ch. 18 pangeran bermulut pedas

5.8K 44 3
                                    

gomen baru sempat ngeuploadnya,  gak tw entah chapt slanjutnya  akan nyambung atau malah gak jelas atau jadi membosankan. ok langsung saja kita menuju cerita.

Malam ini aku sibuk menandai tanggal dikalenderku karena tidak sabar menanti tanggal gajian tiba. Ketika aku sedang asik melihat tanggal aku jadi tertegun ketika melihat tanggal 28 mei sehari lagi. Ah, aku baru menyadari sesuatu. Tanggal 28 mei adalah hari peringatan kematian ayah. Aku, jun, dan ayuka  akan berkunjung kemakamnya pada hari itu untuk membersihkan makam ayah dan mendoakannya.

Berbicara mengenai ayah membuatku jadi teringat akan ibu, bagaimana kabarnya ya? Dan dimana ibu sekarang? Aku masih belum tahu apa sebab ibu meninggalkan kami. Hah, rasanya semakin dipikirkan semakin membuatku pusing karena belum medapatkan pemecahan jawaban dari pertanyaan yang terus terlonta di fikiranku hingga saat ini. Aku pun akhirnya memutuskan untuk tidur sekarang juga tanpa harus membebani fikiranku dengan sesuatu yang membuatku terus saja pusing.

Paginya ketika dikelas aku menjadi termenung sesaat tanpa menyadari namaku yang telah dipanggil berulang kali dalam absen.

kurasakan kei menyikutku pelan, membuatku segera kembali kealam nyata.

“apa yang kau lakukan?!” ujarku jengkel

“aika, apa kamu tidak dengar nama kamu yang berulang kali saya panggil” ujar sensei nakajima yang mengajar matematika.

“ma..maaf sensei” ujarku gelagapan.

Sensei hanya menggeleng pelan melihat tingkahku dan meneruskan absennya. Aku rasa karena hari peringatan kematian ayah besok fikiranku menjadi bercabang-cabang.

Ketika akhirnya bel istirahat berbunyi, madoka menarikku kekantin untuk mengajakku makan, awalnya aku menolak karena suasana hatiku yang terasa buruk, namun begitu madoka mengatakan akan mentraktirku makan dikantin akhirnya aku mau juga ikut bersamanya pergi kekantin, siapa sih yang nggak mau ditraktir… kekeke….

Madoka asik berbicara kepadaku yang sebenarnya sama sekali tidak mendengarkannya karena sibuk dengan pikiranku sendiri.

“hello… aika” ujar madoka sambil mengibas pelan tangannya didepan wajahku.

“hah, apa?” tanyaku begitu sadar dari pikiranku.

“kau sedang melamunkan apa sih aika? Sejak tadi kau selalu bengong, sampai aku yang sedang bercerita saja sampai dicuekin” ujar madoka dengan wajah merengut.

“tidak, hanya saja aku sedang memikirkan hari peringatan kematian ayahku besok” ujarku sambil menghembuskan nafas pelan.

“oh, ya?. Mau aku antar kesana besok?” Tanya madoka dengan perhatian

“nggak usah, besok kan madoka ada acara piknik dengan keluarga bukan? Aku tidak mau mengganggu” ujarku mencoba tersenyum.

“tidak apa-apa lain kali aku bisa ikut piknik lagi koq” jelas madoka

“jangan, jarang-jarang kan madoka bisa piknik bersama keluarga yang biasanya sibuk dengan pekerjaannya. Pasti madoka sudah lama menunggu moment itu” tolakku halus

“iya sih, ya sudah kalau aika nggak mau aku antar. Aku titip salam untuk ayahmu saja ya…” ujar madoka tersenyum lembut

Aku mengangguk dan ikut tersenyum kearah madoka

Sepulang sekolah seperti biasa aku menumpang pulang dengan mobil kei, he..he.. untungnya dia tidak pernah protes karena aku selalu saja numpang kendaraan pulang bersamanya sehingga sampai sekarang aku bisa menghemat pengeluaran untuk ongkos biaya transportasi.

 “hei, besok siang aku mau ke game center  jadi kau ikut aku” celetuk kei memandang kedepan sambil menyetir mobilnya.

“mm..m.. seperti aku tidak bisa kei” jawabku malas

pangeran bermulut pedasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang