan. Ini jalan buntu.
"HAHAHAHA... Sekarang tak ada jalan lagi bagimu untuk lari" kata seorang pria paruh baya yang puas melihat kondisi cewek itu. "Heh! Kau kira kau bisa lari dari kami, dasar penghianat!"
"Apa kau bilang, penghianat!? Aku tidak salah dengar. Kaulah yang penghianat, kau menghianati kedua orang tuaku!" balas cewek itu. Pria tadi tersenyum licik. Ia maju perlahan, sedangkan cewek tadi berusaha untuk terlihat tidak takut. Pria tadi mengeluarkan pistolnya dan mulai membidik cewek itu. Cewek tadi mundur beberapa langkah sampai ujung tebing.
"Ayah dan ibu sangat menyayangi dan mempercayaimu, tapi mengapa kau melakukan itu pada mereka" kata cewek itu pelan, sangat pelan hingga hanya ia dan pria itu yang mendengarnya. Pria itu menarik pelatuknya dan menyeringai.
" Karna aku saaaangaat membenci mereka"DORRR!...
BYUUURR..!!
End chapter 1
Hai, Readers,,
Gimana kabar kalian? ( sok kenal ni author *plak ditabok)Yoshi minta maaf ya kalau cerita yoshi ini sedikit baku,monoton, nggk up to date, nggk asik, nggak seru, blah.. Blah.. Blah :')
Soalnya ini cerita pertama yoshi. Jadi yoshi masih awam..... HeheheheUntuk para readers, mohon bantuannya ya... Mohon krisan kalian ya dan juga votenya ( hehehehe )...
Segini dulu ya,, makasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
RandomKarna statusnya yang membahayakan, Clou terpaksa untuk menyembunyikan identitasnya. Ia sekarang sudah masuk dalam kategori "Orang dicari" dikelompoknya. Ia tidak ingin jati dirinya diketahui oleh siapapun, terutama mereka yang telah menyelamatkannya...