Ini cerita tentang penantian tua;
Pada suatu petang yang dingin
angin tiup mengusir dendam rindu
Aku masuk ke kamarmu,
ada sebuah katil dengan kasur kesayanganmu
Aku duduk perlahan-lahan
sambil menepuk debu menebal diatas bantal dan selimutmu
Sekali lagi, ini cerita tentang penantian tua;
Pada petang yang menceritakan macam-macam
rasa.
Aku berdiri penuh sayu.
Di kamar ini ada cerita sebuah penantian tua
pada kasur penuh tulisan hiba
pada bantal basah penuh pengharapan
dan di tepian jendela kecil ini
ada seorang tua yang pernah
duduk mengait impian
Desir angin masih gigih membelai wajahku
ada hujan jatuh dari mataku
perlahan-lahan namun lebat sekali
Cerita ini bukan cerita indah seperti
dongeng puteri tertidur menanti dicium putera.
Cerita ini tentang penantian tua
seorang ibu yang masih setia berteman dengan sepi
kiri kanan tiada siapa hirau
Dan kamar inilah saksi sebenar
tentang cerita penantian tua
ibu pergi saat waktu sudah terhenti
di alis matanya masih terbit seribu pengharapan
di bibirnya masih ingin basah memanggil kasih
namun semua hilang
ditelan perlahan cerita penantian tua.
ibu telah tiada. Aishah sudah tiada.
Cerita sudah habis.
Sama seperti penaku yang lemah
menyampai cerita ibu yang terlalu
lama menanti kasih anaknya datang kembali
Tenanglah ibu. Tenanglah Aishah.
Angin.
Waktu.
Tuhan.
Masih tenang mencintaimu.
12/8/15:penat dan masih pengen nulis. Walau coretan hanya picisan tepi jalan.