Part 1

129K 4.1K 122
                                    

Ketika orang-orang membicarakan warisan, hal pertama yang ada dalam pikiran dimitri adalah orang itu pasti akan segera meninggal. Tapi ketika melihat kedua orangtuanya bicara dalam keadaan sangat amat sehat. Hal itu terasa aneh dalam otaknya. Dimitri berusaha mencerna, kata demi kata. Mengerjapkan matanya, kalau-kalau ini hanya mimpi. Kehidupan sebagai pengacara sukses di ibukota sudah membawanya ke dalam kehidupan yang ia inginkan dan dimitri samasekali tidak memerlukan tambahan warisan kedua orangtuanya. Tapi ancaman ini sangat tidak adil.

"Biar aku ulangi." Dimitri memandang kedua orangtuanya penuh tanda tanya. "kalian memintaku untuk segera menikah. jika tidak, aku dan adikku scarla tidak akan mendapatkan warisan apapun?"

Kedua orangtuanya mengangguk.

"Apakah kalian tidak berpikir ini tidak adil untuk Scarla? Aku samasekali tidak memerlukan warisan itu." Dimitri bersedekap.

"Aku tahu, itu sebabnya aku menyertakan Scarla, tidak adil untuk Scarla, tapi juga tidak adil untuk kami, kau putraku satu-satunya dan memilih untuk tidak menikah. jika kau menginginkan keadilan untuk Scarla, kau juga harus memikirkan keadilan untuk kami." Sahut Ayahnya dengan kelicikan keluarga Nolan yang sudah turun temurun diwariskan, oleh sebab itu juga karier Dimitri sebagai pengacara sangat sukses.

"ini konyol." Dimitri menggeleng."kalian sangat konyol, tapi aku akan menegakkan keadilan untuk Scarla, aku akan mewariskan sebagian hartaku untuk Scarla."

"jadi sudah diputuskan harta itu akan diwariskan pada sepupu jauhmu, Dylan." Ibunya mengedikkan bahu.

"itu lebih tidak adil!" seru Dimitri. Dylan hanya akan bisa menghabiskan harta keluarga Nolan. Harta yang sudah susah payah dikumpulkan oleh kakeknya. Perusahaan yang dibangun dengan keringat darah oleh kakeknya. "harta dan perusahaan itu bukan punya kalian, itu milik kakek." Kakeknya adalah orang yang paling dimitri hormati dan sayangi. Sejak duu ayahnya tidak pernah ikut campur membangun perusahaan, dia hanya menerima hasil dan hidup dalam kemewahan. Dan kini karena kakek meninggal, ia yakin ayahnya kelabakan dalam mengelola perusahaan.

"memang tapi kakekmu sudah meninggal dan mewariskan harta itu padaku untuk diteruskan kepadamu. Dan seperti ucapan kakekmu, kau boleh memilikinya jika sudah menikah. Berhubung aku tahu kau tidak memerlukan warisan itu jadi aku menambahkannya sedikit dengan menyertakan Scarla." Ucap Ayahnya penuh kemenangan.

Dalam benak dimitri adik perempuannya akan hidup berkecukupan dengan warisan itu. hidup bahagia dan bajingan yang nanti akan menjadi suaminya akan merasa sangat amat bersyukur sehingga tidak akan mempunyai pikiran untuk meninggalkannya. Scarla akan memegang kendali atas hidup dan juga hidup suaminya. Dan sebagai kakak tentunya Dimitri tidak akan dipusingkan oleh urusan perceraian Scarla kelak. Tapi semua zona nyaman itu terusik karena keegoisan kedua orangtuanya.

"Tapi dengan siapa aku harus menikah, aku bahkan tidak mempunyai hubungan yang serius dengan perempuan!" Ungkap dimitri. Ungkapan hati yang membuat kedua orangtuanya tersenyum manis.

"itu urusanmu nak, kau hanya perlu mencari perempuan yang sanggup menjungkirbalikkan hidupmu. Ketika kau sudah menemukannya, Mom yakin kau sudah menemukan perempuan yang tepat." Nasehat Ibunya yang terasa tidak masuk akal. Dimitri menggeram frustasi. Ia tidak bisa membiarkan warisan itu jatuh ke tangan Dylan. Tidak bisa membiarkan hidup Scarla menjadi tidak menentu tapi yang lebih penting semua harta kakeknya harus berada di tangan orang yang tepat.

"Baiklah jika itu memang keinginan orangtuaku tercinta, aku akan mencari pengantin secepat mungkin. Jadi untuk sekarang, sebaiknya mom dan Dad, menyiapkan perubahan warisan itu secepatnya."

"tidak segampang itu nak." Ayahnya menyeringai."kau seorang pengacara, dan ditunjang dengan keahlian keluarga kita yang mempunyai sifat licik. Aku yakin, kau pasti akan mencari seorang perempuan yang bisa kau bayar untuk menjadi tunanganmu dan menikah dengannya."

Stupid WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang