Bab 4 - 1

105 1 0
                                    

~Lomba awal~

Aku membuka mataku perlahan, bangun dari tidurku. Mataku sedikit menyipit saat sinar matahari sudah masuk melalui celah-celah jendela kamarku. Aku melirik jam disamping tempat tidurku. Hah? Jam 7? Haduh, telat aku! Aku langsung loncat dari tempat tidur, membuka lemari dan mengambil seragam. Lalu buru-buru aku masuk ke kamar mandi.

Tanpa lama aku mandi. Byur byur byur.. airnya terlalu banyak ku kuras. Aku langsung memakai seragam sekolahku dan meraih tasku. Lalu, aku keluar kamar. Ku dapati mamaku duduk di ruang tamu.

"Eh, nggak makan dulu?" tanya mamaku saat aku langsung keluar rumah.

"Nggak ma! Telat!" Aku langsung lari secepat-cepatnya. Pintu gerbangnya ditutup ini. Aku lari dan lari, tanpa memeriksa sekitarku.

Ayo, ayo, sedikit lagi sampai. Aku hampir sampai disekolah hingga..

Krekkkk... pintu gerbang baru di tutup. Ya ampun.

"Pak! Pak! Tolong bukain!" teriakku keras kepada pak satpam yang baru saja menutup gerbang sekolah.

"Ya ampun neng, kenapa gak dari tadi? Tumben kamu telat?"

"Yah pak, sorry, sorry. Aku kesiangan. Ayolah pak, bukain pintunya, kalo nggak aku di hukum guru pak! Please!" pintaku memaksa.

Ku lihat raut muka pak satpam itu menimbang-nimbang, boleh atau nggak.

"Pak, ayo lah pak! Hari ini lomba. Dan kalau aku nggak ada dimarahi," pintaku lagi, "Kalau nggak, aku manjat aja deh pak," kataku. Langsung aku mempraktekan memanjat gerbang.

"Eh.. stop! Iya iya, bapak bukain." Ia membuka pintu gerbang. Aku pun lari masuk ke dalam sekolah. "Makasih pak!" teriakku seraya berlari.

"Sama-sama!" balasnya teriak.

Aku sudah tidak memperhatikan ke belakang, namun aku lari. Buru-buru aku lari, dan BRUK! Aku menabrak seseorang. Wah, kalau guru gawat 100%. Aku segera bangun dan melihat siapa yang kutabrak. Ternyata bukan guru, melainkan seorang siswa. Ia buru-buru bangun.

"Eh-eh, maaf ya, aku buru-buru. Maaf deh," kataku dengan tatapan memohon.

Dia memperhatikanku, seperti menilai diriku ini orang apa. "Iya, nggak apa-apa kok," balasnya ramah. Eh dia kan, orang yang disukai Louiza.

"Ya udah, aku pergi dulu," kataku cepat-cepat, aku segera melanjutkan lari.

"Eh tunggu!" teriaknya kencang. Aku berhenti, menoleh ke arahnya.

"Apa?"

"Kamu.. Lita kan?"

"Iya. Aku lita. Kenapa?"

"Nggak. Itu aku mau kenalan aja."

"Oh."

"Namaku, Darren. Aku anak kelas XII Ipa 2. Salam kenal. Ng.. kamu temannya iza kan?"

"Ng.. ya. Kenapa?"

"Tidak. Tidak apa-apa. Maaf mengganggu." Ia langsung pergi. Kenapa? Aduh, aku lupa! Aku menepuk dahiku dan langsung lari. Aku lari hingga sampai di kelas. Cukup lama juga, dikarenakan sekolah ini terlalu besar.

*

"Darimana aja kamu?" tanya seorang guru kepadaku, "kenapa kamu telat?" lanjutnya lagi.

"Eh itu bu, hanya ya, telat bangun," jawabku sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal.

"Oh.. ya sudah, tidak apa-apa. Oh ya, hari ini lomba cerdas cermat dimulai. Persiapkan diri kamu dan juga Clarence ya."

"Yap bu!" kataku seraya hormat, seakan-akan dia bendera. Hahaha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Je t'aimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang