Part 14

47.1K 2.9K 57
                                    

Yang paling sulit adalah ketika malam tiba. Syna bisa saja mengusir Dimitri untuk tidur di hotel, tapi hotel terdekat dari peternakan mereka berjarak 125 Km.

"Jika kau memintaku tidur di hotel, kita akan sulit mendapatkan ijin ayahmu untuk bersama. bukankah aku suamimu?" Dimitri benar, dan konyol jika mereka tidur dikamar terpisah dengan status mereka sebagai suami istri.

"Ini lebih konyol lagi!" rajuk Dimitri ketika Syna menempatkan bantal dan selimut tambahan sebagai tembok berlin diantara mereka. "Jadi sekarang aku Berlin barat dan kau berlin timur."

"Ini tembok cina yang tidak akan runtuh bukan tembok berlin. Dan aku sudah katakan, kau tidak boleh menyentuhku sampai aku setuju untuk melanjutkan pernikahan kita, jadi terima saja." Syna masih sibuk menyusun bantal dan selimut ditengah ranjang sembari Dimitri berdiri berkacak pinggang menyaksikannya dengan horror.

"Aku tidak akan menyentuhmu, lagipula aku tidak bisa bercinta dengan wanita yang sedang tidur. Itu tembok Berlin!"

"Mungkin kita tidak bercinta tapi kau akan menggerayangiku. Terserah kau mengatakan apa yang jelas ini adalah tembok pemisah."

"Atau kau yang tidak akan tahan untuk tidak menggerayangiku." Tuduh Dimitri, wajah Syna memanas untung saja ia membelakangi Dimitri. Memang itulah yang salah satu ia takutkan. Tidak ada yang menjamin kalau malam nanti dia tidak sengaja mencari kehangatan pada Dimitri.

"Jangan besar kepala, aku tidak mungkin seperti itu." Syna kemudian berbaring dan menutupi tubuhnya sampai ke lehernya dengan selimut. "Tidurlah."

"Dimana Syrina yang liar dan penuh gairah yang kukenal? Kau apakan istriku sampai ia berubah drastis." Dimitri masih mengomel, tapi ia menaiki ranjang dan menenggelamkan diri didalam selimut. Menatap tembok berlin setinggi setengah meter di sebelahnya dengan kesal.

"Syrina itu hanya ada di kota metropolitan, saat ini kau berhadapan dengan Syrina perempuan kampung."

"Tidak bisakah kau menjadi Syrina kota?"

"Tidak, kau memanggilku Rina, Rina adalah gadis kampung pemalu. Jadi ini salahmu."

"Aku akan memanggilmu Syna."

"Terlambat."

Dimitri kemudian membongkar tumpukan yang berada di sebelah kepalanya.

"Aku menyusunnya dengan susah payah!"

"Paling tidak biarkan aku melihat wajahmu ketika tidur."

"Aku akan membelakangimu." Syna memutar tubuhnya. tadinya ia tidur menghadap tembok berlin.

"Kau tertangkap basah Nyonya Nolan. Kau juga ingin melihatku ketika tidur," seringai Dimitri. wajah Syna memerah, tapi tentu saja ia tidak akan mengakuinya. "Hanya halusinasimu." Syna mendengar pergerakan, tapi ia mengacuhkannya, ia yakin Dimitri tengah bergulang guling gelisah tidak menentu.

"Baiklah, aku akan berhalusinasi. Aku berhalusinasi menciummu penuh hasrat kemudian membuka bajumu." Suara Dimitri sangat dekat. "Tapi sebelum itu aku akan memelukmu." Tiba-tiba tangan Dimitri menarik tubuhnya, "seperti ini." Dimitri mendekapnya, seluruh tubuh Syna berada di dalam kungkungan Dimitri. Syna tidak bisa bergerak. Kaki Dimitri mengunci tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan!"

"Aku merobohkan tembok Berlin." Ada jenaka dalam suara Dimitri dan itu lebih mengesalkan. "Lepaskan atau aku akan berteriak."

Stupid WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang