CLOU POV
SWISSS!!!... Drip... Drip... Drip
Aku tercengang melihat apa yang ada dihadapanku, bukan karna apa yang telah terjadi tapi orang yang melakukanya.
Kenapa?!
Pria itu membalikkan badannya. Ia berjalan perlahan mendekatiku. Aku ingin lari tapi tatapannya yang dingin membuatku membeku. Badanku tidak dapat bergerak.
Darah segar masih mengalir dipedangnya yang tajam. Pedang itu telah menebas mereka yang kusayangi, orang tuaku. Dan yang melakukannya adalah orang yang kuanggap sebagai ayah angkatku, pamanku sendiri. Ia melayang layangkan pedangnya.
"Kenapa? Kau takut?!" remehnya. Takut? Benar aku takut, takut karna shock.
"Sekarang giliranmu, matilah kau!!!""TIDAAAKKK!!! .... Hufh... Hufh... Hufh.. Hah? Mimpi? Hanya mimpi? Hahaha.. Mimpi?.. Hahah..hiks.. Hiks.." ternyata hanya mimpi, baguslah. Aku terkekeh dan nangis bersamaan. Aku masih belum bisa menerima kenyataan.
Tunggu dulu! Bukannya aku sudah mati. Seingatku aku ditembak oleh pamanku bukan mantan pamanku dan jatuh ke lautan yang deras. Aku sudah matikan?. Aku melihat sekelilingku, ada banyak sekali gambar gambar dan poster sekelompok cowok memegang alat musik. Aku menebak kalau itu group band musik. Ini kamar seseorang, dan aku tidur di kamar seseorang yang tidak kukenal.
Siapa?
Siapa yang menyelamatkan? Jangan jangan The Hunter sudah menangkapku dan mengurungku dikamar ini!? Tapi tidak mungkin mereka mengurung di tempat senyaman ini dan memperlakukanku seperti ini. Jikalau pun mereka menemukannku pastinya mereka akan langsung membunuhku. Lalu siapa? Atau jangan jangan...
Gawat aku harus cepet pergi dari sini atau ini akan bertambah rumit. Aku bergegas bangkit tapi rasa sakit yang amat sakit di tubuh ku terutama di belakangku menghentikan niatku.
Ugh!! Sakit sekali!. Apa yang telah terjadi?
Aku melihat tubuhku terlilit perban hampir semua tubuhku. Perut, tangan, dada, leher, kaki dan punggungku. Ya ampun! Tak kusangka aku masih hidup.. Eh.. Lupakan. Aku bisa melihat memar di belakangku walau samar samar. Aku memegang pinggang dan dadaku bergantian, tempat dimana peluru emas itu bersarang. Aku memegang erat dadaku. Dasar keparat!Cklek.. Krekk..
Sesorang datang, siapa dia?
"Oh, kau sudah sadar? Syukurlah, aku kira kau tidak akan pernah sadar"
"Ibu, kakak cantik mana bu?" anak kecil?
"Lihat zizi, ia sudah bangun?"
Anak itu berbinar binar, ia seperti ingin memelukku tapi ditahannya. Sedangkan orang yang dipanggilnya ibu meletakkan nampan makanan di dekatku.
Oh tidak, mereka...!?
Aku panik dan gelisah. Mereka manusia biasa. Bagaimana bisa mereka menemukanku?. Aku harus pergi atau mereka akan mengetahuinya. Aku ingin bangkit tapi badanku tidak bisa bergerak.
"Jangan bergerak dulu, kau belum sembuh? Nanti lukanya membengkak" ibu tadi menahan badan ku dengan kasar aku menepis tangannya.
"Jangan sentuh aku! Kalian siapa!? Kenapa aku disini!?"
Ibu tadi terlihat kaget, tapi ia bersikap normal kembali seolah ia sudah menduganya."Kenapa kakak berteriak pada ibu? Ibu kan tidak salah" anak kecil itu memegang erat bonekanya. Ia marah, tapi tidak berani melihatku.
"Zizi, kakak ini tidak berteriak pada ibu ia hanya kaget saja. Zizi main diluar dulu ya, kasihan kenken ditinggal sendiri di halaman"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
RandomKarna statusnya yang membahayakan, Clou terpaksa untuk menyembunyikan identitasnya. Ia sekarang sudah masuk dalam kategori "Orang dicari" dikelompoknya. Ia tidak ingin jati dirinya diketahui oleh siapapun, terutama mereka yang telah menyelamatkannya...