"Teru! Bagaimana dengan keadaanya?"teriak seorang wanita paruh baya. Nafasnya tersengal sengal seperti habis ikut lomba lari.
"Kondisinya membaik bu. Hanya kecelakaan kecil. Sekarang ia masih pingsan"tutur Teru. Wanita tadi, ibu Diah, mendekati seorang cewek yang terbaring lemas. Kepalanya di perban, bekas perbannya yang sebelumnya masih menempel dibadannya. Ia membelai rambut cewek itu sambil menatapnya sayu.
"Bagaimana dia bisa berada disini?" tanya ibu Diah.
Flasback
"Teru, ada apa?"
"Andre, dia..." Andre menatapan heran sahabatnya. Ia lebih terkejut saat Teru tiba tiba mengakat cewek itu ala bridal style, Wajahnya kusut dan khawatir.
"Andre, pangil taksi!. Kita harus membawanya kerumah sakit"
"Tapi dia siapa?" ia masih belum mengerti.
"Nanti aku ceritakan. Sekarang cepat panggil taksi, cepat!" pinta Teru. Dengan cepar Andre memanggil dan mereka segera pergo kerumah sakit. Betapa hebohnya dirumah sakit karna Teru berteriak "Tolong, dokter!" berkali kali di sepanjang lorong.End flasback
"Aku tidak tau. Aku menemukannya tergeletak di jalan dengan luka di kepalanya. Dugaanku mungkin ia di senggol motor dan terjatuh mengenai batu disana. Mungkin ditambah kondisi tubuhnya yang belum stabil yang membuatnya tak sadar kan diri" jelas Teru yang hanya di sambut anggukan mengerti ibunya. "Ibu, bagaimana ia bisa berada diluar bukannya ia pingsan"
Ibunya masih berpikir, ia juga tidak tahu. Tiba tiba saja kamar itu kosong saat ia mencoba memberikan minuman. Ia mencarinya di sekitar rumahnya tapi tidak ketemu.
"Ibu juga tidak tahu, sepertinya ia melarikan diri saat ibu meninggalkannya tadi" jelas ibunya.
Teru kaget, jadi dia sudah sadar dan mencoba melarikan diri. Apa yang cewek ini pikirkan? Melarikan diri dengan kondisi seperti itu. Tapi wajar jika dia ingin melarikan diri karna mendapati dirinya berada di tempat asing dengan di tubunya. Dasar bodoh!
"Jadi cewek yang sangat ingin kau temui adalah... Dia" kata Andre dengan sedikit penekanan. Lamunan Teru terbuyar diganti dengan rasa panas di wajahnya.
"Sudah kubilang kalau aku tidak sengaja menemukannya di pantai. Aku bahkan tidak tahu namanya" jawab Teru glabakan.
"Oh, tumben kau peduli dengan cewek?"
"Siapa saja pasti prihatin dengan saat melihatnya. Kau juga akan melakukan hal yang sama kan Ndre?"
"Tidak juga"
"Huh! Aku tidak tau ternyata kau sangat dingin Ndre"
"Lihat siapa yang bicara! Bukankah waktu itu dengan teganya kau meninggalkan seorang cewek jatuh didepanmu"
Teru tertohok, "itu... Itu..."
"Sudah, kalian jangan bertengkar. Ini rumah sakit bukan lapangan bola. Yang terpenting sekarang dia baik baik saja" lerai ibu Diah. Andre tersenyum kemenangan kepada Teru. Sedangkan Teru hanya mencibir.
"Ibu, sepertinya kakak sudah bangun" kata zizi, membuat 3 pasang mata mengalihkan pandangan pada cewek yang terbaring itu.
TERU POV
Dia sudah sadar, syukurlah. Aku lega sekali. Aku dengan cepat menghampirinya. Kulihat ia mengedip edipkan mata, berusaha menyesuaikan penglihatannya. Bola matanya bergerak kesana kemari, seolah ingin mengenali tempat ini. Ia melihat kami dan ekspresinya tidak terduga. Ia ketakutan, cemas dan bingung seolah olah kami akan menangkapnya dan menyiksanya. Ih, memikirkannya saja ngeri apalagi melakukannya. Ia mencoba bangkit tapi aku cepat menghalangi. Ia menatapku tajam. Astaga, indah sekali mata itu baru kudari kalau warnanya lain dari orang lain, warna biru cerah. Ia merapatkan dirinya di ujung kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
RandomKarna statusnya yang membahayakan, Clou terpaksa untuk menyembunyikan identitasnya. Ia sekarang sudah masuk dalam kategori "Orang dicari" dikelompoknya. Ia tidak ingin jati dirinya diketahui oleh siapapun, terutama mereka yang telah menyelamatkannya...