Chapter 6

38 2 0
                                    

Keep going guys...

Happy reading...

NORMAL POV

"Ibu, Leon dimana? Kok nggak ada. Bukannya dia sudah pulang" tanya Teru melihat sekeliling Cafe. Ia langsung ke cafe sepulang sekolah karna ia ingin memarahi Leon yang meninggalkan dia disekolah. Tapi kecewa karna si empunya tidak ada disini.

"Hm,Dia dirumah sedang istirasat. Dia sedang sakit" ujar ibu Diah sambil membereskan meja.

"Apa? Sakit? Tapi dia baik baik saja dia disekolah tadi. Cuma alasan kali bu biar tidak bekerja" kata Teru tidak percaya, tapi ada rasa khawatir di hatinya.

"Jangan bicara sembarangan! Ibu sendiri yang menyuruhnya untuk pulang. Badannya panas dan ia terlihat letih. Ibu khawatir jadi ibu menyuruhnya pulang"

"Benarkah?"

"Iya. Ya sudah, sekarang kau pulang dan berikan bubur ini padanya" ibu Diah mengambil wadah makanan dan memberikannya pada Teru, "Ibu baru membuatnya. Sepertinya Leon tidak makan"

"Ya sudah, Teru pulang dulu" Teru berlalu selepas mengambil makanan itu.

Khawatir? Tentu saja ia khawatir. Cewek yang ia anggap.. Umm,,, mungkin spesial, sedang  sakit. Ia tidak tahu kalau Leon sakit mengingat ia baik baik saja di sekolah. Kenapa dia tiba tiba sakit? Apa ia kebentur sehingga kepalanya sakit? Atau ia kecelakan? Tidak jangan berpikir negatif, berpikir positif, batin Teru.

Karna jarak Cafe dan rumahnya tidak jauh jadi tidak memakan waktu lama agar sampai ketujuan. Ia membuka pintu rumahnya dab berlari ke kamar Leon yang ada di loteng. Ia membuka pintu kamar Leon tapi pintu itu terkunci. Kenapa dikunci? Batin Teru

"Leon, kau didalam ini aku Teru bisa kau buka pintunya?" kata Tero sambil mengetuk pintu. Tidak ada sahutan dari dalam. Teru mengetuk pintu lagi.

"Leon, ibu menyuruhku memberikan bubur ini padamu. Ayolah, buka pintunya" masih tidak ada sahutan dari Leon. Teru jadi jengkel.

"Woyy,, Pesek!. Kau dengar tidak, buka pintunya!" teriak Teru.

"Percuma kakak mengedor ngedor pintunya, tidak akan dibuka oleh kak Leon. Kan kak Leonnya tidur jadi tidak akan mendengar" ucap sang adik yang muncul di sampingnya.

"Wuahh.. Zizi kau mengangetkanku saja"

"Kakak ngapain gedor pintu kak Leon, kan dia lagi tidur mana mungkin dia mendengar"

"Benar juga sih. Kakak disuruh ibu ngasih bubur ini ke dia. Emang Leon beneran sakit?"

"Isss, kakak ni, ya iyalah. Tadi pas kak Leon pulang Zizi kaget liat kak Leon jalannya sempoyongan. Zizi mau bantu tapi ditolak kak Leon. Zizi coba tahan tubuhnya pas dia hampir jatuh, badannya panas kak"

"Aneh, tadi dia baik baik saja. Memangnya ada ya demam mendadak kaya gitu" Teru mikir. Zizi menggeleng geleng, bisa bisanya kakaknya ini bodoh seperti ini.

"Au akh, Zizi mau ajak kenken keliling dulu. Kakak jaga rumah sekalian temani kak Leon. Aku pergi dulu" Zizi beranjak pergi bersama dengan anjing kecilnya.

"Eh.. Tunggu.. Ah sial! Bagaimana aku mengetahui keadaanya sedangkan pintunya dikunci" Teru berdecak kesal. Ia melihat makanan yang dia bawa. "Ini kalau sudah dingin tidak enak dimakan nanti"

Karna bingung Teru memutuskan untuk menunggu Leon bangun. Ia meletakkan bubur itu didapur dan kembali kekamarnya.

Ia masih khawatir dengan Leon karna Leon belum makan. Ditambah ia pasti belum minum obat.

Teru merebahkan dirinya di tempat tidurnya dan memainkan handphonenya. Ia bermain game kesukaannya. Disaat sedang asyik, tiba tiba ada yang menelponnya. Langsung ia sambut telpon itu.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang