3

370 22 0
                                    

Knokk knokk , daun pintu bilik Farisya dikuak dari luar sebelum wajah mama nya itu terpancul dimuka pintu . Datin umairah mengambil tempat disebelah anaknya yang sedang duduk dibirai katil itu .

" ma , can i ask you something ? "

" tanya lha , apa dia ? "

" apa maksud mama dekat majlis tadi ? " soal Farisya yang masih bingung .

" Maksud kamu ? "

" yang kami dha kawan sejak kecil ...?? "

" ouh , tak hairan lha kalau kamu ta ingat . mase tu umur kamu baru 4 tahun sebelum Is pindah ke London untuk duduk dengan uncle dan auntynya " ouh , jadi nama dia is tapi Is apa yerk ? Iskandar ? Ismail ? Ismed ?? bicara Farisya didalam hati , tak berani menanyakan pada mamanya kerana dia pasti akan dimarahi kerana sudah berbual panjang dengan jejaka itu tapi tidak menanyakan nama yang empunya badan . Pada malam itu banyak cerita mengenainya dan Iskandar diceritakan oleh mamanya atas permintaan Farisya sendiri .

" urm , tak apa lha . mama keluar dulu . kamu tu jangan tidur lewat sangat . nanti liat plak na bangun subuh " Datin Umairah mengingatkan sebelum melangkah keluar dari bilik anak daranya yang seorang ini .

" Yezz boss ! " kata Farisya sambil tabik kepada mamanya . Mamanya hanya tersenyum melihat telatah satu satunya puterinya itu .

***

" Sya ! " satu suara yang telah menghentikan langkahnya .

" what ?? " tanya Farisya bengang .

" kenapa i call , you tak angkat ? You dha tak sayangkan i lagi ke ? " soal Aqil . Farisya merasa rimas dengan lakonan Aqil itu .

" stop it lha Aqil . you and me .. We're over . "

" sayang , apa you cakap nie ? " tanya Aqil seakan tidak mengerti butir bicara yang dituturkan Farisya .

" huh , kau lupa ke apa yang kau dha cakap kat aku ? Kau maki aku . dha lupa ?? " luah Farisya bengang sebelum membuka semula langkahnya untuk meninggalkan Aqil .

" tolong jangan guna perkataan kau dan ak tu lagi , i tahu i buat salah , i mintak maaf okay ? Can we start all over again ? " ujar Aqil lembut sambil melutut membuatkan sekali lagi langkah Farisya terbantut . Kelihatan muka Aqil seperti telah menyesali keterlanjuran katanya hari itu . Farisya yang mati kutu dengan tindakan Aqil yang telah menarik perhatian pelajar lain dikolej itu , akhirnya Farisya menerima permintaan maaf dari pemilik mata coklat itu walaupun sebenarnya , dalam hati kecil Farisya masih sukar untuk melupakan apa yang telah dilakukan oleh Aqil .

Perancangan Terbaik (Short Story)Where stories live. Discover now