Chapter 6

74 1 0
                                    

Satu minggu kemudian.

Aku, Aldi, Rangga, dan Kak Cantika sedang berada di studio band untuk latihan. Kami sedang menunggu Dimas yang tak kunjung datang, padahal ini sudah terlambat lima belas menit. Rangga sudah mencoba menghubunginya berkali-kali tapi tak di angkat.

"Dimas kemana sih, tumben telat?" tanya Kak Cantika

"Mungkin masih marah sama Monik, Kak." ujar Rangga comel

"Kalian marahan?" tanya Kak Cantika padaku.

"Mmm..." aku kebingungan

"Iya, Dimas marah sama Monik gara-gara Monik nggak nerima cintanya." jelas Aldi lebih comel

"Benar begitu, Monik?" tanya Kak Cantika

"Mm, I-iya kak."

"Ya ampun Dimas, kayak bocah aja ngambek. Yaudah, sebaiknya masalah ini cepat diselesaikan demi band kita." ujar Kak Cantika

Aku mengangguk ragu.

"Yaudah, biar kakak yang pegang gitar. Ayo mulai latihan."

---

Keesokan harinya.
Aku memutuskan untuk menghampiri Dimas di kelasnya pada jam isitirahat. Raina dengan sukarela menemaniku.

Aku mencari sosok Dimas, dan akhirnya aku menemukannya.

Aku menghampiri Dimas yang sedang membaca buku komik di bangkunya.

"Dim..." panggilku pelan

Dimas menoleh dan langsung menyinis "Ngapain lo kesini?"

Aku ketakutan, "Gue, Mmm. Gue cuma mau minta maaf sama lo."

"Lebaran masih lama!" ujarnya jutek

"Dim, please, lo jangan gini terus dong."

Dimas berdecak, "Udah deh balik sana, ganggu gue baca komik aja."

"Dim, dengerin gue..."

"Kuping gue lagi cuti!" Jawabnya asal

Aku mengerutkan dahi, "Gue serius, Dim."

"Lo fikir gue bercanda? Males banget!" Kata Dimas jutek

"Kok lo gitu banget sih?" Aku mulai berlinang air mata

Dimas berdecak, "Udah deh, lo gausah nangis di depan gue, nanti gue dikira ngapa-ngapain lo. Udah sana kalau mau nangis jangan disini."

Aku menatap Dimas kecewa, kecewa dengan sikapnya yang berubah 360°

Aku menarik Raina "Ayo, Rain."

---

Latihan selanjutnya,
Dimas belum juga datang, sepertinya dia belum memaafkanku juga.

"Yaudah kita mulai aja latihannya, lagu geisha aja yang lumpuhkan ingatanku."

Aku mengangguk.

"Ok mulai"

Musik intro mulai bermain, dan akupun masuk bernyanyi. "jangan sembunyi...ku mohon padamu jangan sembunyi...sembunyi dari apa yang terjadi..."

"Assalamualaikum!" seseorang masuk, musikpun berhenti.

"Waalaikumsalam" Jawab kami

"Dimas?" aku tercengang "Lo udah gak marah sama gue?" tanyaku

Dimas tersenyum, "Nggak kok. Gue baru sadar gue terlalu kekanak-kanakan."

"Berarti lo mau dong sahabat sama gue lagi?" tanyaku

"Yaiyalah! Tapi kalau pacar gimana?" tanya Dimas

CINTA DIAM-DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang